Elizabeth Mandak adalah seorang single parent yang berjuang membesarkan dua anaknya. Sebagai pekerja TKI di Hong Kong, Elizabeth membagikan bagaimana Tuhan dengan setia memelihara hidupnya dan membukakan pintu pemulihan hubungan dengan putri sulungnya di masa pandemi ini.
Sebagai mitra setia CBN sejak tahun 2014 silam, ada banyak pasang surut kehidupan yang sudah dilaluinya. Dua hal terberat yang dialaminya adalah hubungannya yang sudah mulai renggang sejak tahun 2017 dengan anak perempuannya serta penyakit TBC yang membuatnya menderita.
Di saat yang bersamaan, Elizabeth juga harus menerima kabar yang tidak menyenangkan bahwa dirinya menderita TBC. Saat menjalani pengobatan pertama, batuk yang dideritanya memang sudah mulai membaik. Hal inilah yang memberanikannya untuk menerima tawaran pekerjaan kembali ke Singapura.
Tiga bulan setelah bekerja di sana, Elizabeth harus kembali ke Indonesia. Hubungannya yang masih kurang baik dengan putrinya memaksa Elizabeth untuk tinggal sementara waktu di rumah adiknya.
Tanpa disangka-sangka penyakitnya kembali kambuh. Untuk menjaga kesehatan keluarga sang adik, Elizabeth pun memilih untuk mencari tempat tinggal sendiri. Dengan situasi pengangguran dan sakit, dia berjuang sendiri untuk terus melanjutkan hidup.
Untuk kedua kalinya, Elizabeth kembali memeriksakan diri ke dokter dan menjalani pengobatan rutin selama enam bulan. Meski begitu, iman dan pengharapannya kepada Tuhan tetap kuat.
“Sekalipun keadaan saya seperti itu: sakit, pengangguran, homeless. Saya tetap tekun berdoa, tekun beribadah. Saya harus minum obat selama 6 bulan. Badan saya sangat kurus dan kulit saya yang putih menjadi hitam. Saya tetap bertekun, berharap pada Tuhan saya percaya ada maksud dan rencana Tuhan yang indah ketika saya harus mengalami semua ini,” ungkap Elizabeth.
Baca Juga: Kesaksian Henny Juaria, Kuasa Menabur di Tengah Masa Krisis
Ketekunan Elizabeth menjalani pengobatan rutin akhirnya membuahkan hasil. Penyakit TBC akhirnya sembuh total. Kabar ini sekaligus membuat Elizabeth bersukacita karena keinginannya untuk kembali bekerja di luar negeri bisa terwujud.
“Untuk hasilnya saya harus menunggu beberapa hari. Jadi saya terus berdoa tapi untuk hasil saya serahkan kepada Tuhan. Karena Dia tahu yang terbaik buat saya. Saya katakan. ‘Kalau Tuhan izinkan saya kerja kembali di Luar Negeri, saya akan sungguh-sungguh bekerja. Saya akan lebih lagi menabur. Saya akan lebih peduli kepada sesama yang membutuhkan,” ungkapnya.
Pada tahun 2018, setelah mendapatkan hasil rontgen, dia pun memutuskan untuk menerima tawaran bekerja di Hong Kong dan masih berada di sana sampai saat ini.
“Akhirnya saya lulus dan bisa langsung bekerja dan mendapatkan bos anak Tuhan yang luar biasa baiknya…Masa pandemi ini keadaan di Hong Kong benar-benar terpuruk, tapi saya sebagai anak Tuhan sekalipun kami tidak boleh keluar rumah karena virus, tapi gaji tetap dapat penuh. Sehingga saya berkomitmen lagi untuk memberi lebih kepada CBN. Karena saya tahu Tuhan yang sudah memenuhi kebutuhan saya dan memelihara hidup saya,” katanya.
Setelah berjuang melawan TBC, Elizabeth masih terus berjuang untuk pemulihan hubungannya dengan anak perempuannya. Sebagai seorang ibu, Elizabeth tak bisa mendustai hatinya yang selalu mengasihi putrinya itu. Tuhan pun melembutkan hatinya dan mendorongnya untuk terus berdoa meminta pemulihan.
Hingga suatu kali, kondisi ekonomi yang kurang baik memaksa anak perempuannya itu untuk kembali menghubunginya. Tuhan pun membukakan pintu pengampunan di dalam hati Elizabeth. Sehingga dengan cara-Nya, hubungan mereka dipulihkan sepenuhnya.
“Tuhan sungguh ajaib, Dia memulihkan hubungan kami dalam masa-masa ekonomi yang sulit. Saya dengan sukacita menolongnya, karena kasih iu sepanjang jalan. Apa yang pernah kami alami hubungan yang tidak baik, saya sudah lupakan, saya juga meminta maaf kepada dia mungkin selama ini saya mengecewakannya,” ungkapnya.
Elizabeth bersyukur karena setiap kesusahan yang dia lewati berakhir dengan kebaikan. Bahkan selama bekerja di luar negeri, Elizabeth mengaku sangat diberkati secara materi. Karena itulah dia terus berkomitmen menabur untuk pelayanan CBN hingga saat ini. Bahkan melalui kesaksiannya, teman sekerja dan juga anak-anaknya ikut menjadi mitra kerja CBN untuk menjangkau lebih banyak jiwa di luar sana.
“Puji nama Tuhan, semua karena kasih Tuhan bagi kita yang tidak pernah ragu akan pemeliharaan Tuhan dalam hidup kita. Lakukan bagian kita, maka Tuhan akan melakukan bagian-Nya. Saat kita memberi maka kita akan diberi,” pungkasnya.
Apakah Anda rindu menjadi berkat bagi orang lain? Mari bergabung bersama pelayanan kami di CBN. Dengan berdonasi bersama Jawaban.com, Anda sudah memberitakan kabar baik untuk menjangkau banyak jiwa di bangsa ini. Yuk daftarkan diri Anda di https://www.jawaban.com/donasi/.
Sumber : Jawaban.com