Tidak bisa dipungkiri bahwa ketika melihat orang lain, hal
yang pertama sekali kita lakukan adalah menilai mereka.
Tapi hati-hati loh, jangan sampai penilaian itu berujung
pada penghakiman, karena tak seorang pun yang berhak menghakimi selain Tuhan.
Lagian dengan menilai dan menghakimi orang lain, maka kita
akan kehilangan kesempatan mengenal seseorang lebih dekat, dan secara tidak
sadar, kita mulai membangun batasan-batasan yang padahal batasan itu sudah
dihancurkan oleh kematian Yesus.
Inilah 3 cara yang kerap dilakukan dalam menilai orang. Sebaiknya hindari dan kasihilah sesamamu, apapun keadaan
mereka, karena kita sama di mata Tuhan!
1. Melihat dari
penampilan atau apa yang terlihat
"Jangan nilai buku dari luarnya. Mending dapet buku
komik yang sampulnya sederhana, daripada sampul bagus tapi ternyata isinya
tidak menarik.”
Begitu kata teman kamu, atau mungkin kata pepatah. Namun
sayang, meski kita tahu prinsip itu sejak dulu, pada praktiknya tetap saja
sangat susah. Ketika kita bertemu dengan orang pertama sekali, memberi skor
pada penampilannya adalah hal yang sering sulit dihindari.
Ingat tidak ketika Samuel berduka karena Saul dan hendak
mencari raja selanjutnya untuk Israel? Waktu itu Tuhan memberitahu Samuel untuk
menemui Isai karena Tuhan sudah memilih salah satu dari anak Isai untuk menjadi
raja bagi Israel.
Lalu ketika itu, Samuel pun pergi dan menemui Isai. Diantara
anak Isai, Samuel pun melihat Eliab.
Memang Alkitab tidak menulis bagaimana perawakan Eliab
dengan detail, tetapi yang jelas Samuel
terkesima melihat Eliab yang tinggi.
Tetapi apa yang Tuhan katakan, " ...Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab
Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat
apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati." (1 Sam 16:7)
Demikianlah kita juga menilai orang, tidak seharusnya
memandang mereka dari rupa saja. Baik buruk penampilannya, mengapa kita tidak
belajar melihat hati mereka seperti Allah. Melihat buah kasih yang dihasilkan
dari sikapnya dan caranya.
2. Menilai orang dari mendengar gosip
Sering sekali, bahkan kebanyakan orang dengan gampang
tergelincir dalam lubang gosip ini.
Mempercayai apa kata orang tanpa menguji dan melihatnya
terlebih dahulu.
Menceritakan dan menilai orang lain sebenarnya bukan
tanggung jawab kita. Apalagi jika orang itu tidak menyakiti dan tidak ada
urusannya sama kita.
Hey, hanya Tuhanlah yang bertanggung jawab untuk menghakimi
orang, bukan kita.
Rata-rata anak muda Kristen dengan sengaja berkecimpung ke
dalam dunia gosip ini. Menggosip dan setelah mengenal dengan dekat, baru tahu
bahwa dia tidak seperti yang kamu pikirkan dan dengarkan.
Jadi, ketika kamu diperhadapkan dengan gosip maka sebaiknya
periksa dulu kenyataan alias faktanya, jangan termakan gosip.
"Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah
perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang
mendengarnya beroleh kasih karunia." (Efesus 4:29)
3. Menilai orang dari
masa lalu mereka
Setiap orang di dunia ini memiliki masa lalu dan semua orang
di dunia ini, pasti pernah melakukan atau mengatakan sesuatu yang mereka
sesali.
Inilah sebabnya, kenapa kita perlu menghargai masa lalu
orang lain, dan tidak usah mendefinisikan orang hanya karena keputusan yang
salah di masa lalu mereka, tetapi lihatlah mereka yang sekarang, apa yang
mereka lakukan dan miliki sekarang.
Kamu juga punya masa lalu kan? Lantas, apakah Tuhan
melihatmu dari masa lalumu? Jika iya, mungkin Dia tidak ingin berteman dan
mengasihimu seperti detik ini.
Sebagai orang Kristen, saya pikir kita harus benar-benar
belajar untuk bersikap dan melihat sebagaimana yang Allah suka.
Sekarang, akuilah kepada Tuhan bahwa kamu sudah salah menilai
mereka dengan cara-cara seperti di atas.
Sekarang, berubahlah dan jangan lagi menilai orang dari penampilan, dari gosip,
ataupun masa lalu mereka ya.
Saya pikir, Tuhan akan senang dengan kita anak-anakNya, jika
kita bisa menerima orang lain dengan baik, seperti Dia menerima kita, dulu.