Penyebaran virus corona semakin meluas. Italia, Iran dan
Amerika adalah tiga negara dimana penyebaran virus ini terus meningkat. Akibat virus
ini, beberapa pendeta Amerika Serikat bahkan sudah tertular dan memaksa pelayanan ibadah gereja ditunda untuk sementara waktu.
Kekuatiran akan penyebarannya yang semakin tidak terkontrol membuat
beberapa gereja di berbagai wilayah dan negara memutuskan untuk menutup layanan ibadah mereka.
Beberapa gereja yang mengikuti tindakan ini diantaranya:
1. Gereja Lakewood, Houston
Gembala Gereja Lakewood, Houston Joel Osteen mengumumkan bahwa pelayanan mingguan akan ditiadakan demi mencegah penyebaran virus corona.
Osteen menyampaikan hal ini setelah pemerintah daerah Houston mengeluarkan aturan pencegahan penyebaran virus.
Pengumuman yang disampaikan melalui email ini berisi himbauan kepada semua jemaat Gereja Lakewood untuk tidak mengadakan ibadah minggu.
"Dengan mempertimbangkan deklarasi darurat kesehatan masyarakat
hari ini tentang COVID-19 oleh Walikota Houston, Sylvester Turner, bersama
dengan fakta bahwa Lakewood menarik begitu banyak pengunjung internasional setiap
minggu, pemimpin Lakewood memutuskan untuk tidak mengadakan layanan publik di
akhir pekan ini. Sehubungan dengan ini kami meminta maaf atas ketidaknyamanan yang
ditimbulkan oleh anggota dan pengunjung kami, kami merasa langkah ini diperlukan
untuk memastikan kesejahteraan semua warga kota besar ini, terutama yang paling rentan di antara kami," tulis dalam email tersebut.
Sementara selama layanan ditutup, jemaat bisa didorong untuk mengikuti layanan ibadah secara online.
Pihak gereja juga akan terus memantau situasi yang terjadi sampai keadaan kembali memungkinkan untuk membuka layanan ibadah minggu.
2. Gereja St Andrew, Abu Dhabi
Sejalan dengan Gereja Lakewood, gereja-gereja di Uni Emirat Arab juga telah mengumumkan penutupan ibadah sementara sejak Rabu, 11 Maret 2020.
Pihak Gereja St Andrew menyampaikan bahwa ibadah mereka mulai
Kamis dan seterusnya akan dihentikan sementara waktu sebagai upaya untuk mendukung Pemerintah Uni Emirat Arab dalam mencegah penyebaran virus corona.
“Kami mengambil keputusan ini karena ratusan jemaat yang datang
ke gereja setiap minggu adalah rumah bagi lebih dari 60 jemaat. Kami perlu melakukan
apapun untuk mendukung pemerintah dalam upayanya mengendalikan penyebaran virus,” ucap Pendeta Canon Andy Thompson, Pendeta Senior Gereja St Andrew.
Sementara 10 gereja lainnya di Sharjah, seperti Gereja Katolik
St. Michael, Gereja Ortodoks St. Gregorious, Gereja Anglikan St. Martinus,
Gereja St. Gregorius Illmuninator Paroki Ortodoks Armenis, St. Mary’s Katedral Syria
Jacobite, Gereja Persatuan Sharjah, Gereja Ortodoks Rusia, Paroki Mar Thoma,
Paroki Virgin Mary & St Philopateer Koptik Orthodox dan Pusat Ibadah Sharjah, akan ditutup sejak 12 Maret sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
“Sebagai komunitas Kristen, kami secara rutin berdoa untuk pihak
berwenang dan kami berusaha untuk menjalani pemerintahan ilahi dengan mengasihi
Allah dan sesama. Sesuai dengan ajaran ini bahwa kami sudah mengambil tindakan
ini. Sementara itu, kami menganjurkan orang Kristen untuk terus berdoa, untuk terus
membaca Alkitab dan melayani masyarakat dengan integritas iman,” ucap pihak gereja Sharjah.
Baca Juga: Pernah Menolak, Gereja Lakewood Ternyata Kini Sudah Tampung 400 Korban Badai Harvey
3. Keuskupan Agung Katolik Roma di Seattle
Keuskupan Agung Katolik Roma di Seattle mengikuti himbauan Gubernur
Kentucky supaya gereja-gereja setempat menghentikan layanan ibadahnya untuk sementara waktu.
Sementara di masa-masa pra-Paskah ini jemaat gereja didorong untuk melakukan ibadah sendiri di rumah setiap hari.
Senada dengan itu, para uskup Episkopal di Virginia dan
Washington, DC pada Rabu, 11 Maret 2020, mengumumkan penutupan gereja selama dua
minggu ke depan. Gereja Katedral Nasional Washington juga akan mengikuti aturan tersebut.
Para jemaat gerejanya juga dianjurkan untuk mengikuti ibadah melalui
layanan online.
Sejak merebaknya penyebaran virus corona di salah satu gereja
di Korea Selatan, pihak gereja di berbagai negara akhirnya diserang kekuatiran akan
penyebaran yang bisa terjadi di gereja mereka. Akibatnya, sejumlah gereja
memutuskan untuk menutup layanan ibadahnya dan mendorong jemaat untuk mengikuti
ibadah melalui layanan online. Di tengah zaman teknologi ini, solusi ini terdengar
sangat baik. Namun orang Kristen perlu mengingat bahwa kita gak perlu takut. Sebaliknya,
mari menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan dan perkatakan firman dalam
Mazmur 91 terjadi atas hidup kita.