Tak bisa dibayangkan bagaimana perasaan orangtua Agustinus Wunblolong
saat tau anaknya, yang merupakan mahasiswa Fakultas Hukum, Kupang itu suka mencuri
motor di kampusnya. Bukan hanya satu unit motor, tapi Agustinus sudah meraibkan sebanyak 5 motor.
Anak muda seusianya tentu saja sangat disayangkan mencuri barang
milik orang lain. Apalagi dia dikenal masih punya orangtua yang mungkin masih sanggup membiaya kehidupannya.
Ada banyak orangtua yang mungkin ada di posisi yang sama.
Saat tahu anaknya suka mencuri barang milik orang lain untuk tujuan mendapatkan
uang, pastilah ada rasa sedih yang terbersit. Apalagi jika orangtua sama sekali tak pernah mengajarkan anak-anaknya soal mencuri.
Kalau tindakan ini sudah kerap dilakukan anak, saatnya orangtua bertindak untuk mencegahnya dengan 5 cara ini:
1. Biarkan anak menerima konsekuensinya
Setiap orangtua tentu saja mengajarkan anak kalau mengingini bahkan
mengambil barang milik orang lain adalah dosa atau kejahatan. Kalau ternyata sekalipun
anak tahu hal itu tapi melakukannya juga, tegaskanlah kalau dia harus mempertanggungjawabkan
perbuatan secara hukum. Mungkin dia ketahuan mencuri dari sebuah toko tanpa membayar
dan kedapatan oleh petugas. Maka mintalah anak untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya sendiri.
Sebagai orangtua pasti kita akan merasa sedih dan kecewa. Tapi
sebagai orangtua, ajarlah dia untuk jera melakukan kejahatan dengan membiarkan dia dibentuk lewat masalah yang dia hadapi.
Bukankah Tuhan mendisiplinkan kita dengan menyapih kita saat kita
berbuat dosa? Orangtua juga perlu mengajarkan anak tentang kebenaran dengan cara yang sedikit menyakitkan namun bertujuan untuk kebaikan.
2. Terapkan hukuman kalau-kalau anak berulah lagi
Hukuman yang dimaksud di sini adalah hukuman yang bersifat positif. Misalnya, saat anak kedapatan mencuri uang dari dompet orangtua. Cobalah menghukumnya dengan memintanya membayar semua uang yang sudah dia curi. Meskipun hukuman ini akan memakan waktu yang panjang baginya, tapi dengan itu dia akan belajar untuk tak lagi mau melakukannya. Hukuman lain yang mungkin bisa diterapkan kepada anak adalah dengan menebusnya melalui pekerjaan-pekerjaan rumah. Misalnya, saat dia kedapatan mencuri barang orang lain hukum anak untuk mengambil tanggung jawab di rumah seperti menjaga adik seharian, gak boleh main, membersihkan rumah atau gak dikasih jajan selama seminggu atau sebulan.
Baca Juga :
Yuk Ajak Anak Saat Teduh Sejak Dini, Mulai Dengan 7 Cara Sederhana Ini Aja!
Selain Buruk Bagi Kesehatan Gigi, Ini Alasan Balita Gak Boleh Makan Permen
3. Mulai terbuka dengan anak. Tanyakan alasan dia melakukan kejahatan itu
Anak mungkin memilih untuk mencuri karena alasan lain. Misalnya,
dia terlibat gambling dengan teman-temannya. Atau karena mengingini barang orang lain dan banyak alasan lainnya.
Nah, dengan mengetahui alasan ini orangtua bisa melakukan pendekatan
yang jujur kepada anak. Ingatkan anak kalau mencuri adalah tindakan kriminal yang
bisa berujung pada pidana hukum. Jika dia ternyata terlibat gambling, jelaskan bahwa
dia sudah melanggar kepercayaan yang diberikan kepadanya. Dan untuk alasan apapun
dia mencuri, jelaskan kalau tindakan itu hanya akan merugikan dirinya sendiri dan masa depannya.
4. Kalau anak ternyata mencuri karena kekurangan uang, sediakanlah sumber penghasilan alternatif
Kalau ternyata anak mencuri hanya demi bisa membeli barang
yang dia mau. Doronglah anak untuk bisa memiliki barang itu dengan cara yang halal
dan didapatkan dari hasil jerih lelahnya. Jadi, ijinkan anak untuk mandiri dan mengambil
pekerjaan-pekerjaan ringan untuk menambah uang sakunya. Hal ini bukan hanya mencegahnya mencuri tapi juga bisa membentuk anak menjadi pribadi yang bertanggung jawab.
5. Carikan anak pembimbing rohani, jika ternyata dia tak jera mencuri
Sebagian anak mungkin sudah mulai kebal dengan nasihat orangtuanya.
Akibatnya, anak akan terus menerus mencuri dan merugikan orang lain. Hal yang bisa
orangtua lakukan adalah dengan mencarikan anak pembimbing yang tepat. Paksalah anak
untuk mengambil waktu bertemu dengan pembimbingnya dan belajar tentang firman Tuhan.
Dengan pengenalan akan Tuhan, tak tertutup kemungkinan jika anak bisa berubah dan berhenti mencuri.
“Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa
mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.” (Amsal 13:24)