Semua orang pastinya ingin bahagia, baik sebagai penerima kebahagiaan, maupun pemberi kebahagiaan. Kebahagiaaan biasanya terjadi karena dipengaruhi keadaan lingkungan sekitar, misalnya saat dipuji oleh teman, mendapatkan promosi di kantor, berhasil lulus ujian dan masih banyak keadaan lainnya. Berbeda lagi dengan sukacita, jika bahagia datangnya dari luar, sukacita datangnya dari dalam hati, tidak bisa dipengaruhi oleh keadaan sekitar.
Begitu banyak orang yang lebih mengejar bahagia daripada sukacita. Setiap orang bisa bahagia bersamaan dengan melakukan dosa, tapi orang yang sedang berbuat dosa sudah pasti kehilangan sukacitanya. Sukacita adalah buah Roh yang kedua, yang dihasilkan dari hubungan intim kita dengan Tuhan. Hubungan yang intim dengan Tuhan tidak dapat dibuat-buat, melainkan sebuah keputusan hati kita.
Sukacita membuat hati kita tetap gembira, keadaan sekitar tidak memiliki kuasa atas hidup kita. Dalam bersukacita kita membutuhkan iman, sedangkan kebahagiaaan tidak membutuhkan iman.
“Aku senantiasa memandang kepada TUHAN ; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.” (Mazmur 16:8-11)
Terima kasih telah mendukung dengan menjadi Mitra CBN, untuk membagikan sukacita yang berasal dari Tuhan kepada banyak orang, dari suku hingga bangsa.