Perubahan yang datang begitu cepat jadi peringatan buat gereja untuk siap menghadapi budaya baru yang digemari kalangan muda atau kaum millenial.
Salah satu budaya baru yang muncul adalah kehadiran dunia online yang sudah jadi pusat hidup anak muda. Akibatnya, kaum millennial gak lagi menganggap budaya atau kebiasaan yang sudah ada menarik.
Tanda-tanda perubahan ini perlu disadari oleh gereja-gereja masa kini, karena untuk meneruskan pelayanan gereja perlu mengjangkau lebih banyak kaum millennial.
Memasuki era budaya baru ini, gereja pun sudah seharusnya memikirkan kembali apa saja budaya lama yang perlu direstorasi dan diadaptasikan untuk menarik kembali minat kaum millennial.
Untuk menjawab hal ini, kita perlu tahu 10 budaya lama gereja yang gak lagi menarik bagi kaum millennial.
#1 Tradisi ibadah gereja yang berulang
Kita harus sadar kalau generasi millennial adalah orang-orang yang suka dengan hal-hal yang dinamis dan kreatif. Bagi anak muda, tradisi adalah musuh yang menghalangi mereka untuk maju.
Karena itu, jika tak ingin kehilangan generasi muda sudah waktunya bagi gereja untuk melakukan perubahan baik lewat tata ibadah maupun program di dalamnya.
#2 Gereja tanpa visi
Tanpa visi yang jelas, anak muda akan mudah melompat dari gereja yang satu ke gereja yang lain. Anak muda tertarik dengan gereja yang punya impian besar dan tujuan yang jelas. Ibadah bukanlah satu-satunya hal yang membuat mereka puas. Kaum millennial suka diajak bekerja keras dan aktif. Karena itulah mereka ingin diandalkan untuk mimpi-mimpi gereja yang lebih besar, termasuk penjangkauan berskala luas.
#3 Pelayanan yang biasa-biasa saja
Kaum millennial sama sekali gak tertarik dengan pelayanan yang biasa-biasa saja. Mereka percaya mampu mengubah dunia. Dan keinginan untuk melakukannya sangatlah besar. Karena itu, mereka butuh pelayanan yang lebih menantang dan melibatkan orang banyak.
#4 Gereja membuat daftar kriteria tertentu untuk mempercayakan seseorang di pelayanan
Kaum millennial adalah orang yang siap untuk melakukan tugasnya. Mereka gak mau diselepekan. Mereka adalah orang yang mau diandalkan untuk jadi pemimpin. Karena itulah mereka akan mulai menarik diri saat sebuah gereja terlalu mempertimbangkan kapasitas dan usia seseorang untuk dianggap pantas menjadi seorang pelayan.
Sementara kaum millennial gak akan membiarkan usia mencegah mereka untuk terlibat dalam pelayanan.
#5 Gak tertarik dengan gereja yang berpusat dengan kepentingan gereja sendiri
Kaum millennial sama sekali gak tertarik dengan berbagai urusan yang menyangkut jabatan di gereja.
Hal yang penting bagi mereka adalah bagaimana gereja menanggapi orang-orang yang terhilang di dunia, baik lokal maupun global. Mereka bersemangat waktu gereja peduli kepada orang miskin, tunawisma, dan orang-orang yang membutuhkan di luar sana.
Jadi waspadalah kalau ternyata gerejamu jauh lebih banyak diisi oleh orang-orangtua. Mungkin saja mereka pergi karena gereja terlalu fokus dengan urusannya sendiri.
#6 Pemimpin yang tidak transparan dan jujur
Ada banyak skandal di gereja yang membuat mereka kecewa kepada para pemimpin. Mereka benci dengan orang-orang yang munafik dan bersembunyi di balik firman Tuhan.
Sebaliknya mereka mengapresiasi pemimpin yang mengakui kelemahannya dan meminta dukungan dengan rendah hati. Jadi kaum millennial mencari orang-orang percaya yang nyata dan terbuka akan hidupnya, bukan orang-orang yang selalu tampak suci dan tanpa dosa.
Baca Juga: Bukan Cuma Dengar Khotbah, 3 Faktor Ini yang Banyak Dicari Anak Muda di Gereja
#7 Gereja yang tidak menganggap bimbingan itu penting
Kaum millennial akan sangat menghormati seorang pemimpin yang bijaksana dan berwawasan luas. Mereka butuh dibimbing oleh pemimpin semacam ini.
Tapi di sisi lain, sangat sedikit gereja yang menganggap penting bimbingan rohani. Jadi, gak heran kalau kaum millennial pun memilih untuk mencari mentor dari dunia sekuler.
#8 Gereja yang menolak budaya
Kaum millennial tidak akan tertarik dengan gereja yang menolak budaya. Karena mereka menilai Yesus sendiri melayani dengan melibatkan budaya.
#9 Gereja yang gak punya komunitas
Generasi millennial suka berkomunitas. Mereka tertarik dengan komunitas yang di dalamnya semua orang fokus untuk Tuhan. Mereka membutuhkan orang lain untuk mencapai sesuatu yang mereka tidak bisa capai sendirian. Mereka butuh orang lain untuk menghadapi dosa dan pergumulan serius mereka.
Yesus hidup dalam komunitas bersama dua belas muridnya. Inilah alasan kenapa millennial tertarik dengan komunitas.
Jadi bisa dipastikan kalau kaum millennial akan meninggalkan satu gereja yang gak punya komunitas.
#10 Muak dengan perpecahan yang terjadi di tengah gereja
Gak ada yang lebih buruk bagi kaum millennial selain mendapati satu gereja yang tidak menghargai persatuan.
Sebaliknya, mereka akan sangat tertarik dengan gereja yang menghargai persatuan dalam berbagai aspek, mulai dari ras, usia, potensi, jabatan dan tingkat sosial ekonomi. Mereka percaya bahwa Tuhan akan menunjukkan kuasaNya saat kesatuan ada di dalam gereja.
Ada banyak gereja yang gagal menerima perubahan budaya ini. Sehingga mereka terus berusaha mempertahankan tradisi yang lama. Akibatnya, semakin lama mereka bertahan maka semakin banyak generasi muda memilih tidak kembali ke gereja.
Jadi apakah kita perlu mempertahankan sesuatu yang kita anggap benar? Mari belajar untuk beradaptasi dengan perubahan.
Sumber : Jawaban.com