Pernahkah kamu merenungkan apa sebenarnya yang menjadi penghambat dari jawaban atas doa-doamu? Saya akan membagikan apa yang saya dapatkan mengai apa yang menjadi penghalang dari jawaban doa yaitu dosa, ketakutan, egois, waktu, dan gangguan. Dalam artikel kali ini, kita akan membicarakan tentang penghalang yang pertama, yaitu dosa.
Firman Tuhan mengatakan bahwa tanpa ketaatan tidak ada berkat. Ketidaktaatan terhadap Firman-Nya adalah sebuah dosa. Mungkin saja kita setia membayar perpuluhan dan persembahan serta mengikuti kebaktian gereja, namun jika kita tidak berjalan berdasarkan Firman Tuhan, kita sudah tidak taat dan berdosa. Mungkin kita menjadi marah pada Tuhan karena Dia tidak menjawab doa kita, tapi jika kita berjalan dalam ketidaktaatan maka kita menghalangi diri kita sendiri untuk menerima berkat.
Dosa tampaknya berkembang dalam 3 tahap, mulai dari pikiran, kata-kata lalu tindakan. Alkitab menyatakan, "Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia." (Amsal 23: 7).
Jika pikiranmu dikuasai oleh amarah, iri dan semacamnya, maka itu merupakan sebuah indikasi dari siapa sebenarnya diri kita, meski kita tidak ingin menjadi seperti figur tersebut (2 Korintus 10: 3-5). Sebagai orang Kristen kita harus berjuang untuk mempertahankan pikiran yang tulus dan sejalan dengan Firman-Nya.
Filipi 4: 8 menantang orang percaya, "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu."
Jika kita memfokuskan pikiran kita pada Tuhan, kita akan menjadi lebih efektif dalam menjaga pikiran kita tetap murni. Dan karena tujuan kita adalah untuk menjadi seperti Yesus, kita harus merenungkan dan menjaga pikiran kita tetap tertuju pada-Nya. Dan jika kita berjalan dalam ketaatan, kita sudah berada di posisi yang tepat untuk menerima berkat yang kita minta kepada-Nya.
Baca juga: Dalam Percaya Terbit Kuasa, Kisah Ini Jadi Buktinya
Alkitab menyatakan, “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.” Misalnya, kita meminta berkat keuangan kepada Tuhan, namun jika dalam keseharian kita tetap membicarakan keraguan atau perkataan negatif, kita akan memakan ‘buah’ dari keraguan kita dan menghalangi berkat atau jawaban doa kita sendiri. Perbuatan kita menyatakan apa yang kita hidupi dan terlihat dalam keseharian kita.
Banyak orang percaya yang salah persepsi dalam hal ini, yang menganggap bahwa mereka cukup mengatakan kebenaran di depan orang lain sementara di balik pintu mereka tidak melakukan kebenaran. Meski demikian, Galatia 6: 7-8 menyatakan dengan jelas, “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu." Kita tidak bisa menyalahkan orang lain atas kurangnya berkat kita.
Intinya, jika kita menjalani hidup seolah-olah Tuhan tidak Maha Hadir dan tidak Maha Tahu, maka kita hanya menipu diri kita sendiri. Kekristenan kita tidak hanya tentang kata-kata, tapi tentang perbuatan dan tindakan. Seperti yang dikatakan dalam Yakobus, “Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.”
Jika kita menginginkan berkat Tuhan, kita harus hidup sejalan dengan Firman-Nya. Jika kita berjalan dalam ketaatan kita akan berada di tempat yang tepat untuk menerima berkat-Nya.
Baca juga: 10 Alasan Kenapa Kita Harus Berdoa, Orang Kristen Harus Tahu!
Sumber : cbn.com