Sebuah jajak pendapat yang melibatkan 2000 orangtua menemukan
bahwa tinggal di rumah selama pandemic corona justru membuat hubungan ayah, ibu
dan anak semakin erat. Masa-masa tinggal di rumah membuat keluarga lebih banyak punya waktu untuk terkoneksi.
Di sisi lain juga ditemukan bahwa sebanyak dua pertiga atau
62 persen orangtua menyaksikan bagaimana anak-anak mereka belajar tentang komunitas dan 53 persen terdorong untuk membantu teman dan tetangganya.
Aktivitas yang umum dilakukan keluarga adalah berbagi dengan
orang-orang yang lebih tua dan juga memberikan obat-obatan kepada tetangga yang sedang sakit.
"Dipaksa untuk menghentikan aktivitas kita yang sibuk dan
menghabiskan waktu bersama (keluarga) selama karantina membuat banyak dari kita
mempertimbangkan apa yang benar-benar penting, seperti anak-anak, orangtua dan masyarakat di dalamnya," kata Siobhan Freegard, pendiri ChannelMum.com
Dia juga menegaskan, kondisi pandemi yang sangat mengerikan justru mendorong banyak orang untuk lebih bersyukur atas hal sederhana dalam keluarga.
Baca Juga: Dampingi Anak Belajar di Rumah Ternyata Gak Mudah, Banyak Orangtua yang Mulai Komplain
Jajak pendapat ini juga menemukan setengah dari seluruh
keluarga menghabiskan lebih banyak waktu memainkan permainan tradisional dan
teka-teki. Sedangkan tiga dari 1 lainnya membaca lebih banyak buku bersama-sama.
Sementara 28 persen lainnya mengaku memilih aktivitas
berkebun. Dan hanya sepertiga yang mengizinkan anak-anak mereka menonton televisi dan seperempat membatasi penggunaan tablet, ponsel dan permainan game online.
Meskipun orangtua mengaku awalnya sulit bekerja dari rumah bersama anak-anak, tapi lambat laun mereka pun menjadi terbiasa dan bisa mengatasinya.
“Mereka mengganggu saya terus menerus. Tetapi setiap hari itu
semakin mudah. Mereka terlibat dalam permainan imajinatif yang dalam dan saya
dapat mengabaikan mereka untuk waktu yang lama,” kata Christopher Mims, seorang kolumnis Wll Street Journal yang tinggal di Baltimore, Maryland.
Pangeran Harry yang juga baru-baru ini pindah ke Los Angeles,
California menyampaikan bahwa dia sangat menghargai waktunya bersama sang istri Meghan dan juga putra mereka Archie selama masa karantina.
“Ada banyak hal positif yang terjadi pada saat yang sama dan bisa
punya waktu keluarga, waktu keluarga yang sangat banyak, sehingga kamu hampir
berpikir. ‘Apakah saya merasa bersalah karena punya banyak waktu keluarga?’
Kamu harus merayakan saat-saat dimana kamu berada di lantai berguling-guling dengan histeris,” kata Harry.
Studi ini juga menemukan bahwa tinggal di rumah juga
berdampak positif bagi hubungan suami istri. Banyak pasangan Inggris mengaku
hubunga mereka dengan pasangan bukan hanya lebih dekat, tapi juga mereka merasa lebih bahagia.
“Untuk pertama kalinya sejak awal abad ke-19, banyak orangtua
dan anak dan bahkan cucu, semuanya berada di bawah atap yang sama sepanjang
hari. Dan kalau masa-masa darurat ini adalah panduan, kebersamaan yang
dipaksakan ini bisa memperdalam hubungan kita selama bertahun-tahun yang akan
datang,” kata Erica Pandey, seorang wartawan bisnis untuk Axios.
Meskipun studi ini dilakukan di luar negeri, tapi kita
percaya di Indonesia sendiri hal positif serupa juga terjadi kepada keluarga-keluarga
yang tinggal di rumah. Mari memanfaatkan waktu-waktu ini untuk lebih bersyukur
karena masih diberikan waktu untuk dekat dengan orang-orang yang kita kasihi
dan kembali membagun hubungan yang semakin dekat dengan pasangan, anak dan juga
Tuhan. Dengan melakukan ini, kita akan melihat akan banyak hubungan keluarga
dipulihkan dan menjadi kesaksian bagi orang lain.