Selama kita hidup, kita berharap bisa melakukan hal-hal besar dan setelah meninggal kita mau dikenang sebagai seorang pahlawan.
Tapi kita juga gak menyangkali kalau ada juga orang yang selama
hidup justru melakukan kebalikannya. Dia melakukan yang jahat dan setelah meninggal
tak seorangpun yang mengenangnya. Hal inilah yang terjadi pada kisah hidup Raja Yoram putra Yosafat, raja ke-4 Yehuda.
Apa yang terjadi dengan dia? Sebagian besar dari kita mungkin
sering menghadiri pemakaman orang yang kita kenal, entah itu anggota keluarga teman
dekat atau bahkan orang terdekat kita. Dan saat kita menghadiri pemakaman itu, pastinya
ada perasaan duka yang mendalam terhadap orang tersebut. Setidaknya orang-orang
terdekat dari yang meninggal bisa pasti mengungkapkan perasaan sedih atau
penyesalan mereka tentang hal-hal yang mereka gak bisa lakukan untuk orang itu
selama masa hidupnya. Apalagi jika orang yang meninggal itu sudah melakukan banyak
hal baik dalam hidupnya, pastinya akan banyak orangyang mengenangnya dengan cara yang terhormat.
Sayangnya, raja Yoram tidak mengalami hal serupa. 2
Tawarikh 21: 20 menyampaikan bahwa dia meninggal tanpa seorangpun mencintai dan mengenangnya.
"Ia berumur tiga
puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan delapan tahun lamanya ia
memerintah di Yerusalem. Ia meninggal dengan tidak dicintai orang. Ia
dikuburkan di kota Daud, tetapi tidak di dalam pekuburan raja-raja." (2 Tawarikh 21: 20)
Bukankah ini kisah yang paling mengerikan dalam sejarah manusia?
Nama Yoram diartikan sebagai Allah ditinggikan. Tapi perbuatan
Yoram selama hidupnya sama sekali bertolak belakang dengan arti nama tersebut. Selama
delapan tahun memerintah Yehuda, tak sekalipun Yoram melakukan yang baik dimata
Tuhan. Nabi Elia bahkan menyebut Yoram telah menyimpang dari jejak ayahnya
Yosafat yang 25 tahun memerintah bangsa Yehuda dengan sangat baik. Tuhan
sendiri menyertai Yosafat karena selama hidup dia mengikuti jejak Daud bapa
leluhurnya dan tidak menyembah allah lain. Dia menuruti perintah Allah dan
tidak berbuat seperti yang dilakukan bangsa Israel lainnya yang saat itu sedang
terpecah. Sayangnya, keteladanan iman dan kepemimpinan sang ayah sama sekali tidak diwarisi oleh Yoram.
Sepanjang hidupnya, orang hanya mengenal Yoram dengan rekam
jejaknya yang jahat. Ada 3 kejahatan paling besar yang sudah dia lakukan, diantaranya:
1. Yoram membunuh
“Sesudah Yoram
memegang pemerintahan atas kerajaan ayahnya dan merasa dirinya kuat, ia
membunuh dengan pedang semua saudaranya dan juga beberapa pembesar Israel.” (2 Tawarikh 21: 4)
Yoram menyalahgunakan kekuasaannya dengan membunuh orang-orang
terdekatnya. Walaupun dia sudah mendapatkan warisan terbaik dari ayahnya Yosafat,
namun dia tidak merasa puas dan memilih untuk semena-mena dengan kekuasaannya. Istrinya,
Atalya pun mengikuti jejaknya yang jahat dengan berupaya untuk meninggalkan jejak nenek moyangnya Daud (2 Tawarikh 22: 10).
Di ayat 6, Yoram disebutkan sama jahatnya dengan Raja Ahab. Dia mengikuti jejak mertuanya dibanding meneladani kebaikan ayahnya.
Di ayat 10, Yoram malah membuat keputusan terburuk dalam hidupnya yaitu meninggalkan Tuhan, Allah nenek moyangnya dan memilih menyembah berhala.
2. Yoram melawan Tuhan
Setelah melakukan kejahatan, Tuhan pun memberikan tiga
peringatan kepadanya. Pertama, saat dalam peperangan nyawa Yoram hampir tak
selamat. Namun, Tuhan menyelamatkan nyawanya sebagai peringatan supaya dia segera bertobat dan kembali kepada Tuhan.
Kedua, melalui nabi Elia Tuhan memperingatkan Yoram tentang
konsekuenasi atas kejahatannya. Tuhan sendiri berharap peringatan ini bisa membawanya kepada pertobatan. Namun, Yoram masih tetap bebal.
Ketiga, Yoram menolak peringatan dari Tuhan perzinahan yang
dilakukannya (Ulangan 7: 1-3). Yoram menikahi wanita yang salah, Atalya, yang berasal
dari keluarga penyembah berhala yang sangat jahat. Dia bahkan adalah putri dari
Raja Ahab yang paling kejam dalam sejarah Alkitab. Jadi, gak heran jika sifat ayahnya diwarisi oleh Atalya dan turun kepada Yoram suaminya.
3. Yoram menolak peringatan Tuhan
Karena dia meninggalkan dan tidak menaati Tuhan dan
menolak peringatan-Nya. Tuhan sendiri menimpakan malapetaka terburuk di akhir hidupnya.
Melalui nabi Elia, Yoram mengalami berbagai keterpurukan, seperti:
Pastinya gak satupun dari kita ingin mengalami akhir
hidup yang menyedihkan seperti Yoram bukan? Selama kita hidup, berikanlah yang
terbaik dari apa yang kamu punya. Saat kamu menyadari sudah menyimpang dari
kebenaran, segeralah mencari Tuhan, minta pengampunan dan kemurahan-Nya. Bagaimanapun Dia pasti akan menjumpaimu, sama seperti yang Dia lakukan kepada Yoram.
Dan bagi yang sudah menjalani hidupnya seperti Yosafat, maka
kehormatan terbesar akan diberikan oleh Tuhan adalah bahwa Dia akan
mengangkatmu menjadi anak-Nya.
Jadi, apakah kamu mau dikenang dengan acra terhormat setelah
meninggal? Hiduplah di dalam Tuhan dan turuti perintah-Nya.