Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 masih belum selesai dalam waktu dekat.
Walaupun sejumlah negara di Eropa di bulan-bulan ini sudah
mengalami penurunan kasus dan mulai pemberlakuan relaksasi lockdown. Namun
bukan berarti setiap negara mengalami kondisi yang sama. Dia menegaskan bahwa
di beberapa negara kondisinya justru sebaliknya, dimana peningkatan kasus positif
Covid-19 terus meningkat. Negara-negara ini diantaranya adalah Rusia, Brazil, India, Arab Saudi, Afrika. Bahkan Indonesia termasuk di dalamnya.
"Ini menunjukkan bahwa Covid-19 masih belum akan selesai dalam waktu dekat," kata Retno.
Sampai saat ini, WHO mencatat jumlah terpapar Covid-19 di
seluruh dunia mencapai 4.696.849 jiwa. Dari jumlah ini sebanyak 315.131 jiwa meninggal dunia dan 1.800.000 jiwa sembuh.
Retno tidak menampik jika pandemi ini memang telah membuat
kondisi ekonomi setiap negara menurun tajam. Tapi di tengah situasi ini, seluruh
negara harus terus berjuang melawan peperangan melawan pandemi Covid-19 sampai tuntas.
Dia mengingatkan supaya setiap negara tidak mengalami penyebaran
virus gelombang kedua yang terjadi di Singapura dan Korea Selatan setelah sempat menerapkan aturan relaksasi.
Dalam hal ini, pemerintah Indonesia beberapa pekan belakangan
ini tampaknya mulai melonggarkan aturan social distancing. Seperti tampak dari
mulai dibukanya penerbangan dalam dan luar negeri. Sementara lainnya pemerintah
tampak tidak menindak tegas masyarakat yang mulai berkerumun di tempat-tempat
publik. Padahal seperti diketahui jumlah pasien terpapar Covid-19 sampai hari
ini terus meningkat dan telah berada di angka mencapai 18.496 kasus dengan jumlah dirawat 12.808, meninggal sebanyak 1.221 dan sembuh 4.467.
Baca Juga: 3 Fakta Soal Tagar #IndonesiaTerserah Warganet yang Lagi Booming
Peningkatan jumlah terpapar ini justru tidak dibarengi dengan
pembatasan aktivitas masyarakat. Sebaliknya pemerintah dan masarakat dianggap mulai
melonggarkan aturan. Kondisi ini sendiri membuat para tim medis yang bertugas
menangani pasien Covid-19 geram dan melontarkan tagar #IndonesiaTerserah. Hal
ini menjadi bentuk kritik mereka terkait ketidakpedulian masyarakat atas kerja keras tim medis untuk menuntaskan kasus penularan virus Covid-19.
Sejak kritikan ini muncul, pemerintah pun menghimbau
masyarakat untuk tetap menaati aturan social distancing yang berlaku. Bahkan
menjelang perayaan Idul Fitri, Menteri Agama Fachrul Razi dengan tegas meminta umat Muslim secara khusus untuk menjalankan solat Idul Fitri di rumah masing-masing.
Dia meminta rumah ibadah dan lapangan ditutup saat perayaan
Idul Fitri pekan depan. Dia mengingatkan bahwa ini adalah cara yang efektif untuk menekan angka penularan yang lebih luas.
“Hendaknya kita taat kepada pembatasan kegiatan keagamaan
maupun pembatasan kegiatan di fasilitas umum sesuai dengan UU No 6 Tahun 2018 tentang
Kekarantinaan Kesehatan. (Ibadah) Cukup dilakukan di rumah sendiri bersama
keluarga inti. Oleh karena itu yang kita keluarkan kata-kata himbauan,” ucap Fachrul.
Dia menegaskan supaya masyarakat tidak menyalahartikan
himbauan Presiden Jokowi yang menyampaikan bahwa pemerintah tidak melarang warganya
beribadah. Tapi harus tetap memperhatikan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.
Dalam hal ini, pemerintah menekankan bahwa umat beragama
tetap bisa beribadah. Namun ibadah untuk sementara waktu harus dilakukan di
rumah masing-masing.
Karena itu, warga negara Indonesia yang berada di berbagai
wilayah nusantara harusnya memahami bahwa saat ini peningkatan kasus terpapar
Covid-19 masih sangat rentan. Sehingga pemerintah dan Tim Medis mendorong
seluruh warga negara Indonesia untuk bekerja sama dalam mencegah peningkatan
penularan dengan tetap tinggal di rumah dan membatasi perkumpulan yang massive.