Bagi kebanyakan orang Kristen, pacaran adalah fase penting bagi
pria dan wanita untuk menjaga kekudusan. Karena itulah muncul berbagai prinsip dan
batasan dalam berpacaran, salah satunya tidak bisa melakukan sentuhan secara fisik salah satunya adalah hubungan seksual.
Namun dari hasil sosial experiment yang dilakukan oleh Jawaban.com didapatkan bahwa rata-rata anak
muda yang pacaran setuju kalau batasan pacaran ini bisa hanya sebatas gandengan tangan, ciuman, pelukan dan juga tindakan manja dengan pasangan.
Raditya Oloan pun menyampaikan pandangannya soal batasan fisik
dalam pacaran. Dia menuturkan kalau sentuhan fisik memang penting karena hal
itu bisa jadi salah satu bahasa kasih seseorang. Tapi kalau diperhatikan secara
mendalam dari, Raditya menyampaikan kalau pasangan yang berpacaran harus berhati-hati dengan sentuhan fisik karena hal itu membangkitkan gairah yang lebih jauh.
Menurutnya, sentuhan fisik seperti gandengan tangan masih dianggap
wajar kalau kondisinya memang terpaksa. Misalnya, gandengan tangan saat akan menyeberang
jalan atau melindungi pasangan dari sesuatu yang mengganggu. Berbeda dengan nafsu, dimana tujuannya hanyalah untuk menguntungkan diri sendiri.
"Gandengan tangan bisa aman kalau memang itu bukan tentang kita. Itu membuat aman misalnya nyebrang dan sebagainya," ucap Raditya.
Meski begitu, Raditya tetap mengingatkan supaya sentuhan
fisik ini tidak menjurus pada hal yang lebih jauh seperti rangkulan, pelukan,
ciuman dan sebagainya. Karena kalau sampai halite terjadi, itu artinya pasangan berpacaran tidak lagi memakai cinta, tapi sebaliknya didorong oleh nafsu.
Karena itu, supaya sentuhan fisik tidak mengarah pada nafsu Raditya
mengingatkan supaya pasangan Kristen yang berpacaran tetap menjaga pikiran dan hatinya.
“Sebagai anak-anak Tuhan, kita percaya kalau Roh Kudus ditempatkan
dalam hati kita untuk membuat sinyal-sinyal apakah ini bisa kita lanjutkan atau
kita harus stop. Selalu ada namanya hati nurani, itu dimana Roh Kudus bertahta.
Alkitab di Efesus 4: 18-20 mengatakan bahwa titiknya ada pada hati kita. Di bioskop, contohnya, ciuman dimulai dari gandengan tangan,” ungkapnya.
Waktu gandengan tangan justru membangkitkan nafsu, maka akan lebih
baik untuk segera menghentikannya. Masalahnya gak terletak di gandengan tangannya, tapi apa yang muncul di dalam hati.
Baca Juga:
Ini Batasan-batasan Pacaran yang Dianjurkan Bagi Orang Kristen
Pelajaran-pelajaran Yang Bisa Kita Petik Ketika Berada Dalam Hubungan Pacaran Yang Sehat
Kalau gandengan tangan saja bisa jadi jembatan untuk membangkitkan
nafsu, maka ciuman, pelukan dan sentuhan fisik lainnya gak mungkin terjadi tanpa nafsu.
“Nafsu itu selalu sesuatu yang menguntungkan diri kita. Ada
bedanya antara love sama lust. Antara cinta sama nafsu. Yang
namanya ciuman itu pasti buat keuntungan diri kita. I think untuk batasan pacaran Kristen kita tidak melakukan seperti
orang-orang yang sudah menikah. Tapi kita lebih dari teman. Contohnya dari
kontak berhubungan lebih banyak dilakukan atau mungkin kalian bisa jalan berdua
atau melakukan event-event berdua. Kontak fisik jelas itu ada batasnya,” jelasnya.
Jadi menurut Raditya Oloan, dalam berpacaran sepasang kekasih
harusnya menghindari sentuhan fisik dan mendahulukan komitmen dan tanggung
jawab satu sama lain. Dia mengingatkan supaya pasangan yang berpacaran menghindari
kontak fisik yang bisa membangkitkan nafsu sebelum waktunya.
“…jangan
kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya!” (Kidung Agung
2: 7)