Pernahkah kamu mengalami kekecewaan? Pasti setiap orang
pernah kecewa, mungkin kepada orang tuanya, saudaranya, pasangannya, diri
sendiri bahkan kecewa kepada Tuhan.
Kecewa dapat diartikan sebagai merasa kecil hati, tidak puas
karena tidak terkabul keinginannya, harapannya, dan lain sebagainya.
Kecewa adalah hal yang wajar dan manusiawi, tapi yang
terpenting adalah bagaimana kita meresponi kekecewaan tersebut?
Di Alkitab 2 tokoh yang mengalami kekecewaan, namun mereka
berdua memiliki respon yang berbeda.
Tokoh yang pertama adalah SAUL
Saul adalah raja Israel yang pertama. Saul dianggap sebagai
seorang pahlawan oleh rakyatnya. Namun, kebanggaan Raja Saul tersebut terusik,
ketika muncul Daud. Daud adalah seorang remaja yang masih sangat muda. Namanya
mulai ramai dibicarakan, semenjak keberaniannya membunuh Goliat, raksasa
Filistin.
Selain itu, setiap kali Daud maju berperang, dia selalu
menang. Rakyat Israel memuji Daud melebihi mereka memuji Saul.
Terhadap hal tersebut Saul menjadi kecewa dan iri terhadap
Daud, sehingga dia berupaya untuk membunuhnya.
(1 Sam. 18:7-8a) : ‘Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud
berlaksa-laksa.’ Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat;
dan perkataan itu menyebalkan hatinya,
(1 Sam. 19:1) "Saul mengatakan kepada Yonatan, anaknya, dan kepada semua pegawainya, bahwa Daud harus dibunuh"
Baca juga :
Ubahlah Kekecewaan Jadi Sukacita, Lihatlah Kehidupan Dari Sudut Pandang Allah
Anak Meninggal Karena Covid-19, Rev. Andre Roland Sempat Kecewa Sama Tuhan
Saul mengijinkan kekecewaan menguasai dirinya yang pada
akhirnya membuat dia jatuh dari kekuasaan. Dalam Alkitab dituliskan bahwa Saul
mati bunuh diri, sedangkan Daud kemudian menjadi raja menggantikan Saul.
Tokoh yang kedua adalah YUSUF
Di Alkitab dituliskan bahwa Yusuf banyak mengalami
kekecewaan.
Mulai
dari peristiwa ia dianiaya
dan dijual menjadi budak oleh saudara-saudaranya.Saat di rumah Potifar, ia
dikecewakan oleh tuannya yang menfitnahnya dan menjebloskannya ke penjara.
Ketika ia dipenjara, ia dikecewakan oleh juru minuman raja
yang melupakannya selama dua tahun setelah mimpi yang diartikan oleh Yusuf
terwujud.
Berbeda dengan Saul, Yusuf tidak membiarkan kekecewaan
menguasai dirinya. Yusuf memilih respon yang benar. Ia tidak menyimpan
kepahitan dan sakit hati. Ia memilih mengampuni, sebab ia melihat dari sudut
pandang Allah, bahwa semua yang terjadi adalah untuk menggenapi rencana Tuhan
yang besar.
Kejadian 50:19-21 menuliskan,
Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah takut,
sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat
terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan
maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup
suatu bangsa yang besar. Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan
makan anak-anakmu juga." Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan
hati mereka dengan perkataannya.
Nah JCers, sebagai
orang Kristen, sikap seperti Yusuflah yang seharusnya kita tiru.
Jangan membiarkan kekecewaan bertumbuh menjadi kepahitan
atau bahkan tindakan buruk seperti yang dilakukan Saul.
Berikut
adalah beberapa hal yang bisa kamu lakukan ketika mengalami kekecewaan:
1# Curhat dengan Tuhan
Hal serupa juga dilakukan oleh Daud yang mencurahkan isi hatinya kepada
Tuhan, yang kemudian mendengarkan dan melihat dari sudut pandang Tuhan tentang
kondisi yang sedang ia hadapi (Mazmur 6:7-11).
Pasti hal ini akan bikin kalian lega!
2# Berharap hanya kepada Tuhan
Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai
penolong, yang harapannya pada TUHAN, Allahnya: Dia yang menjadikan langit dan
bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya (Mazmur
146:5-6)
Seperti dijelaskan di atas, kekecewaan terjadi saat harapan
atau ekspektasi kita tidak terwujud. Kita tahu bahwa berharap pada manusia,
uang, harta dan kedudukan, pasti mengecewakan.
Untuk itu kita harus menyerahkan harapan kita pada Tuhan
sepenuhnya! Seperti yang Yesus lakukan sebelum Ia menghadapi salib, ingatkah kamu doanya Tuhan Yesus ini : “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah
cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki,
melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius 26:39)
Ya, kita meminta
kehendak Tuhan yang terjadi, bukan kehendak kita. Percayalah, dengan berserah
kepada-Nya kita tidak akan mengalami kekecewaan.
3# Melepaskan pengampunan
Seperti
yang dilakukan Yusuf seperti
yang dijelaskan di atas, mari lepaskan pengampunan. Mungkin itu mengampuni
orang lain, atau diri sendiri, atau bahkan mengampuni masa lalumu, hal ini dilakukan agar, kita tidak
terbelenggu pada kekecewaan dan kepahitan.
JCERS Jika kamu hari -hari ini mengalami kekecewaan, susah banget buat move on dari hal tersebut. kamu butuh teman curhat dan dukungan doa? Yuk hubungi konseling center kami, SAHABAT24 sekarang juga, kami siap untuk melayani kamu 24 jam.
Kamu sedang dalam pergumulan dan butuh dukungan doa? Klik link dibawah ini untuk terhubung dengan tim doa kami https://bit.ly/InginDidoakan
Kamu butuh teman curhat dan ingin mengalami pertolongan Tuhan? Klik link dibawah ini untuk konseling dengan konselor kami http://bit.ly/inginKonseling
Sumber : Jawaban.com