Kerumunan massa terjadi saat proses
penutupan gerai restoran cepat saji pada Minggu (10/05) malam. Massa diketahui
berkerumun saat acara penutupan McDonald's Sarinah. Hal ini pun menjadi sorotan
publik. Pasalnya hal ini terjadi di tengan situasi pandemi COVID-19 yang
mematikan dan dapat menular dengan mudah.
Untuk menekan kurva penyebaran COVID-19, pemerintah melakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Perlu diketahui bahwa aturan pembatasan sosial berskala besar melarang kerumunan warga lebih dari lima orang.
Baca juga: PSBB Mulai Diberlakukan, Wamenag Minta Umat Beragama Patuh
Namun seakan tidak peduli, banyak
masyarakat justru menghadiri seremonial penutupan yang dilakukan oleh pihak
restoran cepat saji tersebut. Orang tua, remaja, bahkan anak-anak datang untuk
sekadar mengenang cerita mereka di tempat itu.
Kapolsek Metro Menteng AKBP Guntur
Muhammad Thariq menjelaskan kronologi video yang menunjukkan kerumunan warga di
area luar McDonald's Sarinah, Jakarta Pusat, Minggu (10/5/2020) malam.
Menurutnya, kerumunan tersebut adalah pengunjung yang mengantre untuk membeli makan di McDonald's Sarinah. Dirinya membantah bahwa perkumpulan itu adalah warga yang ingin merayakan penutupan restoran cepat saji tersebut.
Baca juga: Mudik di Tengah Corona, Sayang Sesama Atau Justru Egois?
Dikutip dari Kompas.com, Guntur mengatakan "Itu orang yang pertama kali
beli makanan ya. Jadi, bukan orang yang mau selebrasi di McDonald's
Sarinah," kata Guntur.
Dirinya memperkirakan ada sekitar 50
orang pembeli yan mengantre hingga luar tangga restoran, tetapi mereka tetap
menerapkan physical distancing.
"Jadi mereka antre, sekarang kan
sudah take away, antrenya mengular
sampai tangga kanan dan kiri, dua tangga itu," ujar Guntur.
Sekitar pukul 21.00 pihak Sarinah
melapor ke Polsek Menteng bahwa ada banyak sekali customer. Guntur menyampaikan bahwa pembubaran massa itu dilakukan
secara persuasif. Katanya, masyarakat juga mengikuti imbauan petugas untuk
segera membubarkan diri.
Situasi ini dapat terjadi karena ada
alasan secara psikologis. Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Dr.
Rose Mini Agoes Salim, M.Psi menjelaskan tentang rasa nostalgia yang dimiliki
oleh seseorang pada suatu tempat.
Baca juga: #LOVEINACTION Kemenhan Berikan 2.500 Paket Bantuan Makanan Bagi Tenaga Medis
Rose Mini, yang biasa disapa Romy
mengatakan, nostalgia sebetulnya tidak terjadi pada semua orang. Ada yang
cenderung berpikir lebih praktis dan tidak terlalu terikat secara emosional
dengan apa yang pernah terjadi pada masa lalunya.
"Mungkin yang terjadi di
McDonald's Sarinah itu, misalnya orang-orang yang mungkin bekerjanya dekat situ
atau meeting point-nya di situ atau pernah bertemu dengan pasangan di situ jadi
mempunyai suatu cerita tersendiri," kata Romy, saat dihubungi Kompas.com,
Senin (11/5/2020).
Menurut dia, karena merasa memiliki
kisah di tempat tersebut, maka timbul hasrat untuk mengunjungi kembali dengan
maksud bernostalgia.
Baca juga: Dibui Karena Prank Sembako Isi Sampah, Ferdian Paleka Jadi Korban Bully di Tahanan
Alasan McD Sarinah ditutup sendiri
adalah Sarinah (Persero) atau pusat perbelanjaan Sarinah, Thamrin Jakarta
hendak melakukan renovasi sekaligus mengubah strategi bisnisnya.
Oleh karena itu, manajemen sedang
melakukan proses pengosongan di gedung Sarinah Thamrin. Salah satu yang terkena
dampaknya adalah gerai McDonald's pertama di Indonesia.
Sebagai orang yang paham akan kebenaran, sudah seharusnya kita tetap mengikuti dan menudukung aturan pemerintah untuk mencegah penyebara COVID-19. Tidak bisa seenaknya mengambil risiko hingga lantas mengesampingkan larangan yang ada. Tetaplah berhikmat di tengah pandemi ini ya JCers.
#LOVEINACTION : Yuk bantu sesama yang terdampak COVID-19 dengan pemberian sembako, donasi KLIK DISINI
Sumber : berbagai sumber | jawaban.com