Pada dasarnya terdapat banyak dampak negatif dari kasus pembully-an. Bukan hanya akan berdampak pada korban saja, melainkan pada pelakunya juga. Seperti Darel, salah satu penonton setia Superyouth Generation. Ia adalah salah satu siswa di SMP Negeri di Sukoharjo yang memiliki kecacatan fisik dari lahir. Ia tidak memiliki jari kelingking dan jari manis di salah satu tangannya. Karena kondisinya, ia mendapatkan bully dari teman-teman di sekolahnya. Ia selalu bingung harus berbuat apa, ia bingung dan tidak memiliki keberanian untuk menghentikan perbuatan teman-temannya. Seringkali saat pulang sekolah, ia menangis dengan perasaan tak berdaya. Kondisi ini ternyata juga berdampak buruk pada nilai sekolah dan emosinya yang jadi tidak stabil.
Sampai suatu hari ia melihat tayangan Superyouth Generation dengan tema "SPEAK UP". Tayangan Superyouth kali itu membahas tentang bully. Ia merasa pembahasan dalam tayangan sangat pas dengan apa yang dialaminya. Di akhir tayangan, ia mencatat nomor layanan curhat. Awalnya ia ragu untuk curhat, tapi akhirnya ia memberanikan diri untuk mengirimkan pesan melalui layanan WhatsApp Sahabat 24, dan menceritakan seluruh masalahnya.
Ia mendapatkan konseling dari konselor Sahabat 24, hingga akhirnya ia bisa Speak up kepada teman-temannya dengan mengatakan: "Aku tidak punya apa-apa, aku hanya seorang cacat dan tidak selayaknya seorang cacat diperlakukan seperti itu"
Terima kasih Mitra CBN telah mendukung pelayanan Superyouth Generation, supaya anak muda dapat berani menjalani hidup dengan benar sesuai dengan kehendak Tuhan.