Dalam suratnya, Petrus menggambarkan seperti apa orang percaya mula-mula yang tersebar di Asia kecil.
Di masa itu, orang-orang percaya mengalami penderitaan dan pergumulan. Mereka menghadapi krisis identitas. Mereka adalah kelompok minoritas (1 Petrus 2:12), yang tidak dipandang dan bahkan dianggap sebagai kaum marjinal yang disebut dengan hamba (1 Petrus 2:18). Tidak ada kelebihan atau hak istimewa yang mereka punya!
Berkali-kali mereka difitnah dan dinista (1 Petrus 2:12; 1 Petrus 3:16), mengalami ketidakadilan (1 Petrus 2:18-19; 1 Petrus 4: 14-16). Di tengah-tengah kondisi seperti inilah surat Petrus dituliskan kepada mereka. Dengan harapan supaya mereka mendapatkan kekuatan dan pengharapan yang baru.
Kita pun hari ini juga tidak luput dari penderitaan, pergumulan, dan tekanan hidup. Hanya saja mungkin bentuknya berbeda dengan orang-orang percaya mula-mula di sekitar Asia kecil. Di tengah-tengah kondisi hidup kita yang dekat dan akrab dengan penderitaan, pergumulan, dan tekanan, Petrus mengajarkan kepada kita 2 hal penting:
1. Memurnikan diri dengan ketaatan kepada firman Tuhan
Petrus tidak akan pernah lupa akan kasih Yesus yang dia alami setelah menyangkali dia sebanyak 3 kali. Dia tidak ingin orang lain mengalami hal seperti dirinya. Oleh sebab itu, dia mendorong supaya orang-orang percaya di Asia Kecil mempersiapkan pikiran mereka untuk bertindak di hari-hari sulit yang akan mereka hadapi dan memperkuat roh dan jiwa mereka.
Dia mendorong mereka untuk menjadi anak-anak yang taat kepada kebenaran firman Tuhan dan tidak menjadi serupa dengan dunia.
Baca Juga: PGI dan KWI Umumkan Tema Natal 2021, Berikut Kutipan Ayat dan Maknanya...
Firman Allah yang seperti apa yang mendasari kita hidup di dunia yang penuh tantangan ini?
Firman Allah bersifat kekal dan dari benih yang tidak fana (incorruptible atau unperishable seed), firman yang tidak bisa rusak, busuk atau mati.
Karena firman Allah yang hidup itu bukan hanya sekedar memberikan sebuah solusi kehidupan kita di dunia ini, tetapi firman Allah itu memberikan sebuah jaminan dan pengharapan terhadap kehidupan kekal kita kelak. Selama kita mau mendasarkan hidup kita pada firman Allah, kehidupan kita tidak akan mampu digoyahkan dengan keadaan apapun.
BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->
Sumber : Berbagai Sumber | Jawaban.com