Lima Kesalahpahaman Tentang Mentoring Pernikahan
Sumber: ccbcfamily

Marriage / 13 May 2020

Kalangan Sendiri

Lima Kesalahpahaman Tentang Mentoring Pernikahan

Claudia Jessica Official Writer
2395

Seperti seorang pengusaha yang memerlukan bantuan orang lain untuk membimbingnya agar berhasil, atau seperti guru yang membimbing muridnya untuk berhasil, begitu juga dengan pernikahan.

Tidak ada pernikahan yang bisa berdiri sendiri tanpa pernikahan-pernikahan lain. Inilah mengapa mentor diperlukan untuk membangun pernikahan lainnya.

Namun, ada beberapa kesalah pahaman dalam memilih mentor pernikahan yang perlu kamu pertimbangkan sebelum memilih mentor pernikahanmu.

01 Mentor setidaknya berusia 83 tahun

Salah satu kesalahpahaman paling umum tentang pendampingan (mentoring) melibatkan usia. Banyak orang beranggapan untuk menjadi seorang mentor yang cukup bijak, setidaknya harus berusia 83 tahun.

Bukankah kedewasaan seseorang tidak ditentukan dari usianya? Saya menyarankan untuk mencari seseorang yang kamu hormati dan kamu sukai, dari siapa kamu ingin belajar.

02 Mentor harus sempurna

Kesalahpahaman ini membuat banyak orang yang telah memenuhi syarat ragu untuk menjadi mentor. Faktanya, anak didik tidak berharap seorang mentor untuk semurna.

Dalam sebuah konferesi, ada beberapa banyak peserta mengharapkan mentor mereka sempurna namun, tak ada satu pun yang mengangkat tangannya.

Kemudian ketika mereka ditanya berapa banyak yang menunda untuk menjadi seorang mentor karena menganggap dirinya harus sempurna bagi seorang mentor, sekitar 95% peserta mengangkat tangannya.

Intinya adalah, seorang mentor tidak perlu sempurna.

03 Mentor memiliki semua jawaban

Mentor adalah manusia. Mereka tidak memiliki semua jawaban. Peran mereka justru terkadang menjadi jawaban itu sendiri. Terkadang justru berjalannya waktu, anak didik menemukan jawaban sendiri dari kehidupan sang mentor.

Pada dasarnya, seorang mentor menghubungkan anak didik dengan sumber daya: jaringan pribadinya, seminar yang sesuai, sumber yang tepat, video yang bermanfaat, kaset audio dan buku, dan bahkan kelompok pendukung.

Mentor tidak diharuskan untuk mengetahui semua jawaban permasalah anak didiknya. Tapi mereka disana untuk membantu anak didiknya dan membantu apa yang bisa bantu.

04 Proses pendampingan melibatkan kurikulum yang perlu didampingi oleh seorang mentor untuk mengajar anak didik

Tidak ada kurikulum seperti ini. Proses pendampingannya setiap anak didik adalah unik. Dalam hubungan kepercayaan, anak didik dapat mengajukan pertanyaan yang tidak bisa mereka tanyakan pada kebanyakan orang karena merasa tidak nyaman.

Seorang mentor dapat memberikan jawaban yang tulis kepada anak didiknya. Tidak ada kurikulum, atau teori yang dapat menggantikan pengalaman hidup dan belas kasih seorang mentor seperti itu.

05 Fokus seorang mentor meminta pertanggungjawaban seorang anak didik

Banyak orang fokus pada pertanggungjawaban karena salah satu dari dua alasan: Mereka senang meminta pertanggungjawaban orang lain tetapi tidak secara khusus ingin dimintai pertanggungjawaban, atau mereka tidak memiliki kontrol diri dan mencoba untuk memberikan tanggung jawab itu di tangan orang lain.

Kedua motivasi ini tidak sehat dan merusak hubungan mentoring. Fokusnya harus mendukung, memperkuat, dan mendorong.

Tentu saja, dalam proses alami membantu anak didik tumbuh menjadi dewasa, kamu akan menggunakan unsur pertanggungjawaban.

Misalnya, kamu dapat meminta pertanggungjawaban anak didikmu untuk membentuk kebiasaan baru, mencapai tujuan baru, atau menahan godaan.

Tapi sebagai mentor, jangan merasa bahwa kamu harus mempertanggungjawaban setiap langkah anak didikmu. Dan sebagi anak didik, kamu bisa memperhatikan lima kesalahpahaman dalam memilih mentor seperti yang tertulis di atas ya.

Sumber : focusonthefamily
Halaman :
1

Ikuti Kami