Kristen Protestan masuk Maluku
Upaya maskapai dagang Belanda, Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) untuk memonopoli perdagangan Nusantara membuat posisi Portugis saat itu dengan usaha dagang dan syiar katoliknya di Nusantara terancam. Para pemuka agama Katolik yang harusnya menyebarkan syiar justru sibuk berdagang sehingga lalai memperhatikan kebutuhan umat.
Di abad ke-16 gereja di Maluku yang dibawah naungan Portugis menderita karena pergolakan politik yang terus-menerus terjadi. Hingga akhirnya pada tahun 1575, Portugis memutuskan untuk pergi dari nusantara. Upaya VOC mengejar keuntungan ekonomis di nusantara turut dibarengi dengan mandat gereja Protestan Belanda. Yang pada masa itu berstatus sebagai gereja negara, yaitu untuk menyebarkan iman Kristen. Untuk itulah VOC membawa pendeta-pendeta sebagai pegawai VOC.
Para pendeta ini bukan hanya bertugas menyelenggarakan kebutuhan rohani para pedagang, pegawai, dan pasukan Belanda di pulau-pulau tempat VOC telah menaumkan kantornya. Tetapi, mereka juga melakukan penginjilan dan memberikan pendidikan bagi anak-anak mereka. Melalui VOC, Belanda untuk pertama kali memperkenalkan wajah Kristen Protestan di Indonesia yang dipengaruhi oleh ajaran Jones Kelvin dan Martin Luther yang merupakan Tokoh Reformasi Gereja pada abad ke-16.
Berjalannya waktu VOC bangkrut di tahun 1799 dan nusantara berada di wilayah nederlandsch-indie atau Dutch East Indies yang dalam Bahasa Indonesia dikenal sebagai Hindia Belanda. Di masa ini pemerintahan Hindia Belanda memberikan perhatian lebih terhadap perkembangan Kristen di daerah koloninya. Maluku menjadi wilayah pertama dimana Kristen Protestan menyebar luas.
Orang yang menyebarkan iman Kristen di maluku ialah Joseph Kam, yang mendapat gelar Rasul Maluku oleh masyarakat Kristen di Maluku karena jasa dan perkembangan kekristenan di sana. Joseph kam ditahbiskan sebagai pendeta pada tahun 1813 oleh Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG) atau Serikat misionaris negeri Belanda. Kam diutus ke Pulau Maluku dan melakukan semua tugas pendeta di Maluku sendiri. Misalnya seperti berkhotbah, mengunjungi jemaat-jemaat di pedalaman.
Namun yang menarik dari pelayanan Kam, bukan hanya dibidang gereja, tetapi juga meliputi misi Pendidikan, yakni mendidik warga lokal dari Maluku untuk lepas dari Pembodohan. Ia membimbing dan memberi perhatian kepada guru-guru di tahun 1819 di Ambon.
Kam membuka sekolah untuk mendidik orang Ambon menjadi guru dan dapat mengajar dengan lebih baik di gereja dan sekolah. Salah satu lulusan sekolah yang didirikan Kam, ialah W. Hehanusa yang kemudian menjadi pendeta pribumi pertama di Ambon.
Setelah 20 tahun melayani di kepulauan Maluku, Kam meninggal pada tanggal 18 Juli 1833. Kam dimakamkan di kuburan belakang Soya, Ambon yang saat ini menjadi halaman gedung gereja yang mengabadikan namanya. Karya Kam di Maluku sangat menginspirasi masyarakat Maluku. Oleh karena itu, muncullah berbagai kisah tentang Joseph Kam, Rasul Maluku yang diceritakan secara turun-menurun.
Sumber : jawaban channel