Perasaan
sedih yang berdampak negatif terhadap pikiran, tindakan, perasaan, dan
kesehatan mental seseorang disebut dengan depresi.
Ketika
pasanganmu mengalami depresi, maka kalian berdua akan menempuhnya bersama
karena berbagi hari-hari berdampingan. Kalian akan mengalami sakit dan kerugian
sendiri ketika pasangan sedang berjuang untuk mengatasi depresinya.
Selama masa
depresi, ada beberapa hal yang akan hilang dari hubungan kalian. Diantaranya;
Kerja sama sebagai suami-istri, ketika
pasanganmu sedang depresi dan sibuk mengurus dirinya beserta ketakutannya
sendiri, maka kamu harus siap untuk merawat dirimu sendiri. Jika kalian telah
memiliki anak, maka kamu juga harus merawat anak-anak.
Kehilangan mimpi, alih-alih berpikir tentang
masa depan, orang depresi cenderung terlalu pesimis akan masa depan.
Kehilangan romantisme, di tengah
emosi yang kamu alami, kebutuhan dan perasaan orang lain sulit untuk dipahami.
Keintiman fisik terasa melelahkan, pikiran negatif membungkam segalanya.
Kehilangan keprcayaan, depresi
dipenuhi oleh kebohongan. Kecemasan yang mengisi pikiran membuatmu tidak
mempercayain apapun dan kehilangan rasa aman dan nyaman.
Kehilangan ‘kami’, depresi mencuri kesenangan
kita. Emosi yang rendah membawa hubungan ke posisi terendah baru saat kalian
berjuang untuk menemukan jalan satu sama lain.
Tapi ... Depresi Tidak Memiliki Keputusan Akhir
Depresi
tidak akan bisa membangun rumahnya di dalam diri kita. Tuhan tidak akan
membiarkannya dan Dia akan memberikan karunia penyembuhan dan kebebasannya.
Tuhan akan
memberikan tali penyelamat bagi bagi kita dari lubang depresi. Dia menyembuhkan
masalah fisik yang memengaruhi kesehatan mental. Firman Tuhan, buku-buku yang
berwawasan luas, dan para saudara yang membantu membangun semangat dan iman
akan membantumu keluar dari depresi. Tidak pernah sekalipun Tuhan meninggalkan kita
dalam kegelapan depresi.
Depresi
yang mungkin hamu hadapi adalah pencobaan. Yakobus 1:3 mengatakan, “ujian
terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.”
Kemudian
ayat 4 kembali menegaskan, “biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang
matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.”
Tuhan
mengizinkan kita ke dalam pencobaan untuk memberkati orang lain. Itu membuatmu
bisa melayani orang lain yang sedang dalam depresi sama sepertimu.
2 Korintus
1:4 “yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup
menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan
penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.”
Masalah
hidup bersifat sementara. Ketika kamu merasa tidak dicintai oleh siapapun,
Allah sanggup meyakinkanmu bahwa “Aku
mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih
setia-Ku kepadamu. Aku akan membangun engkau kembali, sehingga engkau dibangun,
hai anak dara Israel! Engkau akan menghiasi dirimu kembali dengan rebana dan
akan tampil dalam tari-tarian orang yang bersukaria.”
(Yeremia
31: 3-4)