Kabar akan bercerainya artis Korea Selatan, Song Joong Ki
dan Song Hye Kyo membuat para penggemarnya sedih, termasuk yang di Indonesia. Artis
drama Korea ini mengalami cilok (cinta lokasi) saat bekerja bersama dalam drama
“Descendant of The Sun”, dan berujung pada pernikahan pada Oktober 2017 lalu. Namun
pada bulan Juni 2019 ini, mereka memutuskan bercerai dengan alasan tidak bisa
mengatasi perbedaan di antara mereka berdua.
“Alasan [untuk perceraian] adalah perbedaan kepribadian dan
karena keduanya tidak dapat mengatasi perbedaan mereka, mereka terpaksa untuk
mengambil keputusan ini. Kami dengan hormat meminta pengertian Anda sehubungan
dengan fakta bahwa kami tidak dapat mengonfirmasi detail lebih lanjut karena
menghormati kehidupan pribadi kedua actor,’ demikian pernyataan resmi dari
pihak agensi United Artists Agency (UAA) Korea yang mewakili Song Hye Kyo.
Sedih kan? Padahal mereka tampak harmonis dan mesra loh baik
dalam film drama, sosial media ataupun kehidupan nyata yang mereka tunjukkan
kepada media.
Sebenarnya seperti apasih masalah perbedaan kepribadian dan
tidak bisa mengatasi perbedaan yang akhirnya memaksa Song Joong Ki dan Song Hye
Kyo pada perceraian?
Ternyata masalah seperti ini memang tidak boleh dianggap
enteng loh. Menurut hasil riset dari Dr. John Gottman, seorang professor emeritus
psikologi dan peneliti bidang prediksi perceraian dan stabilitas pernikahan
yang sudah lebih dari 4 dekade meneliti masalah ini menyatakan bahwa 70%
konflik pernikahan bersumber dari hal yang berulang-ulang dan tidak bisa
mengatasi perbedaan yang berujung pada jalan buntu dan akhirnya bercerai.
Mengapa bisa terjadi demikan? Karena dua orang yang membuat
janji suci di depan altar kepada Tuhan adalah dua pribadi yang berbeda, dengan
temperamen, latar belakang kehidupan, pengalaman hidup, kesukaan dan
ketidaksukaan yang berbeda-beda. Jadi wajar jika terjadi konflik atau perbedaan
pendapat. Jika suami dan isteri selalu setuju dalam segala hal, bisa dipastikan
bahwa ada salahsatu pihak yang dominan yang membuat pasangannya tidak berani
berpendapat.
Kabar buruk dari perbedaan kepribadian dan konflik yang
menemui jalan buntu
Jika perbedaan kepribadian dan konflik dalam pernikahan
tidak ditangani dengan baik, serta berakhir pada jalan buntu, maka yang terjadi
adalah seperti yang dialami oleh Song Joong Ki dan Song Hye Kyo. Ciri-ciri
hubungan yang mengalami masalah ini seperti apa sih?
1# Pasangan akan bertengkar mengenai hal yang sama
berulang-ulang kali – dan tidak pernah menemukan jalan keluar. Pertengkaran
akan membuat keduanya terluka oleh perkataan satu sama lain, energi mereka
habis untuk menyerang satu sama lain daripada menyelesaikan akar masalahnya.
2# Keduanya sudah tidak memiliki kapasitas untuk berempati atau kasih ketika membahas
isu tersebut. Mereka semakin menjauh satu sama lain secara emosi.
3# Pertengkaran berakhir bukan karena menemukan solusi, tapi
karena sudah tidak ada waktu untuk membahasnya, salah satu pihak menyerah, atau
membanting pintu dan beberapa orang memilih mundur teratur. Akhirnya masalah
yang tidak menemukan jalan keluar menjadi menumpuk, dan ada pihak yang merasa
diperlakukan tidak adil dan tidak dimengerti.
4# Kompromi menjadi hal yang mustahil karena pasangan
tersebut merasa bahwa mereka harus mengorbankan sesuatu yang penting atau
bahkan membuang nilai-nilai utama dalam hidup mereka untuk hal itu.
Pertengkaran mereka sudah mencapai titik dimana baik suami atau isteri harus
mengorbankan harga diri.
Keempat hal di atas terus berulang dan pada akhirnya
menimbulkan luka yang dalam pada suami isteri tersebut- mereka merasa tidak
dikasihi dan tidak dihormati oleh pasangannya- dan hal tersebut sangat membekas, karena tidak disembuhkan.
Bagaimana cara mengatasi hal ini?
Tetapi hendaklah kamu ramah
seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. Efesus 4:32
Ada hal yang penting saat
pernikahan menghadapi masalah seperti ini, yaitu bahwa masalah yang mengalami
jalan buntu tersebut kebanyakan adalah hanya karena perbedaan pendapat, bukan
masalah moral atau tindakan yang menyalahi atau melanggar kebenaran Alkitab. Jadi, kebanyakan masalah tersebut bukan sesuatu yang esensi.
Mengacu kepada Efesus 4:32
di atas, kita harus meresponi masalah dengan benar. Jangan langsung marah dulu,
tapi hadapilah dengan ramah, penuh kasih mesra dan saling mengampuni seperti yang sudah diteladankan oleh Tuhan Yesus Kristus.
Untuk itu ada beberapa hal penting yang harus kita ingat:
1# Jangan memaksakan pasanganmu untuk sependapat denganmu.
Ya, kalian adalah dua
pribadi berbeda yang unik, jadi jika pasanganmu tidak suka film korea,
biarkanlah dia untuk menonton dan menyukai film-film Holywood favoritnya. Jika
kamu suka warna biru untuk ruang tamu, dan pasanganmu suka warna kuning,
carilah desain yang bisa mengakomodasi kedua warna tersebut. Demikian
seterusnya. Ijinkan dia tetap bisa menjadi dirinya sendiri, sebagaimana pribadi yang kamu cintai sewaktu kamu jatuh cinta pada pandangan pertama itu.
Hargailah dia dengan setiap
kelebihan dan kekurangannya. Bantulah dia bertumbuh dalam keunikannya, jangan mematikan potensinya.
2# Dengarkan dan selami sudut pandangnya – hal ini lebih penting daripada menemukan siapa yang paling benar.
Kalian berdua boleh kok
punya pendapat masing-masing, dan berbeda pendapat, tapi kalian harus
mengijinkan satu sama lain untuk mengekspresikan pendapat itu. Berilah waktu
untuk mendengarkan pendapat satu sama lain, tanpa menyelanya. Ini bukan tentang
siapa yang benar, tapi tentang mengerti dan melihat dari sudut padang yang berbeda.
Komunikasi jenis ini
membutuhkan kalian untuk bersedia mendengarkan orang lain, mengajukan
pertanyaan, meminta penjelasan untuk hal yang kamu tidak bisa mengerti,
menghindari menyela atau menginterupsi dan tidak mengucapkan komentar yang
melukai perasaan pasangan saat berdiskusi.
3# Komitmen untuk berdoa secara pribadi maupun bersama pasangan untuk meminta hikmat dan jalan keluar dari Tuhan.
Dengan menyerahkan
masalah tersebut kepada Tuhan dan mengijinkan Dia memegang kendali atas rumah tangga kalian, percayalah bahwa mukjizat pasti terjadi.
Pencobaan-pencobaan yang
kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan
manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai
melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan
ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. ~ 1 Korintus 10:13
4# Tetap hormati dan kasihi pasanganmu apapun keadaannya.
Hormatilah Tuhan dengan berkomitmen kepada janji pernikahan yang pernah kalian ucapkan
di depan altar. Kasihilah dia bukan dengan kasihmu yang terbatas, tapi ijinkan
kasih Tuhan mengalir dalam hidupmu sehingga kamu bisa mengasihi dia dalam
segala musim kehidupan.
Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah
upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya
memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada
perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat
demikian? ~ Matius 5:46-47
Saling menerima perbedaan kepribadian dan belajar untuk
mengatasi perbedaan pendapat adalah sebuah proses kehidupan pernikhan dan
bagian dari pendewasaan rohani kita sebagai orang percaya. Jadi, jangan
buru-buru menyerah, apa lagi sampai mengucapkan kata cerai ya! Percayalah,
bersama Tuhan pasti ada jalan keluar.
Tuhan memberkati.
Baca juga :
Perceraian Bukanlah Satu-satunya Cara Untuk Selamat Dari Pernikahan Yang Membosankan!
Kata Alkitab – Apakah Boleh Orang Kristen Bercerai Dan Menikah Lagi? - Ps. Raditya Oloan