Uji klinis fase III vaksin Covid-19 terbaru produksi perusahaan
bioteknologi asal China, Sinovac dilakukan Selasa, 11 Agustus 2020 kemarin. Uji
klinis ini ditangani sepenuhnya oleh PT. Bio Farma Indonesia dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (UNPAD).
Lalu pertanyaannya apakah vaksin ini akan berhasil? Ada 5
fakta yang perlu kita tahu soal vaksin hasil produksi Perusahaan Sinovac ini, diantaranya:
Fakta 1: Sinovac Berhasil Memproduksi Vaksin H1N1 di Dunia
Ada beberapa alasan kenapa Indonesia menerima uji klinis fase III vaksin Covid-19 buatan perusahaan Sinovac, diantaranya:
Fakta 2: Indonesia Adalah Satu dari Beberapa Negara yang Jalani Uji Klinis Fase III
Setelah menjalani uji klinis fase II berjalan dengan baik, vaksin
Sinovac kembali melakukan uji klinis tahap akhir di beberapa negara diantaranya Brasil, Bangladesh, Chili, Turki dan juga Indonesia.
Di Indonesia, vaksin ini akan disuntikkan kepada 1620 relawan yang sudah mendaftar dan melewati proses pemeriksaan kesehatan baik rapid maupun swab test.
Fakta 3: Jika Berhasil, Vaksin Akan Diproduksi Sebanyak 250 juta Dosis per Tahun
Jika uji klinis fase III berhasil, maka Bio Farma siap untuk melaksanakan produksi vaksin COVID-19 untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Hal ini ditegaskan oleh Presiden Jokowi saat menghadiri pelaksanaan uji klinis fase III di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung.
Jokowi menyampaikan PT Bio Farma akan memproduksi vaksin kurang
lebih 100 juta dosis di bulan Agustus. Nantinya, produksi ini akan ditambah menjadi 250 juta di akhir tahun 2020 nanti.
"Kita harapkan nanti di bulan Januari kita sudah bisa memproduksi
dan sekaligus juga kalau produksinya sudah siap langsung diberikan vaksinasinya kepada seluruh masyarakat di tanah air," kata Jokowi.
Baca Juga: Vaksin Dalam Proses Pengujian, Sudah Sejauh Mana?
Fakta 4: Vaksin akan dijual dengan harga Rp 145 ribu per dosis
Kalau vaksin Sinovac ini pada akhirnya berhasil, maka PT Bio Farma akan mematok harga di kisaran Rp 72.500 sampai Rp 145.000 per dosis.
“Harga vaksin masih kami hitung, untuk perkiraan sementara estimasi
USD 5-USD 10 (setara Rp 72.500 – Rp 145.000),” kata Bambang Heriyanto, Sekretaris PT Bio Farma.
Fakta 5: Uji Klinis Vaksin Timbulkan Efek Samping
Tim Peneliti Fakultas kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad)
Kusnandi Rusmil menyampaikan bahwa penyuntikan vaksin kepada relawan bisa menimbulkan dua efek samping yaitu sistemik dan reaksi lokal.
Efek samping sistemik sendiri ditandai dengan kondisi demam pada
relawan selama 30 menit pertama. Namun kondisi ini akan ditangani langsung oleh pengawas dan juga dokter.
“Penting 30 menit pertama kita lihat ada tidak yang lemas,
itu yang harus dijaga pertama, orang itu tidak boleh pulang dan dijaga betul
oleh dokter. Nah, kita belum tahu ada yang reaksi alergi atau tidak,” kata Kusnandi.
Sementara reaksi lokal yang akan terjadi ditandai dengan merah,
bengkak dan nyeri disekitar lokasi suntikan. Namun kondisi ini akan hilang
sendiri dalam kurun waktu 48 jam kemudian. Efek samping lokal ini sendiri diperkirakan
bisa terjadi kepada 30% relawa yang terlibat.