Seorang
remaja Kristen di India tewas dengan tragis ditangan sekelompok orang Hindu fanatik.
Anak laki-laki berusia 14 tahun tersebut diculik dan dimutilasi dengan motif sentimen
keagamaan, dan bukan pertama kalinya terjadi di desa tempat ia tinggal.
Samaru
Madkami, remaja yang masih di kelas tujuh tersebut tinggal di desa Kenduguda,
Provinsi Odisha, India yang lokasinya cukup terpencil. Ia tinggal hanya bersama
ayahnya dan saudara perempuannya, karena sang ibu telah meninggal dunia.
Pada Kamis
malam (4/6/2020) lalu, sekelompok orang mengajak Samar u ke hutan dan
membunuhnya dengan sadis. Setelah mengubur tubuhnya, kelompok itu kembali ke
desanya dan sekitar jam 12 malam mendatangi sepupu Samaru, yaitu Unga dan
membawanya ke hutan dibawah ancaman pisau, namun ia berhasil melarikan diri dan
langsung melapor ke kantor polisi.
"Waktu itu, para fanatic mencoba mengikatku di dalam karung goni dan melemparkanku ke sungai," jelas Unga kepada organisasi pemerhati persekusi terhadap umat Kristen, Persecution Relief.
Sewaktu
kejadian, ayah Samaru sedang mengantarkan anak perempuannya ke rumah sakit.
Ayah Samaru sendiri adalah seorang penatua di sebuah gereja Bethel dan telah beberapa kali mendapatkan ancaman
pembunuhan.
Pada
tanggal 5 Juni 2020, sekitar selusin orang ditangkap dan diinterogasi oleh
polisi, dan esok harinya pada tangga 6, pelaku menunjukan tempat pembunuhan dan
dimana korban dikuburkan.
Keluarga
Samaru baru menjadi Kristen sekitar 3 tahun lalu, demikian keterangan yang
diberika Pendeta Bijay. Sekalipun masih remaja, menurut Pendeta Bijak sosok Samaru
adalah anak yang sangat bersemangat bagi Kristus.
“Dia selalu membagikan firman Tuhan kepada anak-anak dan remaja di desanya,” demikian kenang Pendeta Bijay.
Baca juga :
Setelah Menyanyikan Lagu ‘I Have Decided To Follow Jesus’ Keluarga India Ini Dibunuh!
India Cegah Pemurtadan Dengan Larang Lembaga Nirlaba Dapat Dana Dari Luar Negeri
Pendiri
Persecution Relief, Shibu Thomas menyatakan bahwa apa yang terjadi pada Samaru
Madkami ini adalah kasus yang paling mengerikan yang pernah ia lihat dari
1500an kasus persekusi umat Kristen yang pernah ia tangani selama karirnya.
“Kebencian
dan agresi di benak para fanatik agama dan sifat brutal dari kejahatan ini
membuat saya tercengang!” demikian ungkap Shibu Thomas.
Dampak
fanatisme agama sangat mengerikan, hingga membuat orang melakukan sesuatu yang
brutal dan diluar rasa kemanusiaan. Ujaran kebencian terhadap umat Kristen pun
terjadi di berbagai pelosok India. Pada triwulan
pertama 2020 saja, Persecution Relief mencatat sudah ada 187 kasus persekusi terhadap umat Kristen.
India sekarang
berada di urutan ke 10 dalam daftar negara-negara terburuk yang melakukan persekusi
kepada umat Kristen menurut Open Doors Amerika. Sejak Partai Bharatiya Janata berkuasa
di tahun 2014, Open Doors mencatat jumlah persekusi terhadap umat Kristen terus
meningkat.
Mari terus
berdoa bagi umat Kristen India agar mereka tetap diberikan iman yang teguh dan
keberanian untuk terus memberitakan Injil. Juga lepaskan berkat dan hujan
pertobatan untuk negara yang menduduki urutan ke dua penduduk terbanyak di dunia, kiranya kasih
Tuhan melawat India.