Gembala GBI OIC Pastor Andy Otniel menilai bahwa berdasarkan
pandangannya wabah COVID-19 yang saat ini terjadi adalah kejadian yang sangat
alkitabiah. Menurutnya Alkitab sendiri menuliskan bahwa wabah seperti penyakit
sampar akan terjadi dan melenyapkan sebagian besar penduduk bumi (berdasarkan tertulis dalam Wahyu 6: 8 )
Meskipun begitu, Ps. Andy menilai bahwa kondisi ini diijinkan
terjadi oleh Tuhan supaya pemulihan bisa terjadi. Karena itulah gereja dan
orang-orang Kristen perlu berdoa, minta
ampun dan berbalik dari jalan-jalannya yang jahat. Supaya Tuhan berkenan memulihkan setiap bangsa.
Dia juga yakin jika kondisi ini bukanlah tragedi pemunahan
manusia. Tapi sebaliknya jadi momen dimana kita bisa memandangnya sebagai berkat yang tersembunyi.
Dia mengajak gereja dan orang Kristen untuk memaknai wabah
saat ini sesuai dengan yang tertulis dalam alkitab serta pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya:
1. Berdasarkan Keluaran 12 tentang perayaan Paskah, bangsa Israel diajar untuk taat. Tidak boleh
keluar rumah selama 14 hari. Mereka juga diperintahkan untuk membubuhi darahnya di tiang-tiang pintu rumah mereka.
Ps. Andi menilai perintah Tuhan untuk membubuhi darah di
palang pintu rumah mereka itu bicara tentang bagaimana orang Kristen harus
terlihat. Dan terkait kondisi ini, Tuhan sedang mengingatkan orang Kristen untuk kembali pada fokus utamanya yaitu menjadi garam dan terang.
"Banyak orang Kristen hari ini kesibukan mereka cari jodoh,
cari pacar, cari duit, cari popularitas. Cari ketenaran, cari pengakuan. Itu sebagai
sesuatu yang sulung dalam kehidupan mereka. Mereka hampir lupa bahwa ada yang
lebih sulung diantara semua itu yaitu darah anak Allah yang tercurah. Itu darah
anak domba yang telah menyelamatkan mereka ‘yang sudah percaya’ bahwa Yesus adalah juru slamat," ucap Ps. Andy.
Jadi, salah satu berkat di balik kondisi buruk saat ini bisa
saja untuk mengingatkan kembali gereja dan orang percaya tentang prioritas
dalam hidup. Salah satunya adalah tetap mengutamakan Tuhan di atas dari segalanya.
2. Orang Kristen mengalami perubahan dalam hubungannya dan juga hidupnya secara pribadi. Wabah virus
corona memang memaksa semua orang untuk tinggal di rumah dan tidak melakukan
aktivitas di luar rumah. Menurut Ps. Andi, kondisi ini bisa saja dipakai Tuhan
untuk mengubah berbagai aspek kehidupan kita. Salah satunya semakin menguatkan hubungan dengan pasangan dan juga keluarga.
“Contohnya, yang tadinya gak pernah kumpul keluarga jadi
kumpul keluarga. Yang tadinya gak pernah berdoa dilatih untuk bisa berdoa. Yang
tadinya gak pernah baca Alkitab, akhirnya mau baca Alkitab. Walaupun mungkin
ada yang takut karena takut mati, saya tidak peduli dengan alasan itu. Karena yang penting adalah bagaimana realisasi dari perubahan hidup seseorang,” ungkapnya.
Wabah ini juga bisa jadi berkat bagi pernikahan, dimana suami
bisa jadi betah tinggal di rumah atau istri bisa lebih rajin masak. Dalam artian, fungsi suami istri dan anak dipulihkan.
3. Tuhan ingin menyingkirkan ragi dalam kehidupan kita. Dalam kisah
Keluaran 12, umat Israel diminta untuk tidak makan roti yang tidak beragi
selama tujuh hari lamanya. Hal ini mengingatkan kita bahwa ragi adalah sesuatu
yang bisa mengkhamirkan makanan atau mengubah rasa suatu makanan. Dalam hal
ini, Tuhan mau mengingatkan untuk meninggalkan ragi atau kebiasaan dan tindakan yang selama ini mengkhamiri hidup orang percaya.
“Yang tadinya kita berdoa jadi malas berdoa. Itu ragi kita. Yang tadinya malas beribadah. Yang membuat itu apa?” jelasnya.
4. Tuhan mau orang percaya seperti lima gadis bijaksana. Orang Kristen harus menjadi
seperti lima gadis bijaksana yang tidak kehilangan semangat, tidak teledor,
tidak kehilangan harapan dan siap kapanpun dan apapun yang terjadi. Gadis-gadis
seperti inilah yang tidak akan mudah panik bahkan saat situasi terburuk sekalipun terjadi.
“Kalau lima gadis bodoh adalah orang yang, yah gak papa lah. Apa
sih yang terjadi? Ahh, nanti juga ilang sendiri. Cuma flu aja kok. Ya mereka gak
menyiapkan makanan, lalu gak menyiapkan kebutuhan rohani dia. Sehingga ketika
sesuatu terjadi yang terjadi adalah kepanikan. Freak out. Makanya ada panik buying, macam-macam. Ketakutannya muncul udah terlambat,” jelasnya.
Rasa takut memang adalah sesuatu yang alamiah. Namun firman
Tuhan menuliskan bahwa roh Allah tidak memberikan kita ketakutan melainkan membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (2 Timotius 1: 7).
“Di balik semua ini Allah sedang men-trigger, men-encourage kita
ada gak sih kita ini mendapat kekuatan di dalam Tuhan? Ada gak sih kita bisa
menjadi faktor pembawa kasih bagi orang terdekat kita. Ada gak sih kita menjadi
orang yang tertib, orang yang disiplin dalam membangun hubungan intim dengan Tuhan?” terangnya.
Ps. Andy mendorong semua orang untuk menjadikan masa-masa ini
untuk membangun kembali keintiman dengan Tuhan. Baik lebih banyak berdoa,
merenungkan firman Tuhan dan senantiasa berjaga-jaga baik dalam hal tindakan maupun perkataan.
“Bertekunlah
dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.” (Kolose 4: 2 )
Ps. Andy berpesan bahwa di masa wabah virus corona ini, orang Kristen harus bertanya apakah kita sudah seperti Kristus yang bertambah besar, penuh hikmat dan kasih karunia Allah ada di dalam kita? (Lukas 2: 40). Mari belajar dari ketaatan bangsa Israel. Mereka mau taat untuk mengurung diri selama 14 hari di rumah. Karena mereka tahu mereka akan berjuang menyeberangi Laut Tiberau untuk bisa sampai ke tanah perjanjian.
Anda butuh didoakan langsung? Klik link dibawah ini
untuk terhubung dengan Tim doa kami http://bit.ly/InginDidoakan. Anda butuh konseling? Klik link dibawah ini untuk
konseling: http://bit.ly/inginKonseling.