Semua yang didasari dengan perasaan cinta akan sulit
dimasukkan dalam akal sehat manusia, ada perasaan bahagia, sedih, kecewa dan berbunga-bunga, yang semuanya bercampur aduk.
Ketika dua sijoli menjalin cinta, terkadang, mereka akan dibutakan oleh cinta yang mereka bina.
Saya suka bicara hal ini kepada anak-anak yang datang untuk
konseling kepadaku, "Kalau sudah bicara perasaan, dan jatuh cinta sebelum
waktunya, maka akan sulit membedakan mana suara Tuhan dan mana suara hati dan perasaan."
Yap, hati-hati. Cinta yang dari Tuhan sikapnya saling
membangun, jika tidak dari Tuhan mungkin akan lenyap seiring waktu dengan ego masing-masing.
"Kita sudah pacaran 1 tahun dan sudah tunangan, tapi kok
kamu nggak mau sih tidur dengan aku? Nggak di apa-apain kok, cuma tidur bareng saja."
Haduh, pernah mendapatkan kata-kata demikian. Atau menggombal
dengan bahasa itu? Lalu kamu percaya saja, dan tidur bersama hingga melakukan seks?
Jika pernah, bertobatlah!
Saya rasa kita semua sebagai orang Kristen sepakat, bahwa seks hanya dilakukan setelah keduanya menjadi sepasang suami istri.
Kejadian
2:24, "Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging."
Dengan jelas, Alkitab menekankan bahwa seks hanya disediakan bagi suami dan istri, bukan bagi tunangan apalagi pacaran.
Jika kamu melakukan seks sebelum menikah, maka kamu melanggar
Firman Allah. Tetapi, jika sudah terjadi, saatnya bertobatlah dan jangan lakukan lagi.
Allah sangat mencintaimu dan kasih-Nya tanpa batas.
Mulailah untuk membangun hubungan dengan cara yang benar dan
kudus. Jika pacarmu atau tunanganmu terus menerus menuntut, tidak ada salahnya
untuk memutuskannya. Karena yang dari Allah tidak akan kemana, Allah akan menuntunmu. Jangan takut!
Inilah 3 cara praktis yang bisa kamu lakukan untuk membantu kamu dalam menjaga hubungan tetap kudus sampai menikah.
1. Carilah Tuhan
Cara terbaik agar kamu memiliki hubungan kudus yang tidak
keluar dari standard Allah apalagi membuatmu menyesal adalah dengan mencari Tuhan dahulu.
Baca Alkitabmu dan berdoalah secara khusus masalah pasangan dan hubungan.
Mohonlah supaya Tuhan menjelaskan dengan rinci standard yang Dia mau dalam berpacaran.
Begitu kamu tahu batasan-batsannya, maka berdoalah agar Roh Kudus menguatkan tekad kamu dalam melakukannya.
Kadang mendengar dan mengetahui itu mudah, dalam praktiknya sangatlah sulit.
Selain itu, ketika kamu berdoa, mintalah bimbingan Tuhan agar Dia membawa kamu kepada pria/wanita yang sepadan denganmu.
2. Komunikasikanlah batasan-batasan tersebut kepada pasangan kamu.
Ketika awal-awal pacaran, langsung bicarakan batasan-batasan pacaran kalian.
Jika dia nggak setuju dan berniat melakukan hubungan seks
dengan kamu, maka jangan lanjutkan hubungan dengannya. Kamu tau, itu tidak akan berhasil!
Komunikasikanlah batasan-batasan ini dengan jelas dan baik, demi menjaga kamu dari godaan dan jatuh dalam dosa.
Sebagai orang Kristen, seharusnya saling menghormati dan menghargai bait suci Allah kan? Jika pasangan kamu, cuek dengan hal itu, maka cobalah pikirkan lagi untuk menjalin hubungan dengannya lebih lanjut.
3. Melakukan evaluasi nafsu versus cinta dengan pasangan kamu
Mungkin sulit untuk membuat sebuah batasan dalam hubungan
ketika tindakan fisik tersebut pun kamu lakukan dengan anggota keluarga atau teman.
Misalnya, pasangan kamu pasti akan merasa aneh, karena kamu
membuat batasan tidak boleh berpelukan sampai menikah sementara kamu merangkul teman kamu, orang tua kamu bahkan tetangga kamu.
Kamu memberi ciuman kepada orangtua kamu, sementara kepada pacar kamu tidak.
Jadi, untuk mengukur area abu-abu ini dalam hubungan kamu maka
kamu perlu mengevaluasi apakah tindakan yang kalian lakukan adalah cinta atau karena nafsu?
Cinta mungkin bisa mendorong kita untuk saling berpelukan, cium pipi tetapi nafsu juga bisa memicu tindakan itu juga.
Jadi, lakukanlah evaluasi. Karena, jika berpelukan kepada
pasangan karena nafsu, itu bisa berakibat buruk dan menjalar kepada dosa yang buruk.
Nah, itulah 3 hal yang bisa kamu praktikkan untuk membangun hubungan yang benar dan kudus di hadapan Allah.
Intinya adalah bicarakanlah batasan-batasan yang benar sejak awal berpacaran. Dan bersepakatlah untuk tidak melanggarnya. Jangan bernegosiasi dengan dosa ya, miliki integritas dalam hal-hal seperti ini. Jangan dianggap enteng!
Sumber : crosswalk | Jawaban