Sebagian
orang sering mengatakan ingin segera menjalin sebuah hubungan pernikahan.
Namun, ketika dihadapkan dengan pribadi yang hendak menjajaki hubungan serius,
kita justru dibuat mundur teratur. Kita siap untuk mengasihi seseorang dan
menjadikannya sebagai pasangan. Namun, ternyata kita belum siap untuk menjalaninya.
Salah
satu kriteria kesiapan menjalin sebuah hubungan yang serius adalah ketika kita bias
menghormati sekaligus menghargai keunikan pasangan. Kita nggak Cuma harus
melihat pasangan scara realistis, tapi juga harus mengasihi dan memperhatikan kualitas unik mereka.
Paulus
dalam 3:13 menuliskan, “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah
seorang akan yang lain apabila yang seroang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.”
Kita
bilang siap untuk menjalin sebuah hubungan, tetapi belum bisa menerima kekurangan yang ada dalam pribadi calon pasangan kita tersebut.
Seorang
gadis perfeksonis pernah datang kepada saya, menyatakan kalau ia telah menjalin
hubungan dengan seorang lelaki yang ia cintai. Mereka mulai membicarakan soal
pernikahan. Namun, satu hal yang membuat gadis ini ragu adalah sikap lelaki
yang cukup sembrono, suka meletakkan barang sembarangan, yang sangat bertentangan dengan pribadinya.
Kalau
kita pernah berada pada satu posisi dimana kita menyukai seseorang dan hendak
menjalin hubungan serius dengannya, tetapi kita tidak bisa menerima satu atau
dua sikap yang kita anggap buruk, maka berikut adalah tips yang bisa kita lakukan.
1. Buat daftar suka-tidak suka
Buatlah
sebuah daftar yang berisikan hal yang dikagumi dari pasangan, berikut dengan
daftar yang kita tidak sukai dari dirinya. Kemudian, bandingkan kedua daftar
tersebut. Apakah daftar yang kita sukai lebih banyak dibandingkan dengan daftar yang tidak kita sukai?
Cara
ini seringkali membantu untuk mengingatkan kita tentang hal-hal positif selain beberapa hal kecil yang terasa mengganggu saat ini untuk kita.
2. Pertimbangkan kemungkinan pasangan akan berubah atau tidak
Memang
sih, nggak ada orang yang benar-benar bisa berubah kecuali kalau Tuhan atau
dirinya sendiri yang menginginkan demikian. Dari daftar yang tidak kita sukai, bisakah kita mencoba untuk berdiskusi dengan pasangan?
Misalnya,
cara ia merapikan rumah, atau cara mengemudinya yang terlalu ngebut. Percaya
deh, kalau pasangan kita benar-benar mengasihi kita, lewat diskusi ini, ia pasti akan mencoba untuk menjadi pribadi yang lebih baik buat hubungan kita.
3. Coba tanyakan pada diri sendiri, emang beneran nggak bisa ditoleransi?
Bisa
saja apa yang kita permasalahkan sebenarnya nggak terlalu mengganggu buat
hubungan kita. Kita nggak bisa benar-benar mengubah seseorang. Yang bisa kita
ubah hanya diri kita sendiri. Berikan contoh yang baik pada pasangan, sehingga ia mengerti apa yang kita maksud tersebut.
4. Hargai dan hormati perbedaan pasangan
Setiap
manusia diciptakan dengan unik. Terkadang tindakan menghargai dan membangun
pasangan kita tidak hanya bisa membuat mereka berubah menjadi lebih baik lagi, tapi itu juga membuat kita bisa menghargai mereka lebih lagi.
Rasul
Paulus mengatakan pada kita, "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari
mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia." (Efesus 4:29).
Pasangan
kita membutuhkan kita untuk mendorong dan membangun mereka. Dunia ini penuh
dengan kritik dan hal-hal yang berusaha mengalahkan atau melemahkan. Rumah dan
hubungan-hubungan kita perlu menjadi tempat dimana kita diterima dan diteguhkan.
Jadi,
kita perlu berada dalam perspektif yang benar. Ingatlah kalau nggak ada pribadi
yang sempurna. Bahkan, sempurna sendiri bukan berarti tanpa cacat, melainkan
berarti selesai dengan baik dan benar.