Mitologi Yunani menceritakan Patmos awalnya adalah sebuah pulau di dasar laut. Dewi Pemburu Rusa, Artemis memiliki ide memunculkan Pulau Patmos ke permukaan laut. Artemis sering beribadah ke kuil di Gunung Latmos yang terletak di seberang Pulau Patmos.
Artemis bertemu dengan Selene, Dewi Bulan di sana untuk meminta sang dewi memancarkan sinarnya ke bumi. Atas bujukan Selene inilah, Dewi Artemis membuat Pulau Patmos muncul di permukaan air dan menjadi sebuah pulau seperti pada umumnya. Tetapi Patmos tidak hanya dikenal dalam konteks mitos, Patmos juga menjadi tempat penting yang dicatat dalam Alkitab.
Patmos tidak bisa dipisahkan dengan Yohanes. Salah satu rasul Yesus ini menulis Kitab Wahyu di tempat itu.
Pulau yang bernama Patmos muncul di Kitab Wahyu 1: 9 demikian bunyinya: “Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.”
Ayat tersebut juga menegaskan bahwa Yohanes adalah penulis dari Kitab Wahyu. Yohanes menulis semua isi Kitab Wahyu berdasarkan pewahyuan dari Tuhan di pulau bernama Patmos, sebuah pulau di wilayah Yunani.
Letak Geografis Patmos
Patmos adalah sebuah pulau dari banyak pulau-pulau di Laut Aegea, Yunani. Patmos terletak di sebelah Barat Daya Turki dan menjadi salah satu gugusan kepulauan Sporades. Patmos memiliki luas 34 km².
Pemukiman Patmos dibangun dengan bentuk acropolis menjadi sebuah pemukiman yang dibangun oleh Pemerintah Romawi. Acropolis adalah sebuah bentuk bangunan pertahanan yang dicirikan oleh adanya tembok benteng dan menara.
BACA JUGA: #FaktaAlkitab – Pulau Patmos, Disinilah Tempat Rasul Yohanes Dibuang dan Terima Pewahyuan
Patmos menjadi tempat pengasingan bagi tahanan-tahanan politik dan pemberontak terhadap Romawi. Kesunyian tempat ini cocok bagi Yohanes untuk menulis Kitab Wahyu. Pulau itu tandus, berbatu, dan curam. Tanahnya tidak subur oleh karena itu tidak ada kehidupan di sana.
Ahli sejarah tidak menemukan bukti bahwa Yohanes dijebloskan penjara di sana. Ia juga melakukan kerja paksa. Ahli sejarah mengatakan bahwa bagi banyak orang hidup dalam suasana isolasi seperti itu sudah menjadi hukuman tersendiri.
Mengapa Patmos dipilih Kaisar Domitian untuk mengasingkan Yohanes?
Pemerintah Kekaisaran Romawi tentu sudah memiliki catatan lengkap semua kegiatan Yohanes. Sang Rasul terlibat dengan para Rasul lainnya dalam pencurahan Roh yang besar pada hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 2: 1-4).
Dalam Kisah Para Rasul pasal ketiga, kita membaca tentang Yohanes dan Petrus menyembuhkan seorang pria yang lumpuh sejak lahir. Akibat aksi itu mereka ditangkap oleh para pendeta dan orang Saduki. Tetapi Yohanes dan Petrus menggnakan kesempatan penangkapan itu untuk bersaksi tentang Kristus, hingga para penguasa membiarkan mereka pergi (Kisah para Rasul 3–4).
Pada kesempatan lain, mereka kembali dipenjarakan, “tetapi malaikat Tuhan pada malam hari membuka pintu penjara, dan membawa mereka keluar,” menyuruh mereka untuk bersaksi lagi kepada orang-orang. (Kisah Para Rasul 5: 17-20). Catatan terakhir untuk Yohanes ketika ia dan Petrus pergi ke Samaria untuk memberikan karunia Roh Kudus kepada orang-orang yang bertobat di Filipus (Lihat Kisah Para Rasul 8: 14-17). Semua catatan tersebut menjadikan Yohanes melakukan pelanggaran berat dan Kaisar Domitian membuangnya ke Patmos.
Kapan Yohanes berada di Pulau Patmos?
Kapan Yohanes berada di Pulau Patmos?
Rasul Yohanes, diasingkan ke pulau Patmos sekitar tahun 95 M pada jaman Romawi diperintah oleh Kaisar Domitian. Sang Kaisar memproklamirkan diri sebagai "Dewa dan Tuhan" dan diktator kejam, memerintah dari 81 hingga 96 M. Kaisar sangat membenci kekristenan sehingga dia banyak melakukan penganiayaan pada orang Kristen. Rasul Yohanes menjadi salah satu korban kekejaman Kaisar Domitian.
Tradisi menegaskan bahwa Yohanes tinggal di sebuah gua di Patmos ketika dia menerima Wahyu dari Tuhan dan menuliskannya. Hal itu mungkin dikaitkan dengan Nabi Elia yang melakukan percakapan dengan Firman Tuhan di sebuah gua di gunung Horeb (1 Raja-raja 19: 9).
Apakah Patmos menjadi tempat tinggal Selamanya bagi Yohanes?
Kamus Alkitab Easton menulis bahwa Yohanes 'pensiun' ke Efesus setelah menulis Wahyu. Rasul yang sudah tua, menurut Easton, hidup lebih lama dari semua teman dan kenalannya selama bertahun-tahun.
Kaisar Domitianus membuang John ke pulau Patmos, pada 95 M dengan harapan dia akan mati di pulau itu. Tetapi Penerus Domitianus, yaitu Kaisar Nerva, kemungkinan besar membebaskannya pada 96 M dari pembuangannya. Yohanes menjadi orang terakhir yang hidup dari antara para rasul lain yang menyaksikan transfigurasi Kristus (Matius 17: 1 – 9).
Setelah dibebaskan dari pembuangan, Yohanes menyelesaikan penyusunan buku dan kanonisasi Perjanjian Baru sekitar 96 - 99 M. Yohanes berumur panjang dan meninggal mendekati tahun 100 M. Beberapa bukti sejarah menunjukkan bahwa rasul terakhir itu mengakhiri hari-harinya di kota Efesus di Asia Kecil (Turki).
BACA JUGA: #KataAlkitab - Kapan Hari Kiamat Tiba? Ini Tanda-tanda Akhir Zaman
Bukti sejarah tersebut sesuai dengan pernyataan Yesus pada Yohanes di depan rasul-rasul saat mereka mengadakan perjamuan makan. Saat itu, semua rasul ingin mengetahui kebenaran bahwa ada salah satu murid yang tidak akan mati. Yesus berkata bahwa jika Yesus menghendaki dia tinggal sampai aku datang, maka hal itu bukan menjadi urusan semua rasul lain (Yohanes 21:23).
Tempat menjadi penting bagi manusia untuk mengenal kehendak Tuhan. Kita memang bisa menemukan Tuhan di mana saja, karena Tuhan Maha Hadir. Tetapi dalam keadaan tertentu, kita memerlukan tempat khusus untuk menemui-NYA. Karena di tempat-tempat khusus itu, kita bisa menemukan suasana ketenangan baik secara lahir maupun batin.
Sumber : jawaban.com