Kebanyakan dokter hanya mengandalkan keahlian dan obat-obatan
untuk menyembuhkan penyakit seseorang. Hanya sedikit diantaranya yang mengandalkan mujizat dan pertolongan Tuhan bahkan di masa-masa sangat kritis.
Dan salah satu dokter yang masih tetap mengandalkan iman
percayanya kepada Tuhan adalah dr. Francis Daclan. Di tengah kondisi kritis
yang dialami sang ayah yang sudah berusia 70 setelah dinyatakan positif tertular virus corona.
"Sebagai dokter, aku tahu aku menyaksikan mujizat setelah melihat kondisi ayah yang terus membaik," kata dr. Daclan.
Dr. Daclan sendiri ikut jadi tim medis yang menangani
perawatan ayahnya, Porferio Jr. Dia bahkan tak pernah mengambil cuti selama
sang ayah di rawat di Pusat Medis Universitas Cebu (UCMed) di Kota Mandaue, Filipina
pada Kamis, 19 Maret 2020 lalu sampai akhirnya sang ayah dinyatakan sembuh pada Minggu, 5 April 2020.
Baca Juga:
Dalam Sehari, OBI Salurkan Bantuan ke Empat Rumah Sakit Ini
Melawan Kanker Langka, Marjorie dan John Hampir Menyerah. Tapi Tuhan Lakukan Ini
Seperti diketahui, Porferio sudah memiliki berbagai riwayat
penyakit seperti diabetes, hipertensi dan paru-paru kronis. Kondisi inilah yang semakin memperparah kesehatannya setelah terjangkit virus corona.
Awalnya, Porferia hanya mengalami gejala batuk dan demam
saja. Namun keluarganya mengira penyakit parunya kambuh dan memutuskan untuk merawat dia di rumah saja.
Setelah itu, gejala tersebut terus berkembang menjadi diare
dan sesak napas pada Kamis, 1 Maret 2020 lalu. Di hari yang sama, Daclan pun
memutuskan untuk membawa sang ayah ke UCMed. Setelah mendapatkan hasil swap laboratorium, Daclan meyakini kalau sang ayah sudah terinfeksi virus Covid-19.
Setelah mendapatkan hasil positif, sang ayah lalu dirawat di
sana. Sebuah tabung endotrakeal harus dimasukkan ke tenggorokannya dan dia harus dihubungkan ke ventilator mekanik untuk membantu pernapasannya.
Sebagai dokter penyakit dalam, Daclan jadi bagian dari tim
medis yang menangani kondisi sang ayah. Dia bertugas selama ayahnya dirawat di sana.
Sementara kondisi Porferio semakin memburuk selama minggu
pertama masuk. Selain karena komplikasi paru-paru, dia juga mengalami komplikasi jantung. Dia juga harus kehilangan kemampuan untuk berbicara.
“Aku melihat dari matanya dia merasa tidak nyaman. Aku
melihat ketakutan dan kecemasan di matanya saat itu, tapi aku tahu dia berjuang sangat keras,” kata Daclan.
Di masa-masa kritis itu, Daclan pun tidak diperbolehkan
mengunjungi sang ayah.Seluruh keluarganya pun mulai merasa cemas. Tapi kemudian memilih untuk mencari kekuatan dalam doa.
Daclan sendiri tidak tahu bagaimana sang ayah bisa tertular
virus tersebut. Karena sang ayah tidak pernah bepergian ke luar kota dalam
beberapa minggu sebelum masuk rumah sakit. Tapi dia diketahui pernah berada di
tempat-tempat umum. Hal ini terjadi sebelum pengumuman karantina oleh pemerintah Filipina.
Selama Sembilan hari masa perawatan sang ayah, Daclan dan keluarganya pun terus berdoa.
Saat berada di rumah sakit, Daclan mengingat apa yang
disampaikan sang ayah saat dia masih sehat bahwa Tuhan tidak akan pernah mengecewakannya.
Selama dua hari berikutnya, Porferio masih dalam keadaan kritis. Tapi dia sudah bisa bangun.
Sebagai seorang anak, Daclan mengaku takut kehilangan sang
ayah. Namun di tengah-tengah keputusasaan seluruh keluarga kondisi sang ayah
justru semakin membaik. Kebutuhan oksigennya sudah mulai membaik dan kondisi tubuhnya sudah mulai tampak sehat.
Tak lama kemudian, Porferio pun perlahan sehat. Dia bisa
berjalan dan berbicara. Di hari ke-17 masa perawatan, dia pun sudah diizinkan untuk pulang pada 5 April lalu.
Sebagai seorang dokter, Daclan selalu berharap supaya semua
pasiennya sembuh melawan berbagai penyakit. Dan di masa wabah ini, dia pun
menyampaikan kepada semua penderita virus corona untuk tetap berjuang dan tidak kehilangan iman.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada semua rekan-rekan
dokternya karena sudah membantu merawat sang ayah. Dia pun memuji pengorbanan
para petugas medis di garis terdepan seperti staf pendukung medis, petugas keamanan dan petugas kebersihan.
Saat ini, Daclan dan sang ayah sedang menjalani isolasi
secara mandiri di rumahnya. Mereka kondisi ini bisa segera berakhir dan mereka kembali berkumpul sebagai keluarga.
Kisah kesembuhan yang dialami ayah Daclan membuktikan kepada kita
bahwa seburuk apapun kondisi kesehatan kita, kalau kita terus mengandalkan
Tuhan dan percaya mujizat-Nya maka kita akan menerima kesembuhan yang sempurna.
Jadi, mari terus berharap dan beriman bahkan dalam kondisi terburuk sekalipun.
Mari juga berdoa bagi para pasien yang terinfeksi virus
corona dan harus menjalani perawatan. Supaya mujizat Tuhan benar-benar terjadi
atas mereka.