Kita adalah anak-anak Tuhan. Tuhan adalah Bapa kita. Tuhan
mengajar kita untuk jadi anak-anak yang taat. Dalam artian, kita dituntut untuk taat sepenuhnya kepada Dia. Tuhan gak pernah mentolerir penghianatan kita.
Sama seperti Raja Saul, dia harus kehilangan tahtanya karena gak taat sama Tuhan.
Hal ini mengingatkan kita bahwa ketaatan kepada Tuhan adalah
dasar aturan Kerajaan Allah. Kerajaan Allah dimanifestasikan dengan melakukan
kehendak Allah di bumi sama seperti di surga. Ketaatan harus dipelajari dan seringkali bisa dipelajari dengan baik melalui penderitaan.
Baca Juga:
Inilah Satu-satunya Obat yang Paling Mujarab Untuk Sembuhkan Kesedihan
Renungan Ps Andy Otniel: Memetik Berkat di Tengah Keadaan Buruk
Hidup di dunia adalah proses dimana kita siap untuk diuji.
Pelajaran utama yang kita pelajari di bumi adalah tetap percaya kepada kesetiaan Tuhan dan mau tetap taat kepada kehendak-Nya.
Bersyukurlah karena kita punya Tuhan yang membimbing kita
dari kemuliaan ke kemuliaan. Dia memberikan warisan yang indah kepada kita kalau kita mengikuti jalan-Nya. Dia adalah Bapa yang benar-benar baik.
Allah sendiri seringnya berkata ‘Tidak’ kepada sesuatu yang baik demi embuat sesuatu yang besar terjadi atas hidup kita.
Berapa kali kita harus diperhadapkan dengan pilihan hidup
yang kita jalani. Kita pasti pernah jatuh dalam pilihan yang salah, yang
membuat kita gak taat sama kehendak-Nya. Kita terpikat dengan sesuatu yang
menarik dari dunia dan pada akhirnya menekan kita dan membuat kita gak lagi menaati Tuhan.
Kadang kita mulai menuduh Tuhan keliru karena mengijinkan
wabah terjadi dan banyak orang yang harus kehilangan orang-orang yang mereka
cintai. Kadang kita mulai gak percaya kalau apa yang kita alami diijinkan terjadi untuk suatu rencana yang lebih besar.
Kita harus memilih antara jadi anak nakal yang tahu yang
terbaik untuk dirinya sendiri atau jadi anak beriman yang mempercayakan Tuhan
untuk membimbing hidup kita. Seringnya kita pasti akan memilih jadi anak nakal yang tahu segalanya bukan?
Kalau kita mau hidup taat dengan kehendak Tuhan, berarti kita
harus mau menderita juga. Kalau kita memilih hidup secara berbeda dengan dunia, kita pasti akan banyak mengalami pertentangan.
Contoh sempurna adalah Yesus dan salib. Dia sudah tahu semua
alasan kenapa Dia datang ke bumi yaitu untuk mati. Dia di sini bukan untuk
menikmati hal-hal dunia atau bermimpi jadi orang yang dikenal oleh banyak orang
karena mujizat-mujizat-Nya. Yesus datang untuk mati di kayu salib! Yesus datang untuk belajar menaati kehendak Bapa dan menanggung penderitaan di dunia.
Yesus juga memanggil kita untuk melakukan hal yang sama. Kita
gak perlu takut menderita bagi Yesus. Kita gak bisa menghindari yang tak
terhindarkan. Kita gak lahir untuk tujuan hidup kita sendiri, tapi untuk tujuan kekekalan.
"Semuanya
itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam
dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia." (Yohanes 16: 33)
Meskipun dunia memandang pengorbanan Yesus sebagai hal yang sia-sia.
Tapi bagi Allah, itu adalah bentuk ketaatan sempurna dan tujuan akhir selama
kita hidup di dunia.
Menjelang peringatan Paskah minggu ini, mari merenungkan
kembali di bagian apa dalam hidup kita yang Tuhan mau kita tetap taat?