Gereja Bukan Tempat Orang-orang yang Sempurna, Berhentilah Berpura-pura!
Sumber: careynieuwhof.com

Kata Alkitab / 19 February 2019

Kalangan Sendiri

Gereja Bukan Tempat Orang-orang yang Sempurna, Berhentilah Berpura-pura!

Lori Official Writer
4967

Di jaman sekarang, media sosial telah menjadi tempat dimana semua orang membangun hubungan, bertemu dengan orang baru, tempat berbagi ide baru dan bahkan saling berbagi kehidupan. Sosial media menjadi tempat yang memampukan semua orang bisa berinteraksi melalui layar.

Bukankah hal ini adalah fungsi gereja yang kita tahu? Gereja adalah tempat berkumpul, belajar, bertukar ide, bertumbuh dan sama-sama merayakan kemenangan bersama. Ini adalah tempat yang mampu mengubah hidup dan memperkuat hubungan satu sama lain diantara orang percaya.

Waktu kita login ke Facebook, kita mungkin akan melihat orang-orang yang tampil dengan perawakan dan perilaku yang baik. Mereka juga kadang akan memamerkan rumah mewah mereka, liburan keluarga yang sempurna, makanan yang nikmat atau bahkan pakaian yang bermerk. Jarang sekali ada orang yang akan memposting tumpukan baju kotor di keranjang, setumpuk tagihan yang masih perlu dibayar dan bahkan hubungan dengan pasangan dan anak-anak yang berantakan.

Pandangan sempurna di sosial media pada akhirnya merembes ke dalam gereja. Saat kita masuk ke gereja, sebagian besar orang mulai berpura-pura baik dan punya kehidupan yang sempurna. Mungkin mereka meyakini kalau mereka tampak baik-baik saja, maka semuanya akan baik-baik saja. Orang-orang yang datang ke gereja pun merasa tak lagi butuh bantuan dari pemimpinnya ataupun saudara seiman lainnya. Sebagian berpura-pura karena menghindari perlakuan dikasihani.

Baca Juga :

Ini 5 Kebiasaan Sederhana yang Bisa Bikin Kamu Fasih Berdoa

Apakah Kamu Menginginkan Kesempurnaan? Tak Ada Yang Sempurna Kecuali Allah!

Tapi tahu gak sih, pandangan itu sebenarnya keliru!

Gak ada yang sempurna di dunia ini. Kita adalah orang yang gak sempurna dan menunjukkan kelemahan kita sama sekali bukan hal yang tabu.

Bacalah semua isi Alkitab. Semuanya akan sempurna kalau Tuhan menulis buku tentang orang-orang yang sempurna di dunia yang sempurna untuk melakukan hal-hal yang sempurna. Akan ada kisah-kisah orang sempurna yang kita baca. Tapi sayangnya, cerita yang kita dengar sekarang pasti akan sangat berbeda dengan versi sempurnanya.

Kalau semuanya sempurna maka gak akan ada salib, gak akan ada kebangkitan dan gak akan hadir Yesus Kristus sebagai juruslamat. Kalau dunia ini sempurna apa gunanya kematian Yesus?

“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah..” (Roma 3: 23)

 Kalau Alkitab disusun dari semua cerita sempurna tentang orang-orang yang sempurna, Alkitab pasti akan jadi buku yang sangat membosankan dan gak lagi penting untuk menginspirasi orang lain.

Tuhan sendiri justru menunjukkan kepada kita kalau Dia bekerja melalui orang-orang yang berdosa, seperti pemabuk, pencuri, pelacur, pembunuh dan sebagainya. Justru dengan hal itulah Tuhan mengubah hidup mereka dan memakai mereka dengan caraNya yang ajaib.

Tuhan meminta kita menjalani hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Tapi Dia tidak pernah meminta kita hidup berpura-pura seolah kita baik-baik saja. Saat kita melakukannya, kita sebenarnya justru mengurangi kuasa Injil bekerja dalam hidup orang lain. Kemunafikan seperti inilah yang membuat orang-orang Farisi dikritik oleh Yesus.

“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.” (Matius 23: 13)

Jangan sampai kita berperilaku menipu diri sendiri di gereja sama seperti kebanyakan orang lakukan di sosial media. Itu bukanlah sifat yang Tuhan mau kita tunjukkan. Jangan sampai kepura-puraan kita justru membuat orang-orang lain berpikir kalau gereja adalah tempat bagi orang-orang yang sempurna saja dan akhirnya enggan untuk masuk dalam komunitas gereja.

Mari renungkan apa yang disampaikan Paulus kepada jemaat Korintus ini. Dia bahkan mengaku bahwa dalam kelemahanlah kuasa Tuhan dinyatakan.

“Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna. Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku…Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.” (2 Korintus 12: 9-10)

Jadi, sebagai gereja Tuhan mari menjadi pribadi yang otentik dan jujur. Gak ada yang sempurna, begitu juga denganmu. Jadi, mulailah terbuka dengan seorang akan yang lain supaya dengan itu gereja Tuhan dibangun di dalam kasih persaudaraan.

Sumber : Crosswalk.com/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami