Yohanes 4 bercerita tentang perjalanan Yesus dari Yudea ke
Galilea. Yesus pun memilih rute dimana Dia harus melewati daerah Samaria, yang saat itu rute ini selalu dihindari oleh orang Yahudi.
Setibanya Yesus di pertengahan jalan, Dia pun berhenti di sebuah
sumur dan meminta minum kepada seorang perempuan Samaria yang ditemuinya sedang mengambil air.
Sebagaimana aturan orang Yahudi di masa itu, tak seorangpun
yang sebenarnya diijinkan bergaul dengan orang Samaria. Bahkan pria Yahudi sangat
dilarang melakukan percakapan dengan perempuan Samaria di depan umum. Tapi saat itu Yesus malah melanggar aturan itu. Dia meminta air dari perempuan itu.
Meski sudah tahu aturan, kenapa Yesus harus melanggarnya?
Dia mungkin melanggar aturan saat itu. Tapi untuk kasus itu, Yesus
memandangnya berbeda. Sementara Yesus melanggar aturan buatan manusia, Yesus tahu betul bahwa wanita Samaria itu melanggar aturan Tuhan.
Sementara wanita Samaria itu harus menimpa air sumur di siang-siang
bolong, dimana tak seorangpun orang Samaria menimpa air di jam-jam tersebut. Dia
melakukannya karena ingin menghindar dari cemoohan orang-orang akibat cara hidupnya yang buruk. Dan waktunya tepat saat Yesus ada di sana.
Baca Juga:
5 Ciri-ciri Seorang Pemimpin yang Sudah Dewasa Rohani
Coba Periksa, Apa Kamu Rela Menjual Hak Kesulunganmu Hanya Demi Memenuhi Keinginanmu?
Dari kisahnya, perempuan Samaria ini diketahui melakukan beberapa pelanggaran.
Pertama, dia menikah sebanyak lima kali dan saat itu dia sedang
tinggal bersama pria yang bukan suaminya. Karena hal inilah dia mengalami penolakan
dan kesulitan. Tak sedikit orang mulai menggosipkan tentang dirinya. Pilihan yang
dia ambil membuatnya merasa sangat kotor secara moral dan kesepian secara emosional.
Kedua, pernikahannya berulang kali gagal. Hal ini terjadi karena
dia terus mencari cinta yang memuaskannya secara duniawi. Dia mulai mudah
kecewa dengan pasangannya dan membuatnya menyerah dengan pernikahannya. Kegagalan
itu mendorongnya untuk tak lagi menikah melainkan tinggal bersama dengan pria yang bukan suaminya.
Ketiga, pilihannya untuk hidup bersama pria yang bukan
suaminya membuatnya jatuh dalam jurang dosa yang lebih dalam. Hal ini membuatnya
tak punya pilihan untuk menggantungkan dirinya kepada seorang pria. Meskipun
secara daging, dia merasa aman. Tapi bagian dalam dirinya merasa kosong dan
kesepian. Tindakan amoralnya mulai menghancurkan dia perlahan-lahan dan pikiran bahwa dirinya tak layak dicintai terus tumbuh.
Pada akhirnya, dia dicap sebagai perempuan sundal. Dimana pada
saat itu, perempuan sundal dipandang rendah dan kotor. Dia pun dijauhi semua
orang dan mulai terisolasi karena dosanya. Tak ada satupun orang yang mau bergaul
dengannya. Bahkan para pemimpin agama menolaknya karena kuatir wanita itu akan merusak reputasi mereka.
Tapi waktu Yesus bertemu dengan dia di sumur, Yesus sama
sekali tak memandang aneh wanita itu. Secara logika, tentu saja Yesus tak tahu
soal hidup wanita itu karena Dia baru bertemu untuk pertama kali di sana. Tapi masalahnya bukan itu. Sebagai Tuhan, Yesus jelas
mengenal wanita itu. Tapi Dia dengan segala pengetahuannya justru memperlakukan perempuan sundal itu dengan baik. Dia malah meminta air untuk diminum.
Wanita itupun memberiNya minum. Lalu keduanya mulai berbicara.
Mereka berbicara tentang air, masalah suaminya, agama dan bahkan politik. Wanita itu bahkan percaya kalau Mesias akan datang dan menyelamatkan semua orang.
“Aku tahu,
bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami.” (Yohanes 4: 25).
Jawaban ini pun segera ditimpali Yesus dengan menegaskan kalau
Mesias yang dimaksud wanita itu adalah diriNya sendiri. “Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau.” (Yohanes 4: 26).
Sehari sebelumnya, wanita ini ingat betul bahwa sumur itu selalu
mengingatkannya akan masalah yang dia hadapi, seperti penolakan dan kegagalan
dalam pernikahan. Dia hampir merasa bahagia karena pertemuannya dengan Yesus akan
mengakhiri rasa malunya untuk datang lagi ke sumur itu. Bukan hanya itu, dia juga merasa senang karena ternyata masih ada orang yang mau berteman dengan dia.
Yesus kenal betul dengan wanita itu. Namun dia tetap memperlakukannya dengan baik dan bahkan menawarkannya air kehidupan yang tak pernah habis.
Apakah kamu saat ini sedang dalam posisi wanita Samaria ini? Mungkin
kamu sedang mengalami kekecewaan, ditolak oleh orang lain. Atau mungkin kamu berusaha
menyembunyikan dirimu dari orang lain karena dosa yang kamu lakukan? Lalu kamu bertanya-tanya apakah Yesus mau menerimamu?
Kebenarannya adalah Yesus sudah datang menghampirimu di
tempat dimana kamu saat ini berada. Dia tahu segala sesuatu tentangmu. Dia bahkan
menawarkan karunia belas kasihan serta air kehidupan yang kekal. Saat ini, terima
dan minumlah air hidup dari Yesus. Dan biarlah air itu menjadi pengingat akan kemurahan,
kebaikan dan kasih Tuhan dalam hidupmu.
“Barangsiapa
minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan
Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air
yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang
terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” (Yohanes 4: 14)