Pemimpin megachurch Revival International Ministries and The
River di Tampa Bay Church, Florida, Pendeta Rodney Howard-Browne kabarnya
ditangkap dengan tuduhan pelanggaran hukum dan perintah darurat kesehatan masyarakat.
Pendeta Howard-Browne diketahui membuat undangan ibadah yang disebarkan
secara online. Hal inipun membuat pihak kepolisian Florida berang dan segera menangkap sang pendeta.
"Kami menerima pesan anonim bahwa Dr Rodney Howard-Browne
menolak permintaan untuk sementara waktu berhenti mengadakan pertemuan besar di
gerejanya. Dan sebaliknya, dia mendorong jemaatnya yang besar untuk bertemu di
gerejanya," kata Chad Chronister, salah seorang petugas kepolisian County Hillborough.
Dia menyayangkan bahwa gereja sebesar itu tidak memanfaatkan
teknologi untuk melakukan ibadah sementara melalui online di tengah wabah virus corona ini.
“Mereka mendorong jemaat untuk datang dan berkumpul di
gereja, bahkan menyediakan transportasi bus untuk pelayanan. Tujuan kami bukan
untuk menghentikan orang-orang dari beribadah. Tapi keselamatan dan kesejahteraan komunitas harus selalu didahulukan,” kata Chronister.
Baca Juga: Ditutup Selama Tiga Bulan, Gereja-gereja di Inggris Terpaksa Lakukan Ibadah Secara Online
Dia juga menyayangkan bahwa ada pihak yang memanfaatkan kondisi wabah saat ini untuk mencari perhatian.
“Sayang sekali ada yang memanfaatkan ini. Untuk alasan
apapun, aku hanya tidak memahaminya. Satu-satunya alasan yang bisa kulihat adalah alasan yang ceroboh yang membahayakan jemaatnya,” ungkapnya.
Terkait penahanan dirinya, Pendeta Howard-Browne menilai
tindakan itu sebagai pelanggaran terhadap amandemen pertama dan menurutnya pelayanan gereja adalah hal yang sangat penting.
Seperti diketahui, pemerintah Florida sendiri telah
mengeluarkan himbauan kepada seluruh masyarakat untuk menghentikan sementara
aktivitas yang melibatkan perkumpulan orang banyak sejak 20 Maret 2020 lalu.
Hal ini dilakukan sebagai langkah untuk mencegah penyebaran virus corona.
Aktivitas yang dilarang meliputi pertemuan publik atau pribadi termasuk
komunitas, kelompok, rekreasi publik, acara berbasis agama, acara olahraga, konser dan acara yang melibatkan lebih dari 10 orang dalam satu ruangan.
Penangkapan terhadap pendeta megachurch ini sendiri dilakukan
pada Senin, 30 Maret 2020 lalu. Kejadian ini pun mendorong pemerintah setempat
untuk mengeluarkan kembali perintah khusus untuk tetap tinggal di rumah masing-masing.
Di Amerika Serikat sendiri, masih ada gereja yang melakukan
perkumpulan ibadah sekalipun di tengah wabah virus corona. Dari sebuah jajak
pendapat yang dilakukan dihasilkan bahwa sebanyak 1038 orang Amerika atau
sebesar 88% mengatakan bahwa tempat ibadah mereka sudah ditutup selama wabah.
Namun sebanyak 17% lainnya mengaku masih melakukan ibadah minggu bersama dan
sebanyak 225 mengaku masih terlibat pelayanan karena pihak gereja memintanya.
Di tengah masa-masa sulit ini, dimana kasus wabah virus corona terus bertambah dan bahkan jumlah kematian tak kalah semakin memburuk, harusnya sebagai umat Tuhan kita menjadi berkat dan terlebih berhikmat dalam kehidupan kita. Karena itu, mari belajar untuk taat bukan hanya kepada Tuhan tapi juga kepada pemerintah seagai perwakilan dari Tuhan di dunia. Mari jadi berat di tengah-tengah masa sulit saat ini.
Anda butuh didoakan langsung? Klik link di bawah ini untuk terhubung dengan Tim doa kami: http://bit.ly/InginDidoakan. Anda butuh konseling? Klik link dibawah ini untuk konseling: http://bit.ly/inginKonseling.