Masih Ada Tuhan, Masih Ada Harapan dan  Mukjizat

Kata Alkitab / 27 November 2019

Kalangan Sendiri

Masih Ada Tuhan, Masih Ada Harapan dan Mukjizat

Naomii Simbolon Official Writer
5932

Lukas 1:37, "Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."

Pernah nggak kamu mengalami mukjizat yang sebelumnya nggak pernah terbayangkan olehmu? Sudah pernah atau belum?

Jika kita membaca seluruh isi Alkitab, rata-rata dipenuhi dengan kisah-kisah mukjizat. Salah satunya kisah tentang Elisabet, seorang wanita yang mandul.

Diusianya yang terbilang sudah tua, Elisabet belum juga dikaruniai anak, bahkan isteri Zakharia ini dikatakan mandul. Sama seperti sekarang, perempuan mandul itu sering sekali di pandang rendah bahkan dianggap sebuah aib. Bayangkan saja gimana perasaan Elisabet waktu itu. Dan Mungkin beberapa dari kamu mengerti betapa sulitnya menghadapi ocehan dari orang lain, belum lagi teman-teman yang sudah menggendong anak atau orangtua.

Rasanya, kita seperti perempuan gagal yang insecure.

Tapi, melalui kisah Elisabet ini kita belajar banyak hal. Ini akan mendorong kita secara pribadi untuk kembali percaya bahwa masih ada mukjizat Tuhan :

1. Mukjizat itu berawal dari kemustahilan

Setiap mukjizat yang diceritakan di Alkitab, pastilah berawal dari sebuah kemustahilan. Kemustahilan adalah ruang untuk Tuhan bekerja. Sementara dalam kasus Elisabet dan Zakharia, kemustahilan berawal dari kemandulan.

Tapi kemustahilan hanya ada dalam kamus manusia, di dalam Tuhan tidak ada kemustahilan.

"Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." (Lukas 1:37)

Tuhan mampu memutarbalikkan keadaan dengan cara apapun yang Ia kenan. Pertanyaannya, adakah Ia menemukan iman dalam dirimu untuk menggerakkan mukjizat tersebut? Atau justru kita malah ragu seperti suaminya Elisabet, Zakharia ?

"Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya." Jawab malaikat itu kepadanya: "Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu. Sesungguhnya engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai kepada hari, di mana semuanya ini terjadi, karena engkau tidak percaya akan perkataanku yang akan nyata kebenarannya pada waktunya." (Lukas 1:18-20)

Bahkan ketika Zakharia tidak sepenuhnya percaya, kehendak Tuhan untuk memberinya keturunan tetap di genapi dan tidak dibatalkan walaupun pada akhirnya ada harga yang harus dibayar oleh Zakharia agar mukjizat itu menjadi nyata.

Ia dibisukan oleh Allah sampai anak dalam rahim Elisabet lahir. Kemustahilan yang dipikiran kita, nggak akan menjadi penghalang bagi Tuhan untuk melakukan sesuatu yang besar dalam hidup kita. Do you believe it?

BACA JUGA :Menjaga Hubungan Pribadi Dengan Tuhan Bukanlah Sulit Kalau Kita Mau!

2. Meski demikian, mukjizat bukanlah segalanya, Tuhanlah segalanya.

Sebelum memiliki anak, Elisabet dan Zakharia menghadapi proses yang nggak sebentar.

Mereka berdoa sejak lama sampai satu titik mereka berhenti berharap. Tapi hal itu tidak membuat cinta mereka berkurang atas Tuhan, mereka pun tetap percaya akan mukjizat.

Alkitab dengan jelas berkata, "Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya." (Lukas 1:6-7)

Diberinya mukjizat atau nggak oleh Tuhan, pasangan ini sama sekali tidak lari dari Tuhan melainkan tetap hidup benar. Mereka tetap melayani Tuhan, mereka nggak menjauh dari Tuhan disaat mukjizat belum terlihat mata. Pasangan ini menyadari bahwa mengasihi Allah adalah nomor satu.

Apakah kamu sedang menantikan mukjizat saat ini? Apakah itu soal keturunan juga atau pasangan hidup? Percayalah bahwa masih ada harapan dan mukjizat serta teruslah berdiri dan taat akan kebenaranNya, jangan berhenti mencintai-Nya ya.

 

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami