Kita pasti bisa merasakan kesedihan dan kesepian saat kita
harus diasingan di kamar rumah sakit sendirian. Gak ada anggota keluarga
ataupun teman terdekat yang bisa mendampingi. Satu-satunya alasan untuk tetap
bertahan adalah karena janji Tuhan bahwa Dia akan melakukan apapun yang menyenangkan hati-Nya. Ini adalah janji yang menguatkan semangat dan iman.
Di tengah-tengah masa dimana kita harus dipaksa untuk
sendirian dan kesepian ini, Mazmur 135: 6 memberikan kita harapan dan kedamaian.
"TUHAN melakukan apa yang dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya."
Di awal pasal ini, penulis Mazmur menyampaikan bahwa Tuhan
mengendalikan segala hal yang ada di dunia mulai dari langit, bumi, udara dan
angin. Bahkan manusia, raja-raja, penguasa dan binatang sekalipun ada di bawah kuasaNya.
Di Mazmur 115: 3, pemazmur menyebutkan bahwa Allah kita yang
ada di surga turut melakukan semua yang Dia kehendaki. Dalam hal ini, ayat
Mazmur menyampaikan bahwa Allah sendiri adalah Allah yang berdaulat dan berkuasa.
Dalam hal ini, kita bisa menyimpulkan bahwa Allah sendiri
tahu apa yang terjadi (Yesaya 46: 8-11) dan Dia akan melakukan sesuatu yang sesuai dengan kehendak-Nya (Mazmur 135: 6).
Gak ada yang terlalu sulit bagi Tuhan (Yeremia 32: 27). Tidak
ada yang terjadi di dunia ini yang luput dari perhatianNya, entah itu hal baik
maupun hal buruk (Ratapan 3: 37-38). Dia menciptakan manusia dan memiliki
otoritas penuh atas tubuh manusia. Dia memberi hidup dan Dia membawa kematian, Dia terluka dan dia sembuh (Ulangan 32: 39).
Firman-Nya akan tetap berlaku dan gak satupun dari rencana-Nya
yang akan gagal (Yesaya 46: 10). Dia sendiri adalah Tuhan atas semua ciptaan-Nya (Mazmur 103: 19).
Saat kita melihat Alkitab secara keseluruhan kita akan melihat
bahwa Mazmur 135: 6 mengingatkan kita bahwa masa-masa saat ini bisa jadi salah
satu kehendak Tuhan. Walaupun di satu sisi, Tuhan sendiri tidak suka dengan
kematian dan duka umat-Nya. Dia tetap akan merasa kasihan saat menyaksikan banyak penderitaan dan kematian.
Baca Juga: 5 Tindakan Kebaikan yang Bisa Orang Kristen Tunjukkan di Masa-masa Wabah Corona
Tuhan sendiri tidak menghendaki kematian bagi umat-Nya. Melainkan,
Dia senang jika ciptaan-Nya berkembang dan menemukan hidup yang berkelimpahan
di dalam Dia. Tapi kita akan mendapatkan pengertian baru ketika masa-masa sulit pada akhirnya datang dan menyebabkan banyak kematian.
“Tuhan
tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai
kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan
ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” (2 Petrus 3: 9)
Walaupun Tuhan tidak menginginkan kita binasa, tapi Dia bisa
memakai penderitaan untuk membawa orang-orang kepada keselamatan. Tuhan bukan
hanya berdaulat atas semua penderitaan dan kematian, tetapi dia juga memakainya
untuk tujuan yang baik. Pengorbanan Kristus memuka jalan bagi kita untuk
menjadi anak-anak Allah. Semua dosa kita diampuni dan kita dibebaskan dari sengat maut.
Bahkan di tengah-tengah masa pandemi ini, kita harus tetap
berpegang teguh kepada salib Kristus dan percaya bahwa Dia tidak menderita dan mati sia-sia. Dia melakukan-Nya untuk semua orang.
Mungkin saat ini kita gak bisa mengerti kenapa Tuhan
mengijinkan kita sakit atau harus melewati masa-masa sulit sendirian dan
kesepian. Tapi kita tahu bahwa Dia punya tujuan yang sangat besar atas kita dan dunia ini.
Percayalah bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita menderita
dalam rasa sakit sendirian. Dia justru menawarkan satu-satunya harapan yang sangat kita butuhkan saat ini yaitu harapan untuk senantiasa datang kepada-Nya.
“Marilah
kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan
kepadamu.Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah
lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.” (Matius 11: 28-30)
Di masa-masa terburuk sekalipun, mari kembali kepada Tuhan
dan merendahkan diri kita dihadapan-Nya dengan sikap hati yang benar.
“Sebab itu
marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya
kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan
kita pada waktunya.” (Ibrani 4: 16)