Ledakan bom bunuh diri yang terjadi di depan pintu gerbang Gereja Katedral Makassar pada Minggu, 28 Maret 2021 rupanya bukan kali pertama terjadi.
Gereja Katedral Makassar yang juga dikenal dengan nama Gereja Katedral Ujung Pandang ini sebelumnya juga pernah dibom pada 9 Oktober 1943.
Kala itu, pertempuran melawan sekutu sedang panas-panasnya. Akibatnya, kota Ujung Pandang pun dihujani bom oleh tentara sekutu. Sebuah bom pun mendarat sekitar 10 meter dari gedung gereja dan mengakibatkan kerusakan besar di bagian altar.
Gereja ini sendiri terbilang berusia sudah cukup tua. Didirikan pada tahun 1898 menjadikannya sebagai gereja tertua di Sulawesi Selatan. Kehadiran gereja ini pun jadi tonggak awal pertumbuhan agama Katolik di Makassar.
Tentu saja sangat disayangkan karena ledakan bom justru menyasar gereja, yang seharusnya dihormati dan dijaga. Kejadian ledakan bom inipun sudah tentu mengundang perhatian dari semua kalangan, termasuk Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).
Baca Juga: Bom Bunuh Diri Jelang Paskah, Ini 3 Fakta Detik-detik Ledakan di Gereja Katedral Makassar
Pernyataan Sikap KWI
Sekretaris Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Agustinus Heri Wibowo angkat bicara terkait ledakan bom yang terjadi d depan Gereja Katedral Makassar.
“Kami sudah sampaikan pernyataan resmi dari Konferensi Waligereja Indonesia. Jadi pernyataan sikap dan himbauan peristiwa bom bunuh diri, di depan Gereja Katedral Makassar pada Minggu, 28 Maret 2021 pukul 10.00 WITA,” ungkap Romo Agustinus.
Demikian 7 butir pernyataan sikap KWI:
1. Keprihatinan, doa, dan duka cita mendalam atas peristiwa yang menciderai rasa kemanusiaan seluruh bangsa, yang telah mengakibatkan adanya korban luka-luka.
2. Peristiwa bom bunuh diri tersebut bukan hanya menjadi keprihatinan umat Katolik semata,melainkan keprihatinan seluruh bangsa dan negara Indonesia.
3. Kecaman keras atas tindakan bom bunuh diriyang merendahkan martabat manusia, menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan, dan menambah daftar panjang tindakan terorisme di bumi Nusantara yang kitacintai.
4. Himbauan kepada seluruh umat Katolik dan seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi.
5. Seruan kepada seluruh umat dan masyarakat untuk tidak takut dan resah, namun tetap waspada.
6. Himbauan agar tidak ada diantara kita yang mempostinggambar atau video tentang peristiwa ini yang justru dapat menimbulkankeresahan di tengah masyarakat.
7. Kepercayaan penuh bahwa Pemerintah, TNI, danPolri, mampu mengusut tuntas kasus ini dan dapat menciptakan suasana aman dan nyaman bagi seluruh warga Indonesia
Baca Juga: PGI dan Aktivis Muda Kristen Sikapi Bom di Gereja Makassar
Mari bersatu dan sepakat berdoa bagi keamanan Indonesia, khususnya menjelang perayaan Paskah dan juga penyambutan puasa bagi umat Muslim. Kiranya damai dari Tuhan tercurah atas kita masing-masing.
Sumber : Jawaban.com