Hal pertama yang dilakukan ibu Jacob Blake, pria kulit hitam yang ditembak tujuh kali oleh polisi di Kenosha, Wisconsin saat mengetahui putranya hanya punya sedikit kesempatan hidup adalah menghubungi pendetanya di Insight Church di Skokie, Illinois.
Hal inipun disampaikan oleh Pendeta Gereja Insight James E. Ward Jr lewat wawancara bersama Christian Post pada Rabu, 26 Agustus 2020 lalu.
"Saya baru saja mendapat panggilan telepon bahwa anak saya ditembak polisi beberapa kali. Itu terjadi begitu saja," kata.
Waktu itu sekitar pukul 5 sore di hari Minggu, 23 Agustus 2020, kata Ward, waktu mereka sedang berada di perjalanan, dia mendapat panggilan dari Julia Jackson, ibu Jacob Blake. Saat itulah dia meminta doa.
“Respon awal untuk berdoa. Hal pertama yang kami lakukan saat dia menghubungi kami adalah doa. Kami berdoa dan meminta Tuhan untuk mengampuni Blake. Itulah doa kami. Tujuan pertama adalah Tuhan, selamatkan nyawanya,” jelas Ward.
Doa merekapun terjawab. Tuhan memberikan kesempatan hidup kepada Blake, meskipun diagnosa dokter menyatakan jika pria berusia 29 tahun itu mengalami kelumpuhan.
Hal itu pun membuat mereka percaya bahwa mujizat Tuhan terjadi.
“Kami merayakan dan bersyukur kepada Tuhan bahwa Dia sudah menyelamatkan hidupnya. Itu adalah keajaiban. Anda tidak akan bisa bertahan setelah tertembak berkali-kali dan masih bisa seperti kondisi seperti itu. Kami tidak ragu dengan kesetiaan Tuhan,” kata Ward.
Pihak pengacara keluarga Blake pun menyampaikan kondisi terakhir dari rumah sakit bahwa kondisinya lumpuh. Karena itu, dia membutuhkan keajaiban lainnya untuk bisa kembali normal.
Sementara kasus penembakan tersebut masih terus diproses oleh Departemen Kehakiman Wisconsin. Sebagaimana dikabarkan bahwa kejadian ini bermula ketika seorang wanita melaporkan ke Departemen Kepolisian Kenosha bahwa kekasihnya datang secara tiba-tiba ke rumahnya. Lalu Blake mengambil kunci wanita itu dan menolak untuk pergi.
Baca Juga: Jacob Blake, Pria Kulit Hitam Ini Ditembak Polisi, Amerika Kembali Diguncang Demonstrasi
Pihak kepolisian pun mendapatkan surat perintah penangkapannya. Dari catatan pengadilan, Blake rupanya pernah ditangkap dan dijatuhi tuduhan kejahatan penyerangan seksual tingkat tiga, dimana dia masuk tanpa izin dan melakukan kekerasan rumah tangga di kediamannya.
Kasus ini pun menyebabkan Blake harus menelan akibatnya. Dia ditembak sebanyak tujuh kali saat menolak untuk diamankan oleh polisi.
Sayangnya, penembakan tersebut justru memicu kerusuhan besar di jalanan Kenosha. Tak heran banyak masyarakat yang marah karena tindakan ini mirip dengan insiden kematian pria kulit hitam George Floyd di Minneapolis, Minnesota pada bulan Mei lalu.
Mari berdoa supaya pemerintah AS bertindak tegas dan memperbaiki regulasi di lembaga kepolisiannya. Sehingga kejadian ini tidak lagi terulang di kemudian hari.
Ini saatnya #BeraniBergerak menjadi pengelola yang baik untuk jiwa-jiwa di Indonesia. Bersama Jawaban.com beritakan Kabar Baik dan jadi berkat untuk banyak orang di negeri ini. Untuk kamu yang #BeraniBergerak, mari dukung Jawaban dengan berdonasi di www.jawaban.com/donasi.