Kabar
kecelakaan yang merenggut nyawa sang legendaris NBA Kobe Bryant membuat banyak
penggemarnya di seluruh dunia sedih. Banyak yang gak percaya kalau pria berusia
41 tahun itu sudah tiada setelah helikopter yang ditumpanginya jatuh dan meledak pada Minggu, 26 Januari 2020 lalu.
Bukan hanya
itu, kecelakaan ini juga merenggut nyawa putri keduanya Gianna (13 tahun) dan 7 penumpang lainnya.
Bryant meninggalkan
istrinya Vanessa dan tiga putrinya Natalia (17 tahun), Bianka (3 tahun) dan Capri (7 bulan).
Banyak orang
mengagumi Kobe Bryant bukan hanya kepiawaiannya bermain di lapangan basket. Tapi
dia juga dikenal sebagai pria yang berkomitmen dan penyayang. Setelah memutuskan
pensiun dari dunia basket, Bryant memutuskan untuk fokus mengurus keempat putrinya. Dan dia benar-benar menikmati proses mengasuh anak-anaknya.
Di mata para rekan dan orang-orang terdekatnya, Bryant adalah sosok ayah yang penyayang dan selalu ada bagi keempat putrinya.
Dia bisa menjalani rutinitas setiap hari sebagai pebisnis, pelatih dan juga sebagai ayah.
“Rutinitasku
selalu sama. Bobotnya, anak-anak sekolah, terbang, berlatih seperti orang gila,
melakukan pekerjaan ekstra, media, semua yang perlu aku lakukan. Terbang kembali, naik mobil dan menjemput anak-anak,” ucapnya dalam sebuah kesempatan.
Dia
melakukan tanggung jawabnya seperti orangtua lainnya dan dia menikmati hal itu.
Dia bahkan menilai bahwa menjadi seorang ayah bukanlah sesuatu yang rumit atau glamor.
Tapi menjadi ayah adalah sesuatu yang alami dan nyata. Dia hanya menjalaninya dan mulai menikmati jalinan hubungan alaminya bersama dengan anak-anaknya.
Dia mengaku
tak ingin melewatkan waktu bersama anak-anaknya hanya karena dia adalah pemain basket terbaik di dunia. Dia ingin melakukannya secara alami.
“Istriku, bilang
‘sudahlah aku akan melakukannya. Dan (aku berkata) ‘tidak..tidak..tidak. aku akan melakukannya.’” jelasnya.
Jadi, saat ada
waktu bersama keempat putrinya maka dia akan menghabiskan waktu bersama mereka.
“Jadi, setiap kali aku bisa melihat mereka dan menghabiskan waktu bersama
mereka, bahkan kalau itu hanya 20 menit di dalam mobil, aku akan melakukannya,” terangnya.
Bahkan setiap
hari minggu, dimana jadwal latihannya dilakukan dia akan memilih untuk menghabiskan
waktu bersama istri dan anak-anaknya. Dan itulah yang dia inginkan dalam hidup.
Meskipun setelah
pensiun dia bisa punya lebih banyak waktu untuk menghadiri pertandingan Lakers,
tapi dia kadang melewatkannya. Sebagai figur suami dan ayah, dia memilih bersama istri dan anak-anaknya.
Setelah
berkarir selama 20 tahunan di lapangan basket, Bryant memutuskan fokus kepada
keluarganya. Dia tak lagi membiarkan waktunya terbuang untuk basket saja. Bahkan
saat dia menghadiri pertandingan di Staples Center, dia memilih untuk membawa seluruh keluarganya.
Baca Juga: Tewas Kecelakaan Helikopter, Kobe Bryant Dikenang Sebagai Family Man dan Ayah Penyayang
Prioritasnya
di dunia basket berubah menjadi seorang ayah yang berperan membangun kepercayaan diri anak perempuan remajanya.
Seperti
diketahui, Bryant sendiri jadi pendukung utama para putrinya. Dia juga punya ikatan
berbeda dengan keempat putrinya. Sebagai ayah, dia membimbing putri pertama dan
keduanya Natalia dan Gianna, yang memilih bergabung dalam dunia olahraga, menjadi
bintang olahraga yang berkualitas. Dia bahkan menunjukkan cintanya kepada kedua
putri remajanya itu dengan romantis. Bryant bahkan tak sungkan menunjukkan ikatan
yang begitu erat dengan putri keduanya Gianna, yang diketahui punya impian untuk jadi seorang pemain basket sehebat ayahnya.
Pada tahun 2018,
Bryant menyampaikan bahwa dia melatih putrinya itu bukan hanya sekadar menjadi pemain basket terbaik tapi juga mengajarkannya tentang kehidupan.
“Pelajaran berharga
yang bisa aku ajarkan kepada mereka adalah apa artinya mengejar keunggulan dan komitmen.
Pada saat yang sama, membuat hal-hal menyenangkan dan menantang, dan
mempelajari hal-hal baru. Tapi mereka bersenang-senang. Mereka jadi lebih baik
setiap tahunnya dan terus bekerja dan jadi lebih baik. Itu sangat menyenangkan,” katanya.
Kobe Bryant
adalah figure ayah yang begitu mencintai anak-anaknya. Dia adalah perpaduan antara figur ayah, suami, bintang basket terbaik dan terhebat sepanjang waktu.
Bahkan ide untuk
menaiki helikopter adalah sesuatu yang dia dapatkan setelah menjadi seorang
ayah. Dia memilih menaiki helikopter untuk memaksimalkan waktunya sebagai pebasket
dan juga seorang ayah yang selalu ada untuk anak-anaknya. Jadi, saat kecelakaan
pun, dia meninggal karena peran besarnya sebagai seorang ayah yang setia
mendampingi putrinya.
Mari buat
setiap ayah supaya gak melewatkan waktu sedikitpun menikmati proses pengasuhan menjadi
sosok ayah bagi anka-anakmu. Mari menjadi figur ayah yang baik seperti Kobe
Bryant.