Operasi Militer AS
mengakibatkan seorang pemimpin tertinggi ISIS yaitu Abu Bakar al-Baghdadi
meninggal dunia. Kematian Abu didedikasikan untuk seorang perempuan muda
Kristen yang diculik, disiksa dan dibunuh oleh negara Islam yaitu Kayla
Mueller.
Mueller, perempuan berusia 26
tahun tersebut diculik oleh ISIS pada bulan Agustus tahun 2013 di Aleppo,
Suriah dimana ketika itu dia sedang melayani misi kemanusiaan dengan Doctors
Without Borders. Para pejabat AS mengatakan bahwa Baghdadi menyiksa Mueller kemudian
memperkosanya berulang kali sebelum akhirnya tahun 2015, Mueller dikabarkan
sudah meninggal dalam tahanan dan sampai saat ini tubuhnya nggak pernah
ditemukan.
Sementara itu, pada hari
Minggu kemarin (27/10/19) Robert
O'Brien, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih mengatakan kepada NBC's Meet
the Press tentang Mueller.
"Ketua kepala staf
gabungan memberi nama operasi penyerangan terhadap al-Baghdadi menggunakan nama
Kayla Mueller," kata O'Brien, seraya menambahkan bahwa Baghdadi adalah
"orang paling jahat, dan sangat kejam."
Kepada The Arizona Republic ayah
Kayla, Carl Mueller menceritakan hari-hari terakhir putrinya setelah Presiden
Donald Trump mengumumkan kematian Baghdadi.
"Apa yang dilakukan pria
ini pada Kayla adalah dia menculiknya," kata Mueller. "Dia ditahan di
banyak penjara. Dia ditahan di sel isolasi. Dia disiksa. Dia diintimidasi.
Hingga akhirnya dia diperkosa oleh
al-Baghdadi sendiri."
"Entah dia membunuhnya
atau dia terlibat dalam pembunuhannya. Aku akan
membiarkan orang yang membaca artikel ini memutuskan sendiri bagaimana
perasaan sebagai orangtua," tambahnya ini harusnya sub judul kenapa jadi
disini?
Sesama sandera yang dipenjara
bersama Kayla Mueller yang sudah dibebaskan berkata kepada ABC News pada tahun
2016 bahwa Kayla Mueller adalah seseorang yang tidak pernah berhenti merawat
orang lain selama di tahanan, dia juga mempertahankan imannya terhadap para
algojo Inggris ISIS yang terkenal , yaitu Mohammed Emwazias yang juga di kenal
sebagai Jihadi John.
Mohammed adalah orang yang
selalu mengawasi 3 teroris ISIS Inggris lainnya, yang bertanggung jawab atas
para sadera seperti Kayla dan teman-temannya.
Selain itu, seorang mantan
sadera asal Denmark, yaitu Daniel Rye juga menjelaskan bahwa ternyata Mohammed
pernah mengara Kayla Mueller di depan tawanan lainnya.
"Salah satu anggota The
Beatles (para ISIS) mulai erkata, 'Oh, ini Kayla dan dia ditahan sendirian. Dan
dia jauh lebih kuat dari kalian, dia jauh lebih pintar, dia masuk Islam.' Dan
kemudian dia seperti,'Tidak. saya tidak melakukan itu,' "kata Rye.
"Aku tidak akan pernah
punya nyali untuk mengatakan itu. Sama sekali tidak. Sangat jelas bahwa kita
semua terkesan oleh kekuatan yang dia tunjukkan di depan kita waktu itu. Sangat
jelas sekali," lanjutnya.
Selain itu, Kayla Mueller juga
bicara secara luas tentang bagaimana dia bergantung kepada imannya melalui
sebuah tulisan di surat dan memberikan kepada orangtuanya ketika dia dalam sel.
BACA JUGA : Alami Krisis dan Perang, 300 Juta Orang Menjadi Korban Suriah dan Turki!
Trump Klaim Pasukannya Serang & Tewaskan Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi
Pada tahun 2014, teman satu
selnya dibebaskan dan memberikan surat itu kepada orangtuanya.
Begini isi tulisannya,
"Aku ingat gimana ibu selalu mengatakan kepadaku bahwa pada akhirnya,
semua yang kita miliki hanyalah Tuhan. Aku sudah sampai di sebuah tempat dalam
segala cara, aku sudah menyerahkan diri kepada pencipta kita, karena secara
harafiah tidak ada siapa-siapa lagi. Karena Tuhan dan oleh doa-doamu, aku merasa ditarik
dalam pelukan yang lembut. Aku dibuat melihat dalam kegelapan, cahaya dan sudah
belajar bahwa sekalipun dipenjara seseorang bisa merdeka. Aku sangat bersyukur.
Aku bisa melihat bahwa ternyata ada hal baik dalam segala situasi,
kadang-kadang kita hanya perlu mencarinya. Aku berdoa setiap hari bahwa jika
tidak ada yang lain, kamu merasakan sebuah kedekatan tertentu + menyerah kepada
Tuhan + memiliki ikatan cinta + saling
mendukung satu sama lain," tulisnya.
Kayla mengakhiri suratnya yang
mengharukan itu dengan desakan kepada
keluarganya agar mereka menyerahkan rasa sakit, dan sedihnya mereka kepada
Tuhan.
"Mohon bersabar,
serahkan rasa sakitmu kepada Tuhan. Aku tahu bahwa kamu ingin aku tetap kuat.
Hal itulah yang juga kulakukan. Jangan mengkuatirkanku, tapi berdoalah terus
sepertiku, atas kehendak Allah kita akan segera berkumpul kembali."
Meski bersyukur atas kematian
Baghdadi, orangtua Kayla meminta satu permintaan lagi kepada Trump yaitu
menemukan tubuh Kayla dan membawanya pulang.
Luar biasa! Iman Kayla
Mueller benar-benar layak untuk kita tiru. Terpujilah Tuhan!