Waktu mendengar kata PAUD apa sih yang orangtua pikirkan?
Apa kamu
takut anakmu masih terlalu kecil untuk ditempatkan di lingkungan yang asing? Apa orangtua takut berpisah lama dengan anak?
Beragam pertanyaan
di atas akhirnya bikin orangtua ragu mendaftarkan anak masuk PAUD. Beberapa berpikir kalau gak memasukkan anak PAUD juga gak apa-apa.
Tahukah orangtua,
menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Chicago School Readiness Project
(CSRP), yang sudah dipublikasikan di
Jurnal Child Development menunjukkan kalau sekolah PAUD sangat bermanfaat buat
anak. Saat anak dimasukkan ke sekolah PAUD yang berkualitas anak bisa belajar tentang
karakter dan perilaku yang baik serta diajarkan tentang meningkatkan keterampilan akademik yang lebih baik daripada anak yang tidak masuk PAUD.
Di Sekolah PAUD
anak juga akan diajarkan tentang bersosialisasi dengan orang lain, baik yang baru
maupun yang sudah lama dikenal. Dengan itu, cara komunikasi anak akan terlatih,
akan ada banyak kosakata baru yang dia dapatkan dan kemampuan kognitif anak lebih
cepat berkembang setelah masuk sekolah formal. Pasalnya mereka sudah lebih terampil dalam membaca, menggunakan kosakata dan berhitung.
Alasan lain
kenapa PAUD sangat penting bagi anak karena di usia 3-6 tahun, anak diibaratkan
seperti sebuah spons dimana mereka akan lebih mudah menangkap sesuatu yang disampaikan.
Di usia ini, anak bisa menerima lebih banyak hal-hal baru sebagai persiapan untuk memasuki Sekolah Dasar (SD).
Ada 6 manfaat penting PAUD untuk anak:
#1 PAUD mempersiapkan anak belajar soal berinteraksi dan belajar hal baru
Naturalnya,
anak punya rasa penasaran dan kejelian yang tinggi. Mereka suka belajar keterampilan
baru yang mereka lihat disekitarnya. Seperti membaca instruksi, merakit mainan atau memainkan benda-benda.
Di PAUD, anak
akan mendapatkan hal ini dari guru-guru yang mengajarnya. Mereka akan dibantu untuk meningkatkan keterampilan mereka sendiri.
#2 PAUD mengajarkan anak terbiasa dengan hidup teratur.
Di PAUD anak
akan diajarkan soal bagaimana mereka harus mengikuti instruksi atau aturan, berinteraksi
secara berkelompok dengan anak, cara menyampaikan pendapat, berbagi, atau bertanya.
#3 PAUD adalah tempat untuk mempersiapkan anak memasuki SD.
Jangan takut
kalau harus berpisah dalam waktu yang lama dengan anak. Sebaliknya, sadarilah pentingnya PAUD untuk mempersiapkan anak memasuki masa-masa sekolah formalnya.
Anak perlu tahu lebih banyak dari yang dia bisa lakukan di rumah. Jadi dukung anak untuk melatih keterampilan dan juga kemampuan akademisnya.
Baca Juga:
Siapa Sosok yang Diidolakan Anak-anak Kita. Selebriti atau Tuhan?
Gak Kayak Biasanya, 5 Tanda Anak Lagi Tutupi Masalahnya Sendirian
#4 PAUD membantu anak mengembangkan kemampuan sosial dan emosionalnya.
Di PAUD, anak
akan belajar cara berkompromi, menghormati orang lain dan menyelesaikan masalah
dengan cara yang tepat. Mereka juga bisa belajar bagaimana cara untuk mengontrol emosi dan membangun kepercayaan dirinya.
#5 PAUD bisa jadi tempat anak-anak menemukan jawaban atas semua rasa penasarannya.
Faktanya,
anak berusia 4-5 tahun akan mulai mengajukan beberapa pertanyaan soal dunia dan hal-hal yang ada di sekitarnya.
Saat orangtua
merasa gak punya jawaban yang tepat untuk pertanyaan anak-anak mereka, maka di
PAUD setiap anak akan diajarkan untuk berpikir secara logis dan terstruktur. Sehingga akan lebih membantu orangtua di satu sisi.
#6 Bukan hanya soal keterampilan, tapi di PAUD anak akan diajarkan soal pelajaran-pelajaran dasar.
Anak kecil yang
suka bermain juga akan diajarkan dasar-dasar pelajaran dengan cara yang kreatif
yaitu menghubungkannya dengan permainan yang asyik dan fun. Sehingga saat mereka
mulai akrab dengan permainan itu, otak anak akan secara otomatis akan menyerap apa
yang dia dengar. Sehingga gak perlu mengajarinya soal ejaan atau perhitungan.
Semua
orangtua juga perlu mengingat kalau di PAUD anak hanya lebih banyak bermain dan
belajar keterampilan sosial saja. Anak-anak juga diajarkan tentang memakai
imajinasi mereka dengan baik. Ini bukan tentang seberapa pintar mereka secara
akademik di usia 4 atau 5 tahun. Tapi soal bagaimana anak mengembangkan kemampuan
kognitifnya melalui berbagai hal baru yang dia temukan.