Alami KDRT, Haruskah Dipublikasikan di Sosial Media?
Sumber: Sehatq.com

Marriage / 17 August 2021

Kalangan Sendiri

Alami KDRT, Haruskah Dipublikasikan di Sosial Media?

Lori Official Writer
4265

Seorang wanita warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Ohio, Amerika Serikat (AS) mendadak terkenal setelah memposting kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan suaminya lewat Insta Story-nya.

Respon yang begitu besar dari masyarakat Indonesia membuat wanita bernama Tiga Setia Gara itu merasa tak enakan. Sampai pada akhirnya dia memutuskan untuk minta maaf lewat Insta Story-nya. Dia mengaku mengadukan masalahnya tersebut lewat sosial media karena saat melaporkan kekerasan yang dia alami pihak kepolisian setempat malah menuduhnya berbohong.

Dari kasus yang dialami wanita ini, timbul pertanyaan ‘Apakah pantas masalah KDRT dipublikasikan di depan umum seperti di sosial media?’

Kebanyakan kasus KDRT akan terjadi secara berulang. Jika tidak ditangani segera, maka pelaku akan melakukan tindakan yang lebih keras dan bahkan bisa berakibat pada kematian.

Terkait kasus Setia Tiga Gara, dia mengaku menyebarluaskan tindakan KDRT yang dialaminya karena pihak kepolisian tidak mempercayai pengaduannya. Hal serupa juga pernah dialami oleh wanita asal Dumai, Nur Qomariah yang membeberkan KDRT yang menyebabkan bibirnya pecah dan juga sakit kepala yang hebat di Facebook setelah pihak kepolisian menolak berkas pengaduannya.

 

Baca Juga: Suami Lakukan KDRT, Bagaimana Sikap Istri?

 

Sebagai istri yang mengalami penganiayaan secara fisik, tindakan ini tentu saja tidak bisa didiamkan. Namun alangkah baiknya lebih dulu mengkomunikasikannya kepada orang-orang terdekat seperti orangtua, saudara atau teman terpercaya. Hal ini penting demi menjaga nama baik pribadi, pasangan maupun keluarga besar.

Selain itu, korban KDRT juga perlu mengambil tindakan tegas secepat mungkin. Mengingat potensi bahaya yang mengancam nyawa dari tindakan KDRT itu sendiri. Aturannya adalah bahwa korban harus menyelamatkan diri dan bahkan anak-anak yang menyaksikannya.

Adapun tindakan tegas yang bisa dilakukan korban adalah segera meminta pertolongan dari tetangga atau orang-orang terdekat ataupun dengan melaporkannya langsung kepada pihak yang berwajib. Tapi jika kekerasan bisa dihindarkan, lebih baik untuk pergi dan mencari tempat yang aman dan sulit dijangkau oleh pasangan.

Setelah keselamatan korban dan anak-anak terjamin, ada baiknya untuk mengambil tindakan. Jangan mengobarkan api pertengkaran kembali. Sebaliknya, temui pasanganmu dan ajaklah untuk berbicara dengan jernih.

Jika tindakan ini tidak berhasil juga, akan jauh lebih baik untuk memutuskan berpisah sementara waktu. Sampai pasangan berubah dan menyesali perbuatannya.

Akan sangat baik jika pasangan-pasangan yang mengadapi masalah rumah tangga mendapatkan bantuan dari konselor profesional.

Banyak pelaku kekerasan memakai kekerasan sebagai cara untuk mempertahankan kendali atas pasangannya. Dalam kebanyakan kasus, pelaku juga akan melakukan tindakan manipulatif dengan meyakinkan pasangan bahwa dia tidak membutuhkan bantuan untuk mengatasi masalah emosi dan tindakannya. Seorang konselor yang profesional bisa membantu korban KDRT untuk mengenali sejauh mana dia mengikuti perilaku pasangannya dan tetap menerima tindakan KDRT tanpa melawan.

 

Baca Juga: Pasangan Cekcok Dengan Keluarganya, Sebagai Istri Lakukanlah Ini…

 

Kalau bantuan dari konselor itu dirasa berlebihan, pertimbangkan untuk berbicara dengan seorang pendeta atau teman baik. Ikuti juga komunitas yang bisa mendukung untuk keluar dari masalah ini.

Sayangnya, banyak kasus KDRT yang dialami keluarga modern harus berujung perceraian. Karena banyak diantaranya yang berpikir bahwa pasangannya pasti tak akan bisa berubah. Karena itu, akan sangat baik jika pasangan-pasangan yang sedang bermasalah bisa mendapatkan pertolongan dari ahli pernikahan. Atau setidaknya meminta bimbingan rohani dan doa supaya pasangan berubah dan menyesali perbuatannya.

Gak seorangpun wanita menikah ingin mengalami kekerasan fisik dalam rumah tangga (KDRT). Karena itulah penting untuk lebih dulu memastikan apakah pasangan yang kamu nikahi benar-benar hidup di dalam Tuhan atau tidak. Tapi jika memang kamu terlanjurr memilih pasangan yang emosional dan kasar, hadapilah dengan cara yang tepat dan pastinya andalkan Tuhan.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami