Parents, Jika Ingin Anakmu Kuat Dalam Iman Ajarkan Soal Tuhan Dengan Cara Ini…
Sumber: iStock.com

Parenting / 13 February 2020

Kalangan Sendiri

Parents, Jika Ingin Anakmu Kuat Dalam Iman Ajarkan Soal Tuhan Dengan Cara Ini…

Lori Official Writer
2803

Di masa ini, banyak anak muda memilih jadi ateis atau tidak percaya Tuhan karena beberapa faktor diantaranya gak mendapat teladan yang benar dari gereja, gak diberi kepercayaan di dalam gereja dan terjadinya kemajuan ilmu pengetahuan.

Seorang anak yang masuk ke sekolah kedokteran bisa kehilangan keyakinan karena dia belajar terlalu banyak tentang ilmu pasti dan yang lainnya tertarik dengan teori-teori dunia yang menghilangkan tentang karya penciptaan.

Karena itulah penting bagi orangtua untuk menyadari tantangan apa yang sedang dihadapi anak-anak muda di masa ini. Sehingga mereka tidak menjadi hilang arah di tengah keadaan yang terjadi.

Menjadi tanggung jawab orangtua untuk mengajari anak tentang siapa itu Tuhan dan bagaimana mereka bisa memahami tentang kepribadiannya dengan cara berpikir yang benar.

Dalam hal ini, pastinya orangtua bukan hanya mengajarkan anak tentang siapa Tuhan yang mereka percayai. Tapi ajarlah anak tentang siapa yang harus mereka percayai. Salah satu langkah untuk menumbuhkan pola pikir yang benar kepada anak adalah dengan tanya jawab Alkitab.

Hal ini penting karena dengan mengajukan satu pertanyaan, anak akan mengeksplorasi pola berpikirnya dan mencoba menjelaskan apa yang dia ketahui tentang Tuhan. Cara ini juga membantu anak mengetahui kebenaran teologis yang perlu mereka pahami.

Salah satu pertanyaan yang bisa diajukan adalah ‘Siapa itu Tuhan?" Bagi anak, ini mungkin adalah pertanyaan yang sulit. Tapi dengan itulah anak akan mencoba untuk mencari tahu dengan sendirinya tentang siapa Tuhan dalam hidup mereka.

Cara ini setara dengan bagaimana cara seorang guru mengajar siswa Sekolah Dasar tentang apa itu keluarga.

Dan seiring anak semakin bertumbuh, orangtua perlu semakin meningkatkan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong anak untuk mengekplorasi pola pikir dan pemahamannya. Seperti contoh, ‘Bagaimana kamu tahu kalau Tuhan itu nyata? Atau bagaimana kamu tahu kalau Tuhan itu berbeda dengan manusia?”

Setiap anak harus diberikan kebebasan untuk menyampaikan pendapatnya. Sekalipun mereka bingung atau gak tahu pasti jawabannya, tapi sedikit penjelasan yang sangat polos bisa jadi pemicu untuk mengajak anak berpikir lebih dalam tentang Tuhan.


Baca Juga:

4 Hal yang Diam-diam Orangtua Harus Ajarkan ke Anak di Rumah

Waspadalah Kalau Kamu Salah Satu Orangtua Kristen yang Overprotektif!


Jadi, selain menyibukkan diri untuk mengajarkan anak tentang apa yang harus mereka percayai. Latihlah juga mereka untuk menemukan alasan kenapa mereka harus mempercayainya?

Karena mengajarkan seorang anak sesuatu tanpa alasan, sama seperti membangun rumah tanpa fondasi. Ya, rumah itu memang bisa berdiri. Tapi tidak dalam waktu yang lama. Begitu juga dengan iman, seorang anak yang gak tahu kenapa dia harus percaya kepada Tuhan gak akan mampu menghadapi tantangan dan keraguan dalam hidupnya. Apalagi di masa-masa anak beranjak dari usia remaja ke usia dewasa.

Kita juga gak bisa menyangkali kalau banyak anak Kristen meninggalkan keyakinannya karena mereka mersa bahwa agama hanyalah warisan dari orangtuanya. Sehingga sejak kecil mereka memang tidak benar-benar di arahkan untuk menemukan keyakinan mereka sendiri.

Lalu bagaimana orangtua Kristen bisa membuat anak-anaknya menemukan sendiri kebenaran di dalam Yesus dan bukan karena diwariskan? Ya, orangtua perlu memulainya dengan pertanyaan ‘apa’ dan ‘mengapa’ tentang iman mereka.

Ada tiga langkah sederhana yang bisa orangtua lakukan untuk melakukannya:

Pertama, awasi setiap jawaban anak. Saat anak mulai menjelaskan pendapatnya, orangtua perlu meluruskan pendapat yang tidak tepat atau bahkan keliru. Jadikanlah waktu tanya jawab ini sebagai momen berdiskusi yang menyenangkan tanpa harus memaksa anak untuk menerima penjelasan orangtua.

Kedua, kalau orangtua berpikir anak bisa mengartikulasikan keyakinannya secara wajar, maka mereka siap untuk pertanyaan ‘mengapa’.

Contohnya

1. Kalau anak berkata, "Tuhan adalah tritunggal”. Lalu responi dengan “Kenapa kamu mempercayainya?”

2. Kalau anak berkata, “Alkitab adalah firman Tuhan”. Lalu tanyakan, “Bagaimana kamu tahu?”

3. Kalau anak menjawab, “Yesus adalah Tuhan”. Lalu tanyakan, “Bagaimana kamu bisa mengatakan demikian?”

Ketiga, kalau anak gak tahu jawaban atas pertanyaan orangtua, buatlah ilustrasi yang sederhana supaya mereka bisa memikirkannya.

Jangan hanya memberi tahu mereka jawabannya. Karena dengan memberitahu jawabannya secara langsung, anak hanya akan menerima tanpa membuat mereka berpikir sendiri dengan apa yang mereka tahu. Ingat, bahwa tugas orangtua adalah untuk melatih pola pikir anak secara kritis.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami