Dosen asal Australia, Timothy Weeks yang diculik
Taliban dan disekap selama tiga tahun mengatakan bahwa oleh kehendak Tuhan ia
bisa pulang. Ia dan seorang rekanya berhasil dibebaskan oleh pemerintah Amerika dengan melakukan pertukaran sandera.
“Ada kalanya, aku merasa kalau kematianku sudah dekat
dan aku tidak akan pernah pulang dan tidak bisa bertemu lagi dengan mereka yang
aku cintai,” demikian pernyataan Weeks dalam sebuah acara televisi yang ditayangkan oleh Australian Broadcasting Corp.
“Namun, oleh kehendak Tuhan, aku sekarang disini. Aku
hidup dan aku aman. Dan Aku bebas. Tidak ada hal lain yang kuinginkan lagi di dunia ini,” tambahnya.
Walau demikian, selama hamper 1200 hari menjadi
sandera kelompok Taliban ia menyatakan bahwa dirinya tidak pernah kehilangan pengharapan,
walau ia harus menghadapi kenyataan bahwa pembebasannya lebih lama daripada yang ia harapkan.
“Jika kamu kehilangan pengharapan, maka sangat sedikit hal yang tersisa dalam dirimu,” demikian ungkapnya.
Di Afganistan sendiri, dimana Timothy Weeks dan seorang rekannya tiga tahun lalu mengajar, penculikan memang sering terjadi. Kebanyakan korban penculikan adalah orang asing, dimana para penculik yang biasanya adalah kelompok kriminal, meminta tebusan uang atau juga penculikan dengan motif politik seperti kasus Weeks ini dimana Taliban menuntut pembebasan tiga orang anggota kelompoknya yang dipenjara untuk dibebaskan.
Baca juga :
Lone Survivor, Kisah Nyata Tim SEAL AS Hadapi Pasukan Taliban
Taliban Targetkan Kembali Serang Malala Yousafzai
Timothy Weeks tidak membenci penjaga penjara Taliban
Dia menyatakan bahwa dia tidak membenci para penjaga
penjara yang menyanderanya, ia sadar bahwa mereka hanyalah bawahan yang “tidak memiliki pilihan” selain mematuhi atasannya.
“Aku tidak membenci mereka semua,” ungkap Timothy
Weeks. “Dan beberapa dari mereka saya menghormatinya, dan hampir, mencintai mereka.
Beberapa dari mereka sangat berbelaskasih dan sangat baik, orang yang baik. Dan hal itu membuat saya berpikir… bagaimana mereka berakhir seperti ini?”
Pembebasannya tiba-tiba seperti penculikannya
Weeks merasa pembebasannya terjadi tiba-tiba, sama
seperti kejadian penculikannya. Tiba-tiba dua helicopter Black Hawk milik Amerika mendarat.
“Dari kepulan debu keluar enam anggota pasukan khusus
dan mereka berjalan kea rah kami dan salah satu orang mendekati saya dan menaruh
tangannya pada saya dan memegang saya da dia berkata, ‘Apakah kamu baik-baik saja?’ Dan kemudia dia membawa saya ke Black Hawk.”
Beruntung Timothy Weeks tetap menemukan pengharapan dan menyadari bahwa Tuhan memegang kendali dan campur tangan dalam hidupnya bahkan dalam kondisi terburuk sekalipun. Sebab seperti yang ia katakan, kehilangan pengharapan adalah kondisi terburuk dalam kehidupan ini, karena tanpa pengharapan maka akan sulit untuk bertahan menjalani hidup.
Baca juga :
Aesha Mohammadzai: Hidung dan Telinganya Dipotong Pejuang Taliban
Pakistan: Taliban Berkeinginan Binasakan Umat Kristiani
Jika Timothy Weeks saja bisa melihat pengharapan dan
menemukan Tuhan saat diculik dan di sandera oleh Taliban, maka kamu harus tahu bahwa ada harapan juga untuk hidupmu.
Kalau kamu sedang dalam masalah dan butuh dukungan untuk
menemukan harapan di dalam Tuhan, yuk hubungi SAHABAT24 sekarang juga di
telp 021-1500-224 atau di 0811 9914 240 atau lewat Live Chat dengan KLIK DISINI.