Ada orang yang berani menjual kebohongan demi popularitas. Mereka tidak menyadari bahwa suatu saat kebohongan itu akan menyatakan dirinya sebagai kebohongan meski ditutupi dengan rapat-rapat.
Karena apa yang disembunyikan dalam gelap akan disingkapkan oleh terang.
“Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah.” (Lukas 12: 3)
Manusia bisa menutupi segala kebohongan dengan berbagai cara. Namun Tuhan juga punya cara untuk menyingkapkannya. Ketika Tuhan ikut turun tangan menyingkapkan kebohongn, habislah riwayat kita.
Siapa yang menyangka kalau dosa perzinahan Daud akan tersingkap dalam waktu yang sangat cepat? Raja Daud tidak menyadari jika Allah mengetahui ‘akal bulusnya’ yang dibungkus begitu rapi. Melalui nabi Natan, Daud ditegur dan matanya dibuka bahwa ‘tidak ada perkara yang tersembunyi bagi Allah’.
Baca Juga: Belajar Tentang Pengaruh Seorang Isteri Dari Kisah Ananias dan Safira di Alkitab!
Allah maha tahu, maha mengerti dan maha adil. Syukurlah Daud segera insaf dan bertobat. Meski demikian, kejahatan Daud memberikan stigma buruk bagi perjalanan karirnya.
Seorang hamba Tuhan diam-diam melakukan pelecehan seksual pada jemaatnya selama 26 tahun. Istri bisa dikibuli, jemaat bisa dibohongi. Tetapi jangan main-main dengan kuasa Tuhan. Mata Tuhan ada dimana-mana. Ia mengamati setiap prilaku kita. Malaikatnya berada di sekitar kita dan Roh-Nya tinggal di dalam diri kita.
Jangan sekali-kali menyembunyikan kebohongan di hadapan-Nya. Lebih baik segera bertobat, mengakui kesalahan dan minta ampun pada Tuhan, daripada meringkuk di penjara dan segalanya hancur berantakan.
Baca Juga: Berbohong Bukan Hanya Bikin Cemas, Dampaknya Bisa Lebih Parah Loh!
Jangan pernah menjual kebohongan demi ketenaran atau kenyamanan. Jangan pikir dengan berbohong Anda akan hidup bahagia. Segala sesutu ada waktunya. Ingatlah, untuk menutupi satu kebohongan, dibutuhkan sembilan kebohongan yang lain. Jadi orang yang suka berbohong pasti akan mengalami rasa bersalah serta tekanan jiwa. Kalau tidak percaya, teruslah berbohong. Untuk itu, jaga hati jangan kau kotori. Karena mereka yang hidup dalam kebohongan tidak akan mengalami ketenangan dan sukacita hidup. Bisa-bisa nasib hidupnya seperti Ananias dan Safira (Kisah Para Rasul 5: 1-11). Waspadalah!
Sumber : Paulus Wiratno