Kematian George Floyd Menimbulkan Kemarahan Warga AS, Ini yang Dilakukan Sang Adik
Sumber: CBN

Internasional / 2 June 2020

Kalangan Sendiri

Kematian George Floyd Menimbulkan Kemarahan Warga AS, Ini yang Dilakukan Sang Adik

Claudia Jessica Official Writer
3118

George Floyd, seorang pria kulit hitam berusia 46 tahun tewas usai lehernya ditekan oleh lutut Derek Chauvin, salah satu dari empat polisi Minneapolis yang menahannya.

Dilansir dari cnbn Indonesia, George ditangkap karena diduga melakukan transaksi memakai uang palsu senilai US$ 20 (Rp 292 ribu) pada Senin (25/5/2020) lalu. Penangkapan Geroge pun terekam dalam video yang viral di media sosial.

Video yang berdurasi kurang lebih 8 menit itu memperlihatkan Chauvin tengah menekan leher George dengan lutunya hingga membuatnya tidak bisa bernafas.

Baca juga: Bagaimana Menghindari Gereja Online Mengkanibal Gereja Tatap Muka

Saat itu George berada dalam keadaan diborgol dan menelungkup di pinggir jalan. Dalam video tersebut, jelas sekali bahwa George merintih kesakitan dan mengaku tidak bisa bernafas berkali-kali.

Sebelum tewas, dapat didengar dengan jelas bahwa George mengatakan “lututmu di leherku.” Tak hanya itu, ia pun memanggil ibunya sambil menangis “Ibu.. Ibu..”

Beberapa masyarakat yang ada di sekitar lokasi meminta Chauvin untuk melepaskan lututnya dari leher George namun tak diindahkan. Bahkan beberapa aparat petugas lainnya juga tidak melakukan apapun terhadap Chauvin.

Saat George tidak lagi bergerak dan merintih, ia langsung dibawa ke rumah sakit dengan mobil ambulan. George dinyatakan meninggal dunia ketika tiba di di rumah sakit Hennepin County Medical Center.

Hal ini lantas membangkitkan amarah publik, khususnya warga berkulit hitam. Mereka meminta pertanggungjawaban atas kasus pembunuhan tersebut.

Baca juga: Rumah Ibadah Resmi Dibuka, Apa yang Harus Orang Kristen Lakukan Sebelum Buka Pintu Gereja?

Derek Chauvin dan tiga rekan lainnya, Tou Thao, Thomas Lane, dab J. Alexander Kueng juga diberhentikan dari kepolisian.

Kemarahan pun menjalar menjadi protes dan melanda kota-kota besar di AS dan saudara George menuntut para tersangka dihukum atas pembunuhan.

Sementar kerusuhan hebat merajalela AS, adik George Floyd memohon agar kekerasan dihentikan.

"Tolong, lakukan ini dengan damai," dia memohon pada hari Senin ketika kerumunan pengunjuk rasa yang berduka berkumpul di tempat kejadian saudara lelakinya tewas.

Terrence, dikelilingi oleh para aktivis hak-hak sipil, meminta orang-orang untuk memprotes tetapi tidak untuk menghancurkan komunitas mereka.

Terrence juga menjelaskan bahwa George yang pindah dari Houston, Texas ke St. Louis Park, Minnesota pasti juga tidak menginginkan kerusuhan yang terjadi dan itu tidak akan membawa kakaknya hidup kembali.

Baca juga: Rencana Pembukaan Makam Suci Yerusalem Ternyata Ditunda Karena Alasan Ini…

Terrence Floyd, kadang-kadang diliputi oleh emosi, berdoa dan menangis sambil mengenakan masker coronavirus dengan gambar George di atasnya.

“Keluarga saya adalah keluarga yang damai. Keluarga saya takut akan Tuhan. Ya, kami kesal,” katanya. Dua pria lainnya berdiri di samping Terrence agar dia tidak jatuh dalam kesedihan.

Dikelilingi oleh bunga, lilin, dan tanda-tanda protes, ia mendesak para pemrotes untuk mengambil suara mereka ke kotak suara.

"Ayo kita berhenti berpikir bahwa suara kita tidak penting dan memilih. Bukan hanya memilih presiden, tapi juga untuk pemilihan pendahuluan."

Amerika Serikat sendiri saat ini sedang proses melakukan pemilihan umum untuk memilih presiden dan legislatif. Isu rasial yang diangkat melalui tewasnya George Floyd menjadi dorongan bagi para aktivis untuk bersuara agar masyarakat memilih pemimpin yang tepat sehingga kondisi ke depan menjadi lebih baik.

Mari berdoa bagi Amerika yang bukan hanya menghadapi masa-masa genting karena  krisis ekonomi dan kesehatan karena wabah corona, namun juga mencuatnya isu rasial dan juga politik jelang pemilu.

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami