Antara Kenangan dan Genangan – Renungan
Sumber: pexels.com

Kata Alkitab / 9 June 2022

Kalangan Sendiri

Antara Kenangan dan Genangan – Renungan

Liana M. Tapalahwene Contributor
2370

Pastinya setiap kali hujan turun membasahi bumi, akan meninggalkan genangan air. Lantas apa kaitannya antara kenangan dan genangan air hujan tersebut? Ahhhh, ini hanyalah sebuah selentingan. Selentingan yang selalu muncul dalam benak saya, ketika bunyi rintik hujan mulai berpadu harmonis di genting rumah.

Saya selalu suka dengan wangi semerbak rerumputan hijau dan wangi aspal jalanan sehabis diguyur hujan. Wangi yang begitu khas dan berbeda. Ketika hujan turun, saya selalu bernostalgia mengingat semua kenangan indah di balik genangan air hujan baik yang ditinggalkan di aspal, lantai atau di tanah. Nostalgia tentang lehidupan masa kecil yang tanpa beban, berlari dengan riang gembira menerobos hujan bersama teman-teman sepermainan.

Memang tidak semua kenangan begitu indah, demikian juga halnya dengan genangan air. Apalagi jika genangan air itu merupakan sisa banjir yang melanda. Namun, mengapa kita harus fokus pada ketidak-indahan itu. Bukankah obat yang pahit adalah penyembuh bagi penyakit?

 Baca juga : Buat Pasangan Anda Dicintai Dengan Tindakan Nyata Ini

 

Nilai Hidup

Seringkali, Tuhan mengizinkan kita mengalami masalah, ujian bahkan kita berada dalam proses yang menyakitkan untuk menunjukkan kualitas keberhargaan nilai diri kita. Nilai yang menyatakan betapa berharganya hidup kita. Nilai iman yang melebihi nilai emas murni, yang dipanaskan dalam perapian yang menyala.

1 Petrus 6-7 “Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.”

Dalam pembacaan Alkitab di atas, Rasul Petrus dengan tegas menyatakan bahwa, apapun situasi dan kondisi yang harus kita hadapi, hadapilah dengan sukacita. Karena pencobaan dan ujian adalah hal yang membuktikan kemurnian iman kita. Jika kita menelusuri tulisan Rasul Petrus ini, maka kita bisa dapati bahwa tulisan ini ditujukan kepada anggota Gereja di Lima Daerah di Asia Kecil. Surat yang ditujukan kepada kepada Jemaat Kristen, untuk memberikan pemahaman dan kesadaran bahwa ada yang harus ditanggung sebagai konsekuensi dari iman ke-Kristenan yang dianut.

 Baca juga : Harimu Terasa Berat? Ingatlah Dia, Sosok yang Selalu Ada dalam Setiap Musim & Keadaan

 

Hadiah

Lebih lanjut, Rasul Paulus dalam suratnya di Kitab Filipi 3:13-14 menyatakan – Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”

Inilah pernyataan Paulus tentang kebenaran yang sejati. Dimana Paulus menggambarkan bahwa akhir hidupnya adalah merupakan “hadiah”, yaitu panggilan untuk hidup dan memerintah bersama Allah dalam Kerajaan-Nya yang kekal.

Sudahkah kita bersiap untuk memenuhi panggilan mulia ini? Sebagai umat tebusan Allah, maukah kita memenuhi panggilan Yesus untuk menjadi pekerja di kebun anggurNya? Mari jadilah berkat dengan tidak hanya menerima pesan ini bagi diri kita sendiri, tapi luangkanlah waktu kita untuk meneruskan pesan ini kepada sesama kita. Tuhan Yesus memberkati.

 

Semua karya tulis yang dibuat oleh contributor adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Halaman :
1

Ikuti Kami