Di usianya yang masih muda, 19 tahun, mantan pramugari Lion Air
Laura Lazarus menuturkan pengalamannya pernah dua kali mengalami kecelakaan pesawat.
Dua kecelakaan pesawat itu terjadi pada tahun 2004. Kecelakaan pertama di Solo terjadi saat pesawat
keluar dari landasan pacu dan roda depan terbenam di lumpur. Untungnya kecelakaan
ini tak menyebabkan luka atau cidera apa-apa. Namun kecelakaan kedua yang
terjadi di Palembang pada November 2004 yang terbilang parah karena saat itu Laura
menuturkan bahwa saat hendak mendarat, terjadi goncangan hebat di udara. Dan
saat mencoba untuk mendarat, pesawat tiba-tiba keluar landasan, menabrak pagar dan berhenti di atas kuburan.
Akibat dari kecelakaan ini, pilot dan sejumlah rekan pramugari
meninggal dunia. Sementara Laura mengalami luka yang cukup parah di bagian wajah,
kehilangan jari dan patah tulang kaki. Setelah kecelakaan, Laura harus intens menjalani
operasi lebih dari 19 kali selama 1.5 tahun. Dan bahkan sampai tahun 2017 lalu dirinya
masih terus menjalani operasi untuk memulihkan dampak dari luka kecelakaan yang dia alami itu.
“Sebagian muka saya hancur dan tulang pipi saya remuk. Saat
itu tangan saya copot, pinggang patah, kaki patah, betis hilang setengah
bagian,” tutur Laura saat diundang dalam acara Talkshow Indonesia Lawyers Club (ILC).
Meski pernah kecelakaan pesawat, tapi Laura mengaku tak ingin trauma naik pesawat. “Banyak orang bertanya kepadaku “kok bisa dan berani naik pesawat lagi setelah mengalami kecelakaan pesawat?” Memang apa yang aku lalui tidaklah mudah, bayangkan…2 kali ngalamin kecelakaan pesawat saat bertugas. Ngebayangin aja harus naik pesawat lagi, perut aku rasanya mua,” tulisnya dalam blog pribadinya lauralazarus.net.
Baca Juga :
Meski di awal-awal pasca kecelakaan dia mengaku masih trauma
dan harus kembali naik pesawat lagi setahun setelah kecelakaan, dia benar-benar
ketakutan. Tapi Laura berhasil mengatasi trauma tersebut dengan mengubah pola
pikirnya yaitu dengan menghadapi trauma itu sendiri, berdoa dan smenyadari
kalau peristiwa kecelakaan yang dia alami sudah berlalu. Dan langkah inilah yang membuatnya berhasil melalui masa-masa trauma saat hendak naik pesawat.
Seperti diketahui, setelah kecelakaan itu Laura memutuskan untuk
tak lagi kembali sebagai pramugari. Perlahan-lahan dia kembali bangkit dari pengalaman
mengerikan itu dan memulai hidup baru menjadi penulis dan telah meluncurkan buku hasil pengalamannya sendiri berjudul Unbroken Wings.
Saat ini Laura juga aktif menjadi pembicara dan konsultan penulisan
di salah satu penerbitan di Indonesia.
Semoga kisah ini menginspirasi kita semua dan membuat setiap
kita yang tengah dihantui rasa takut pasca kecelakaan pesawat Lion Air JT 160 mampu
mengatasi ketakutan dan trauma kita.