Pernahkah Anda berpikir, “Jika saya hanya memiliki .... saya akan baik-baik saja”? Isi bagian yang kosong dengan uang, pasangan, pekerjaan baru, atau apa saja yang Anda inginkan.
Seperti sifat manusia, kita selalu memiliki keinginan yang harus dipenuhi, seperti halnya rasa lapar dan haus kita sehari-hari. Kita selalu bekerja keras agar dapat memenuhi setiap keinginan kita. Terkadang kita berhasil, terkadang juga tidak. Tapi kita selalu kembali menginginkan hal yang lain.
BACA JUGA:
Saat Menghadapi Kekacauan, Renungkanlah 12 Ayat Alkitab untuk Mendatangkan Kedamaian Ini
Andai saja kita bisa mencapai kedamaian dan kepuasan tanpa perlu memikirkan banyak keinginan, tempat dimana kita tidak kekurangan apapun. Kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan yang tenang dan ideal ini adalah ketenangan. Jika ketenangan diilustrasikan melalui gambar, Anda akan menyaksikan potret keluarga yang tersenyum atau pemandangan salju yang tidak terganggu. Semuanya terlihat baik-baik saja, dan pada kenyataannya, semuanya baik-baik saja. Tidak ada kekhawatiran dan tidak ada masalah.
Ketenangan terdengar hebat, bahkan sempurna, tetapi apakah ketenangan itu mungkin hanya isapan jempol dari imajinasi manusia? Menurut Kitab Suci, ketenangan memang nyata, tetapi ketenangan alkitabiah mungkin sedikit berbeda dari cara kita memahami kata tersebut.
“Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”
(Yohanes 14:27)
Kata ketenangan mungkin tidak mucul atau tidak dapat kita temukan di dalam Alkitab. Namun, kita dapat menemukannya pada kata lain, yaitu kedamaian. Alkitab berbicara banyak tentang perdamaian dan bagaimana mencapainya.
Dalam ayat kitab Yohanes di atas dikatakan bahwa damai sejahtera yang kita temukan di dalam Allah lebih besar daripada dunia. Mengapa? Kedamaian ilahi, atau ketenangan, memberi kita semua manfaat perdamaian duniawi, dan tidak ada kontra. Kedamaian ilahi tidak bersifat situasional.
Kita dapat menemukan ketenangan bahkan dalam menghadapi kesulitan, seperti ketika Paulus menulis dengan sukacita dan kesetiaan dari sel penjara di Roma. Ini juga mengapa kedamaian ilahi bukanlah gangguan. Paulus bisa melihat masalah di sekitarnya, tetapi beban yang pernah dipikulnya tiba-tiba menjadi ringan. Kita dapat menanggung apapun dan segalanya karena kita memiliki pertolongan Tuhan.
BACA HALAMAN SELANJUTNYA --->>>
Sumber : Crosswalk.com