Kanye West, penyanyi dan pencipta lagu rap asal Amerika ini kembali menuai kontroversi, setelah sebelumnya ia menyatakan akan ikut dalam pencalonan presiden Amerika, baru-baru ini ia menyatakan bahwa vaksin untuk COVID-19 adalah tanda akhir zaman yang akan membuat orang tidak bisa masuk surga.
Kanye West menyatakan hal tersebut kepada Forbes Magazine, bahwa dirinya sangat mewaspadai ide tentang vaksinasi corona virus.
“Ada banyak dari anak-anak kita yang divaksinasi dan menjadi lumpuh.. Jadi ketika mereka mengatakan bahwa kita akan mengatasi COVID dengan vaksin, aku jadi sangat waspada,” demikian pernyataan Kanye West.
“Itu adalah tanda binatang (antikris-red). Mereka ingin menanam chip di dalam kita, mereka ingin melakukan segala macam, untuk membuat kita tidak bisa melewati gerbang Surga. Maafkan saya jika saya mengatakan mereka, adalah manusia yang dirasuki setan di dalam mereka. Dan yang menyedihkan adalah, yang paling menyedihkan adalah kita semua tidak akan bisa mencapai Surga, bahwa ada beberapa dari kita yang tidak akan berhasil,” demikian terangnya dalam wawancara itu.
Namun pernyataan Kanye West tersebut dikritik keras oleh Hank Hanegraaff, seorang apologist, yang juga penulis buku Kristen yang dikenal sebagai “Bible Answer Man.” Hanegraaff menyebut penafsiran yang dilakukan Kanye West terhadap ayat di kitab Wahyu tersebut “menyesatkan serta membahayakan” dan “benar-benar tidak bisa dibenarkan.”
“Saya mengatakan hal ini karena menurut Alkitab, tanda binatang adalah simbolis dan jelas merupakan parodi dari tanda domba. Penafsiran Alkitabiah penting. Jika kita menafsirkan Alkitab dengan tidak benar, kita akan berpikir bahwa Alkitab itu hanyalah kumpulan omong kosong,” demikian Hanegraaff menekankan.
“Tanda dalam Wahyu 13 adalah simbol identitas dari binatang. Dan hal itu, disamakan dengan kerajaan Setan yang akan menghalangimu untuk ke Sorga, bukan dengan divaksinasi,” demikian tambahnya.
Ia juga menjelaskan bahwa Kanye West seharusnya tahu bahwa dahi dan tangan manusia pada Perjanjian Lama adalah simbol dari kepercayaan dan kebiasaan mereka. Hanegraaff mengutip Keluaran 13:7-9 untuk membuktikan pernyataannya tersebut :
Roti yang tidak beragi haruslah dimakan selama tujuh hari itu; sesuatupun yang beragi tidak boleh dilihat padamu, bahkan ragi tidak boleh dilihat padamu di seluruh daerahmu.
Pada hari itu harus kauberitahukan kepada anakmu laki-laki: Ibadah ini adalah karena mengingat apa yang dibuat TUHAN kepadaku pada waktu aku keluar dari Mesir.Hal itu bagimu harus menjadi tanda pada tanganmu dan menjadi peringatan di dahimu, supaya hukum TUHAN ada di bibirmu; sebab dengan tangan yang kuat TUHAN telah membawa engkau keluar dari Mesir.
Baca juga :
Tulis Surat Terbuka Kepada Kanye West, Begini Kata Pendeta Senior Harvest Christian!
Dulu Didukung, Kini Kanye West Pasang Badan Lawan Donald Trump Jadi Calon Presiden
Hanegraaff menyatakan bahwa tafsiran Kanye West bahwa tanda antikris adalah vaksinasi, atau silikon atau microchip itu tidak berdasar sama sekali. Daripada takut dengan vaksinasi ia menyarankan agar orang Kristen takut dan gentar menolak godaan menjadi serupa dengan sistem jahat dunia ini, sistem yang bergerak cepat dan membuat mereka meninggalkan kebenaran firman Tuhan.
“Jatuh cintalah dengan Firman Tuhan kembali, daripada jatuh cinta dengan perkataan ikon sosial. Bagaimana jika memilih menerima tanda Anak Domba? Bagaimana jika memilih untuk menyerahkan tubuhmu menjadi persembahan yang hidup dengan diubahkan dan diperbaharui pikiranmu (dengan firman Tuhan-red)?” demikian saran Hanegraaff.
Ia menekankan agar para ikon sosial seperti Kanye West untuk berhenti menjual sensasi dan belajar dengan sungguh-sungguh Alkitab karena hal itu paling penting.
Selain Kanye West, pada awal tahun 2020 ini juga ada seorang pendeta bernama Curt Landry yang memperingatkan penontonnya bahwa vaksinasi corona berasal dari lubang neraka.
Berdasarkan polling terbaru dari Washington Post -ABC News, ternyata 7 dari 10 orang Amerika menyatakan akan melakukan vaksinasi jika imunisasi ini gratis dan tersedia untuk semua orang. Sedangkan berdasarkan survei Reuters, ada sekitar 40 persen orang Amerika yang berpikir bahwa vaksinasi corona lebih beresiko daripada penyakit itu sendiri.
Saat ini proses pembuatan vaksin COVID-19 telah berada di tahap uji coba, dan dilakukan di berbagai negara, termasuk Indonesia yang baru-baru ini mendatangkan vaksin dari China. Tentunya kita berharap bahwa vaksin berhasil ditemukan dan aman digunakan, sehingga bisa segera mengakhiri pandemi yang sudah berlangsung lebih dari setengah tahun ini. Mari berpikir dengan jernih, jaga kesehatan dan tetap berdoa untuk yang terbaik.
Sumber : Christianpost.com