Seorang penulis buku bernama Gary
Chapman pernah menulis bahwa, "Jatuh cinta adalah pengalaman yang
emosional dan obsesif. Namun, emosi bisa berubah dan obsesi bisa memudar.
Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata umur obsesi dari 'jatuh cinta' adalah dua tahun.
Untuk beberapa orang, mungkin bisa berlangsung sedikit lebih lama; beberapa
orang lebih cepat. Tetapi rata-rata
adalah dua tahun.”
Secara rasional, pasti dong kita tahu
bahwa hubungan bisa berubah. Hubungan nggak mungkin sama ketika hari pertama
menikah, lalu hari ke 1.900 kemudian hari ke 15.000. Untuk beberapa hal, ini
memang hal yang baik, karena cinta memang tumbuh tetapi untuk cinta bisa
bertumbuh harus ada sesuatu proses untuk mendorongnya.
Sama seperti tanaman, mereka membutuhkan
udara, tanah dan air untuk mendorong pertumbuhannya, dan hubungan membutuhkan
cinta, kepercayaan, waktu, kejujuran dan kesabaran untuk terus bertumbuh.
Sekarang pertanyaannya, sudah berapa
lama kamu menikah?
Apakah sudah 20 tahun, atau masih 5
tahun?
Bagiamana rasanya? Apakah hubungan
pernikahanmu masih penuh cinta seperti saat kalian
baru 1 bulan pernikahan?
Atau kamu justru sudah disibukkan dengan
banyak pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing, sehingga pernikahan berjalan
begitu saja tanpa ada cinta yang benar-benar dibangun dengan baik?
Hubungan pernikahanmu, hubungan cintamu
dengan istri/suami sangat mempengaruhi hubunganmu dengan anak-anak.
Jadi jangan heran jika jaman sekarang
ada banyak anak-anak muda yang kehilangan identitas diri, tidak percaya akan
cinta yang tulus, hanya karena melihat hubungan orangtuanya tak mesra,
seharmonis itu, melainkan hidup tanpa cinta yang menggebu-gebu lagi.
Seperti tanaman tadi, meskipun usia
pernikahan kamu sudah cukup lama sekalipun, tetaplah siram(i) supaya bertumbuh terus dan mekar serta
dinikmati anak dan cucumu. Hubungan tak akan pernah bisa tumbuh sepenuhnya
dengan cinta jika kamu cuma memperhatikan bagian-bagian tertentu saja.
1. Prioritaskan pasangan kamu, kendalikan ego kamu,
serta mulailah bicara secara mendalam dengan pasangan kamu. Disengaja ya!
Untuk menjaga rumah tangga kamu bisa
berjalan dengan lancar maka ada hal-hal yang perlu dibicarakan setiap hari.
Yang saya maksud bukan membicarakan
tentang siapa yang pergi belanja, siapa yang harus cuti untuk menjaga
anak-anak, atau siapa yang mengantar anak ke sekolah ya. Karena jika hanya ini
yang dibicarakan maka sama sekali nggak akan berkontribusi dalam pertumbuhan
hubungan kamu.
Kamu harus menyadari bahwa pasangan kamu
kaya akan cerita, baik itu tentang perjuangan atau impian. Salah satu alasan
mengapa Tuhan menyatukan kamu dengan pasanganmu adalah agar masing-masing
memiliki seseorang yang bisa membantu mereka keluar dari pergumulan, kisah dan
meraih impian.
Itu sebabnya kalian perlu bicara
mendalam soal ini, bukan untuk memperbaiki, menyelesaikan atau membuat sesuatu terjadi tetapi berusaha memahami dan menciptakan
ruang untuk saling mendengarkan.
Cobalah untuk menyediakan waktu meski
hanya 15 menit bicara secara mendalam
setiap hari. Baik itu sebelum tidur atau bangun tidur.
2. Nggak cuma berkorban ketika pacaran, menikah
pun perlu berkorban dan itu harus disengaja!
Salah satu alasan mengapa Tuhan sangat
peduli dengan pernikahan adalah karena melalui pernikahan kita bisa melihat
cerminan betapa Yesus sangat mencintai gerejanya.
Cinta yang dimaksud di sini adalah cinta agape yang tak bersyarat
melainkan abadi.
Kasih Yesus bagi kita begitu kuat
sehingga Dia rela mati untuk kita, itu adalah sebuah pengorbanan.
Jadi, dalam pernikahan, kita juga harus
berkorban satu sama lain.
Pernikahan yang baik adalah pernikahan
dimana kedua orang saling berkorban untuk kepentingan pernikahan bukan untuk
satu orang saja.
Dalam hubungan, khususnya pernikahan,
sangat gampang bagi kita untuk terjebak dalam keegoisan, atau kebutuhan dan
keinginan diri sendiri.
"Ketika dia melakukan A maka saya
akan melakukan B."
Sampai akhirnya siklus ini nggak ada
akhirnya. Percayalah, ini nggak akan membantu apa-apa dalam menumbuhkan cinta
dalam hubungan kamu.
Tepatnya, lakukanlah percakapan intim
dengan pasangan kamu. Beritahulah apa kebutuhan utama kamu dan gimana kamu bisa
bekerja sama untuk memprioritaskanya, juga tanya apa kebutuhannya
dan gimana kalian bisa memprioritaskannya demi hubungan yang lebih baik.
3. Lakukan hubungan seks secara sengaja, bukan
karena pas ingin saja!
Kesibukan, stres, urusan anak-anak,
jadwal yang saling bertentangan, berantem, sakit dan lain sebagainya tampaknya
pernah dialami oleh kita semua dan mungkin itu bisa menjadi alasan untuk tidak
bisa melakukan hubungan seks secara teratur.
Tetapi kamu harus tahu bahwa seks dalam
pernikahan dianggap penting oleh Tuhan untuk kesehatan hubungan kalian.
Seharusnya seks itu menyenangkan keduanya, nggak cuma seorang saja.
Mungkin ini nggak selalu terjadi, tetapi
coba deh telusuri apa penyebab
kalian kehilangan koneksi untuk melakukan seks secara teratur.
Bicaralah satu sama lain dan terbuka.
Setelah sekian lama dalam pernikahan, gimana perasaan kalian berdua mengenai
seks, apa yang menghalangi. Apakah masalah mental, masalah iman, emosional,
atau fisik sehingga kehidupan seks kalian nggak sehat?
Lantas, jalan apa yang bisa dilakukan
untuk kalian bisa kembali ke jalur seksualitas yang sehat?
Membangkitkan cinta dalam pernikahan perlu sebuah kesepakatan, karena
dalam kesepakatan ada kuasa. Jadi bicarakan dengan pasangan kamu, jangan
biarkan pernikahan kalian kendor hanya karena lamanya masa pernikahan.