Konsep berpacaran adalah salah satu aspek yang paling banyak
dikomentari dan dipertanyakan oleh semua orang dalam perjalanan hidup sebagai seorang Kristen yang setia.
Sebagian besar pertanyaannya muncul karena bentuk pacaran jaman modern sekarang
sangat berbeda jika dibandingkan tradisi kontekstual
pada jaman Alkitab.
Meskipun sudah beberapa kesaksian Alkitab mengenai pernikahan secara budaya jauh berbeda dengan apa yang terjadi
dalam budaya hari-hari ini Alkitab tetap relevan
memberikan dasar kebenaran tentang pernikahan yang Alkitabiah.
Tetapi sederhananya, hubungan yang benar adalah hubungan di
mana kedua belah pihak terus menerus mengejar Tuhan, dan berjalan dalam
panggilan-Nya.
Memang, sebaiknya sebelum menikah, kita harus saling mengenal dengan baik dulu dengan pasangan yang
akan kita nikahi.
Mengapa
perlu memiliki hubungan?
Karena hubungan pertama sekali dilembagakan oleh hati Allah.
Ingat, ketika di Taman Eden, Allah membuat sebuah hubungan dengan diri-Nya
melalui manusia pertama yaitu Adam. Dan Adam berjalan dengan Tuhan,
bercakap-cakap di Taman, mencintai dan Adam mengenal Penciptanya dengan baik.
Lalu dikejadian 2, Allah melahirkan hubungan yang terpenting dimiliki pria
yaitu hubungan pernikahan dengan seorang wanita, Hawa.
Faktanya satu-satunya pernikahan yang
paling sempurna adalah pernikahan Adam dan Hawa sebelum
mereka jatuh dalam dosa.
Kejadian
2:18, Allah berfirman "Tidak baik,
kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang
sepadan dengan dia."
Jadi, sejak awal, Alah sudah bermaksud membuat manusia untuk
tidak berjalan sendirian.
Dia memang sudah bermaksud membuat penolong bagi Adam,satu-satunya orang yang benar-benar akan
melengkapinya.
Lalu,
seperti apa seharusnya hubungan itu?
Alkitab banyak sekali membahas mengenai perkembangan hubungan.
Salah satu kunci ketika kita membaca Alkitab, adalah mengentahui konteks
Alkitab tersebut ditujukan atau ditulis untuk siapa dan bagaimana budaya ketika itu.
Sampai saat ini, firman Tuhan pun tak berubah meski budayanya
berubah. Firman tersebut tetap harus menjadi pedoman
bagi kita sampai saat ini.
Banyak pernikahan yang diserahkan kepada instruksi Tuhan dan diatur
oleh Tuhan, misalnya Yakub dan Ribka yang bersatu karena wahyu Allah kepada
hamba Yakub.
Selain itu, ada juga pernikahan yang diatur oleh manusia,
seperti Yusuf dan Maria yang menyatu karena memang saling cinta dan suka. Meski
begitu, Tuhan pun menggunakan keduanya masuk ke dalam rencana kedaulatan-Nya.
Apa yang penting kita sadari dalam hubungan berpacaran hingga
menikah adalah bahwa dalam pacaran dan pernikahan yang
bahkan di atur oleh manusia, yaitu Allah
tetap Pribadi yang mengijinkan hal tersebut terjadi.
Supaya pernikahan dan hubungan pacaran itu sungguh-sungguh terjadi seperti yang
Dia kehendaki.
Allah memilih pria yang spesifik dan wanita yang spesifik
untuk masuk dalam panggilan Kerajaan-Nya dalam pernikahan.
Apa
tujuan berpacaran?
Pada akhirnya, tujuan berpacaran adalah melakukan apapun yang
dianggap oleh Tuhan baik.
Mungkin bagi sebagian orang, Dia akan menyebut suatu musim
dimana dua orang yang pacaran dengan harapan
atau niat untuk menikah, tetapi bisa juga orang itu
belajar tentang sesuatu atau persahabatan.
Ini penting untuk diketahui, karena ada banyak orang yang
terjebak dalam kepercayaan bahwa orang yang dia kencani harus menjadi
pasangannya.
Tidak masalah jika memang memiliki tujuan dan harapan demikian
tetapi kan tidak semua hubungan dimaksudkan untuk menghasilkan pernikahan. Ada
yang diizinkan untuk mengajarkan kita sesuatu, masuk ke musim yang baru dan
mengubah karakter kita.
Jadi, yang terpenting dalam sebuah berpacaran adalah selalu bersama Tuhan dan menyadari bahwa pasangan
adalah milik Tuhan bukan milik sendiri.
Sehingga ketika kalian berpacaran, kalian saling menghormati,
saling perhatian dan menghargai, juga saling
berdoa satu sama lain sampai kepada pernikahan nanti.
Jika tidak menikah, kalian bisa menjadi sahabat dalam Yesus.
Jadi, itulah yang Alkitab katakan soal berpacaran. So, kalau sekarang kamu sudah pacaran,
ingat ya, bahwa pacarmu bukan milikmu tetapi milik Allah! Berdoalah, jalanilah
dan saling menghargai dalam Kristus.