Pasangan beda agama, sering menghadapi tentangan, terlebih mereka yang memutuskan menikah dan tetap mempertahankan agama masing-masing. Secara hukum, pernikahan beda agama di Indonesia juga sulit, karena pernikahan yang sah dan diakui hukum harus dilakukan menurut ajaran agama masing-masing.
Lalu bagaimana pandangan kristen tentang hubungan beda agama?
Pernyataan Paulus dalam 2 Korintus 6:16-17 sering digunakan untuk mengingatkan mereka yang memutuskan memiliki pasangan yang beda agama, dia berkata seperti ini:
"Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?"
Kalimat “Pasangan tidak seimbang” yang dikatakan Paulus itu, dalam bahasa Inggris dituliskan sebagai “unequally yoked”, yang artinya kuk yang tidak seimbang. Pada jaman itu, sebuah kuk akan dipasangkan pada sepasang lembu yang memiliki tinggi yang sama sehingga mereka bisa menanggung beban yang seimbang untuk menarik pedati atau menarik bajak.
Jika kamu lebih suka menonton, simak penjelasan lengkapnya DI SINI.
Namun jika hewan yang dipasang tidak seimbang, seperti lembu dipasangkan dengan keledai, maka keledai yang lebih rendah dan berjalan lambat membuat pedati atau bajak itu berjalan berputar-putar atau saling berlawanan sehingga tidak bisa menjalankan tugas mereka.
Demikian juga pasangan yang tidak seimbang dalam hidup ini, dalam hal ini Paulus merujuk kepada mereka yang mengenal Kristus dan orang tidak percaya.
Namun sebelum Paulus berbicara tentang hal ini, Ulangan 7:1-4 telah berbicara tentang garis batas hubungan dengan mereka yang tidak mengenal Allah dan alasan mengapa Allah tidak mengijinkannya, ayat 2 dan 4 berkata seperti ini: "Janganlah juga engkau kawin-mengawin dengan mereka: anakmu perempuan janganlah kauberikan kepada anak laki-laki mereka, ataupun anak perempuan mereka jangan kauambil bagi anakmu laki-laki; sebab mereka akan membuat anakmu laki-laki menyimpang dari pada-Ku, sehingga mereka beribadah kepada allah lain. Maka murka TUHAN akan bangkit terhadap kamu dan Ia akan memunahkan engkau dengan segera."
Hubungan beda agama pada akhirnya akan menggerus dan menggoyahkan iman seseorang. Ketika kita menggeser posisi Tuhan untuk orang yang kita cintai, maka dia sudah menjadi sebuah berhala dalam hidup kita.
Pernikahan dirancang Tuhan sebagai hubungan yang paling intim antara dua insan, sebuah gambaran tentang hubungan antara Yesus dan gereja-Nya. Bagaimana kita bisa menggenapi rencana Allah untuk menjadi gambaran hubungan Allah dan gereja-Nya jika kita menikah dengan orang yang tidak percaya kepada-Nya
Pertanyaan ini perlu kamu renungkan dan jawab secara pribadi.
Ada beberapa contoh tokoh-tokoh Alkitab yang bisa kita pelajari tentang bagaimana mereka memilih untuk menikahi orang yang berbeda agama, nilai-nilai kebenaran dalam hidup mereka tergerus dan bahkan berujung pada menyembah berhala dan kehancuran hidup.
Baca juga: Apa Kata Alkitab Tentang Cemburu Tanda Cinta? Bagaimana Cara Mengatasi Cemburu
Simson, ia tidak mengindahkan peringatan orangtuanya, dan ia memilih Delila, seorang Filistin dari lembah Sorek untuk menjadi istrinya. Keputusannya itu berujung pada pengkhianatan demi pengkhianatan dari Delila, yang pada akhirnya menjebloskan Simson ke penjara Filistin dalam keadaan buta (Hakim-hakim 13-16).
Salomo, seorang raja yang hebat dan diberkati Tuhan, namun karena cintanya kepada istri-istrinya ia mengkhianati Tuhan dan menyembah berhala (1 Raja-raja 11:1-13). Karena keputusan Salomo itu, janji berkat Tuhan berubah menjadi kutuk, dan Kerajaan Israel akhrinya pecah. Konsekuensi yang sangat berat bukan?
Mungkin kamu berkata bahwa kamu tidak akan meninggalkan Tuhan sekalipun menikah dengan mereka yang berbeda kepercayaan. Namun, bagaimana dengan anak-anak dan keturunanmu nanti?
Bagaimana caramu membesarkan mereka dengan nilai-nilai Kerajaan Allah, atau nilai-nilai yang dianut agama pasanganmu? Apakah mereka akan mengenal Allah yang kamu sembah?
Sama seperti Simson dan Salomo, keputusan mereka tidak hanya berdampak kepada diri mereka saja, tapi atas keluarga mereka, kota mereka dan bahkan bangsa mereka. Ada konsekuensi panjang atas sebuah keputusan yang kamu buat di saat ini.
Ada orang-orang yang terdampak oleh keputusanmu, mereka bisa saja keluargamu, anak-anak dan cucumu nanti, bahkan lingkungan sekitarmu.
Pertimbangkan baik-baik sebelum membuat keputusan untuk menikah, jadikan firman Tuhan menjadi penuntunmu, dan dengarkanlah nasihat orangtua.
Namun bagi kamu yang sudah terlanjur menikah dengan pasangan beda agama, Paulus menasihatkan dalam 1 Korintus 7:12-14, jangan tinggalkan pasanganmu. Hiduplah dalam takut akan Tuhan dengan sungguh-sungguh, sebab hidupmu menguduskan pasanganmu.
Bawa dia dan anak-anakmu dalam doa, jadilah kesaksian yang hidup melalui teladan hidupmu, dan nantikanlah waktunya Tuhan menjamah hidup mereka.
Namun ingat, bahwa pernyataan Paulus bagi mereka yang sudah menikah beda agama ini bukanlah sebuah pembenaran untuk melakukannya, karena ada harga yang harus dibayarkan ketika kamu memutuskan untuk melakukannya.
Simson dan Salomo saja pada akhirnya jatuh karena hal ini, bagaimana dengan kita?
Pasangan hidup adalah seorang penolong yang melengkapi kita dalam menggenapi rencana Allah dalam hidup ini. Pastikan kamu membuat keputusan yang tepat, karena pernikahan dalam Kristen adalah perjanjian seumur hidup.
Jika kamu sedang bergumul dengan hubungan beda agama, mari hubungi SAHABAT24 sekarang juga. Konselor kami siap untuk mendengarkan setiap masalahmu dan mendoakanmu. Percayalah bahwa selalu ada harapan dan jawaban di dalam Kristus Yesus. Hubungi WA: 0822 1500 2424 atau klik http //bit.ly/inginKonseling
Sumber : jawaban.com