Seperti yang dunia sudah ketahui bahwa
LGBT semakin marak dan terus berkembang, oleh karena itu, di Oklahoma,
sekelompok orang Kristen yang secara teologis konservatif akan mengadakan konferensi yang berpusat pada pencegahan yang
diyakini oleh organisator acara tersebut upaya para aktivis LGBT untuk
mempengaruhi gereja-gereja Injili.
Dikenal sebagai "God's Voice," konferensi tersebut dihadiri oleh kurang lebih 300 peserta dan diadakan pada tanggal 22-23 Februari (2019) di Edmond, Oklahoma.
Acara ini dibuat sebagai tanggapan dari pertemuan Revoice yang
sebelumnya diadakan pada tanggal 26-28 Juli tahun lalu di Memorial Presbyterian
Church di St. Louis, Missouri.
Misi resmi Revoice adalah untuk mendorong dan mendukung gay,
lesbian, ketertarikan pada sesama jenis dan
orang Kristen yang LGBT lainnya supaya mereka dapat berkembang sambil mengamati
sejarah doktrin pernikahan dan seksualitas dalam Kekristenan.
Meskipun organisator dan pembicara Revoice menegaskan
pemahaman tradisional mengenai seksualitas manusia, para kritikus justru berpandangan bahwa mereka mencoba mendorong agenda LGBT
masuk ke gereja-gereja injili.
Hal ini pun di responi oleh direktur eksekutif di First Stone sekaligus komite God's Voice, bahwa pesan mereka sangat kontras dengan Revoice karena mereka nggak menerima premis Kristen LBGT atau ideologi yang aneh.
Artikel Terkait :
Menduduki Posisi Penting, 4 Presiden Ini Tak Segan Menyuarakan Kekristenan Dalam Pidatonya
"Keinginan kami adalah membawa kejelasan tentang Firman
Tuhan. Firman Tuhan yang menjanjikan rahmat dan kasih karunia yang memiliki kuasa untuk membawa jiwa ke sebuah perubahan
yang tulus, terlahir kembali dan kepada kuasa
transformasi dari Tuhan," jelas Black kepada Christianpost.
Black memandang ‘harapan’ sebagai titik kunci untuk konferensi
"God's Voice" ini, dan dia mengatakan bahwa rahmat dan kasih karunia
Tuhan nggak akan membuat siapa pun terjebak dalam perbudakan dosa, dan berharap
semuanya harus berserah kepada Kekuasaan-Nya.
"Kami berharap orang-orang akan pulang dengan pemahaman
yang jelas tentang sejarah pernikahan ini dan alasan ‘mengapa’ dibalik ‘perusakan gejera’ dan
mengapa gereja -gereja injili utama di
Amerika merangkul gelombang baru ‘LGBTQ +
Kekristenan‘ ini dengan belas kasihan yang salah,"tambah Black
Semoga konferensi ini berjalan dengan baik dan penuh kasih ya.
Supaya gereja bisa meresponi dengan benar gerakan
LGBT Kristen sehingga kelompok tersebut bisa dibimbing
dengan kasih dan dikenalkan dengan firman Allah yang
otentik dan mengalami jamahan kuasa Allah yang memerdekakan mereka dari dosa sehingga
mereka bisa hidup dengan benar dan berubah dari jalan-jalan juga cara
berpikirnya yang salah.